Gosip (1)

286 22 8
                                    

Ditulis, 25 April 2021.

Ditulis, 25 April 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌇🌇🌇

Pagi hari Selasa Tarissa sudah siap dengan pakaian kerjanya. Dia juga sudah sarapan dan membersihkan rumah. Sekarang saatnya berjalan ke depan jalan raya untuk menunggu angkot.

Setibanya di sana, beberapa orang juga tampak menunggu angkutan umum. Ada yang membawa keranjang belanjaan, tas besar, kardus, bahkan ayam. Dia tersenyum ramah pada mereka.

Angkutan datang. Namun tampaknya tidak akan muat jika dia ikutan naik di sana. Karena tidak ingin membuat yang lain sesak, akhirnya dia memilih untuk menunggu angkot yang selanjutnya.

Belum semenit dia menunggu sebuah mobil sedan hitam berhenti di depannya. Ia pikir pemilik mobil itu sedang menunggu orang lain. Namun saat kaca jendela diturunkan, wajah bos tampan yang terlihat.

"Naik. Bareng sama saya," ucap lelaki itu.

Tarissa mengangguk dan tanpa pikir dua kali dia membuka pintu masuk. Dari pada terlambat lebih baik numpang.

Di dalam mobil tidak ada yang bersuara. Pak Ilham berdehem lalu mulai bersuara. "Kamu yang ngerjain laporan keuangan semalam?" tanya lelaki itu.

"Iya."

"Hasilnya tidak ada yang salah. Bahkan lebih rapi dari yang saya kerjakan," puji pak Ilham.

Tarissa tersenyum. "Terimakasih, Pak."

"Kenapa kamu gak lamar kerja jadi akuntan aja? Malah jadi cleaning servis," tanya lelaki itu heran. Ada nada merendahkan saat dia menyebut profesi yang Tarissa pilih.

"Gak mau ngerjain hal ribet," sahut perempuan itu.

"Gajinya lebih gede, lho, dari posisi kamu yang sekarang."

"Uang saya udah banyak."

"Trus, kenapa kamu kerja?"

"Biar gak gabut aja."

Pak Ilham menginjak rem tiba-tiba, membuat kedua penghuni mobil itu terlonjak ke depan jika saja tidak memakai sabuk pengaman. "Maaf-maaf. Saya kaget," katanya.

Lagi-lagi Tarissa tertawa. Tidak kaget dengan respon lelaki tampan ini. Ah, berapa kali dia menyebut tampan? Sebab bos galaknya ini memang benar-benar tampan. Sekarang saja hanya dengan balutan kemeja biru tua lelaki ini tampak menggoda.

"Bapak kok bisa lewat tempat tadi? Rumah Bapak bukannya beda arah?" Kali ini dia yang bertanya. Sebab aneh saja jika pak Ilham tiba-tiba muncul di depannya seperti tadi.

"Saya ingin menjemput kamu." Pak Ilham menjawab dengan jujur. Tarissa berkedip lucu dan dengan cepat memberi dua jempol secara diam-diam pada lelaki ini. Ternyata bosnya tidak gengsian ya.

"Makasih udah repot-repot," ujarnya.

"Hm."

Sekarang mereka sudah memasuki kawasan pabrik. Beberapa karyawan yang berada di parkiran menatap tanpa kedip pada kedua orang yang baru keluar dari mobil. Cukup langka karena bos mereka terlihat tidak peduli pada perempuan.

Mantan NyusahinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang