🍁[17] - I Love You

825 131 5
                                    

Disclaimer Masashi Kishimoto

A story by X_Raid

DUNGEON

Hug Me To Your Dark World and Kiss Me To Dead

🍁

Love, hug me..

🍁

Naruto memangut bibir Hinata lembut tapi menuntut, seakan melumpuhkan semua sel saraf Hinata dan membuat gadis itu merasa lemas. Tubuh mereka saling menempel tanpa adanya penghalang sama sekali.

Lalu, secara perlahan Naruto meraih kaki Hinata dan mengarahkan gadis itu untuk memeluk pinggangnya. Hinata menurut, semakin menempelkan tubuh mereka. Pemuda itu mengumpat, merasakan sensasi asing yang menyenangkan menggerayai tubuhnya.

Nafas Hinata terengah-engah ketika Naruto memutuskan ciuman diantara mereka dan mengecup lehernya, meninggalkan bekas kemerahan yang Hinata yakini akan bertenger cantik hingga beberapa hari kedepan.

Naruto tersenyum puas, berbisik pelan ditelinga Hinata. "Bagaimana ? Aku bahkan memberimu lebih dari satu ?"

Hinata merinding, lututnya lemas seketika. Manik amethysnya berkabut gairah saat Naruto kembali menciumi seluruh permukaan tubuhnya. Desahan serta geraman menjadi irama yang begitu panjang pada malam itu.

Hinata mengerang frustasi, apakah hanya perasaannya saja atau Naruto memang sengaja menjahili dirinya dengan tidak melakukan 'kegiatan' intinya bahkan setelah foreplay selama hampir satu jam.

Pekikan keluar dari bibir Hinata begitu Naruto memainkan dadanya, pikiran Hinata blank. Naruto menyeringai senang kemudian menyusupkan kepalanya dicelah leher kiri gadisnya. Menghirup aroma lavender yang menguar dengan rakus.

Maniknya berubah sewarna emas, mendekatkan taringnya tepat dititik pembuluh darah gadis itu. Naruto yakin dia harus melakukan ini sekarang juga disini.

"Kau siap Hinata ?"

Manik Hinata terbuka, memancarkan warna putih polos yang membuat Naruto tau bahwa Hinatanya sudah siap. Hinata tidak bisa berpikir jernih lagi saat Naruto menancapkan taringnya dilehernya.

Gadis itu berteriak, rasa panas dilehernya membuat Hinata mencengkram pundak telanjang Naruto hingga berdarah. Pemuda itu sama sekali tidak memperdulikan cakaran Hinata ditubuhnya, bahkan dengan sengaja memasukan jemarinya kedalam mulut Hinata untuk digigit.

Darah dari jarinya merembres masuk kedalam mulut Hinata, Naruto menatap gadis itu lekat beberapa saat sebelum meneguk darah Hinata. Manik gadis itu membola, tubuhnya terasa terbakar tapi dia tetap menahannya dengan menggigit jari Naruto sebagai pelampiasan.

Setelah merasa cukup Naruto mencabut taringnya dan mengeluarkan jari jempol dan telunjuknya dari mulut Hinata. Gadis itu menggelinjang hebat, sekarang bukan hanya rasa panas tapi sengatan listrik seperti mengalir deras dipembuluh darahnya.

Naruto menggeram rendah kemudian menjilati bekas taringnya, jeritan Hinata lolos saat Naruto menghujam tubuhnya dengan tiba-tiba. Fokusnya pecah, terbagi antara rasa nikmat dan panas dileher kirinya.

Hinata memeluk Naruto erat, tubuh mereka berguncang hebat seiring dengan gerakan Naruto yang bertambah cepat. Hinata tidak bisa merasakan apa-apalagi setelah rasa panas dilehernya menghilang. Tubuhnya seakan dibawa terbang kedalam lautan kenikmatan yang membuatnya terus menjerit menyerukan nama Naruto.

DUNGEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang