Disclaimer Masashi Kishimoto
A story by X_Raid
DUNGEON
Hug Me To Your Dark World and Kiss Me To Dead
🍁
Your tears..
🍁
Hinata meremat jemarinya gugup setelah wanita yang bertugas merias wajahnya menyelesaikan tugasnya, meninggalkan Hinata dengan perasaan gundah.
Sakura yang menyadari keadaan Hinata pun tersenyum tipis kemudian menghiasi rambut Hinata dengan tiara yang menyerupai bros bunga disekitaran sanggulnya.
Gadis bersurai merah muda itu merapikan kain sejenis veil yang menutupi sanggul Hinata. "Kau sangat cantik Hinata." pujinya.
Terdengar helaan nafas gusar dari gadis yang sudah mengenakan gaun pengantin itu. "Entahlah, aku merasa sangat gugup dan.. firasatku mengatakan sesuatu yang besar akan terjadi."
"Tentu saja sesuatu yang besar akan terjadi, pernikahan kalian, penobatanmu.. bukankah itu sesuatu yang besar." ucap Sakura berusaha menenangkan.
Hinata membalas perkataan Sakura dengan senyum tipis, tidak peduli dengan apa yang baru saja ia dengar, Hinata tetap merasa sesuatu yang besar akan terjadi. Bukan kebahagiaan, tapi jerit tangisan yang membuatnya sangat takut saat ini.
"Hey, sayang lihatlah. Hinata kita sudah besar, dia terlihat sangat cantik dengan gaun pengantinnya."
Hinata menoleh dan mendapati kedua orang tuanya berdiri disampingnya, dia pun berdiri kemudian memeluk ibunya erat.
"Eh, kau kenapa ? Kau gugup ?" tanya Hikari lembut sembari mengusap punggungnya.
"Bukankah itu hal yang wajar, karna Hinata akan menempuh hidup baru setelah ini." Timpal Hiashi.
Hinata bergumam membalas perkataan kedua orang tuanya, setidaknya keberadaan mereka saat ini sedikit banyak menekan rasa takut dibatin Hinata. Dia tidak pernah merasa setakut ini.
Inginnya Hinata untuk menyerukan perasaan gundahnya, tapi melihat suasana bahagia disekitarnya membuatnya mengurungkan hal itu.
Mungkin apa yang dikatakan Sakura benar, semua ini hanyalah perasaannya saja.
Hinata pun menarik nafas panjang kemudian melerai pelukannya, dia tersenyum lembut menatap kedua orang tuanya.
"Terima kasih karna sudah membesarkanku dengan penuh cinta selama ini, aku pasti merindukan kalian." ucap Hinata.
Hikari menatap putrinya dengan mata berkaca-kaca, "kau akan tetap menjadi putri kami sayang, pernikahan tidak akan mengubah apapun. Jadi jangan ucapkan kata perpisahan seperti kau akan pergi jauh."
Hinata terkekeh mendengar perkataan ibunya, "Tentu saja, aku akan sering berkunjung kerumah untuk menghabiskan kue buatan Kaa-san."
"Aku senang mendengarnya."
Hiashi kemudian mengusap pelan puncak kepala Hinata, membuat gadis itu memejamkan matanya menikmati sentuhan lembut ayahnya.
"Aku mendoakan yang terbaik untukmu." ucap Hiashi.
Hinata mengangguk kemudian memeluk ayahnya. Menyandarkan kepalanya disana dengan perasaan tenang.
Sakura tersenyum melihat interaksi mereka, dia kemudian meraih lengan Hikari dan merangkulnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNGEON
أدب الهواة[END-Tersedia PDF] Disclaimer Masashi Kishimoto 🍁 Hinata tidak pernah mengira, jika hal remeh yang selama ini ia abaikan malah menjadi mimpi buruk untuknya. Berpikir bahwa hidupnya monoton dan berharap akan ada hal menantang untuk ia taklukan terny...