Direct Message

2.7K 126 4
                                    


“Hah..aku lelah mencari tau siapa sebenarnya akun aneh yang terus berdatangan di DM Ig milikku” ucapnya pasrah dan mencampakkan ponselnya asal

“Sudah kukatakan bayar saja hacker yang ahli agar identitas pria itu terbongkar. Lalu jika sudah kau bisa tinggal melaporkannya Tae”

Taeyong memandang nanar sahabatnya. “Kau pikir membayar mereka itu murah ha? Belum lagi aku harus mencari mereka kemana mana. Aku tidak mau membuang tenagaku untuk hal bodoh seperti itu”

“Jika sudah seperti itu ,jangan selalu mengeluh setiap hari. Aku yang mendengaranya sudah bosan”

“Hei! Apa begitu caramu berbicara kepada sahabatmu ini?!”

“Jika bisa,coba kau cari orang lain yang tahan dengan keluhanmu itu setiap hari. Cuman aku. Nakamoto Yuta. Yang tahan dengan keluhanmu itu setiap hari kau tau!”

Taeyong memutar bola matanya malas dan kembali merebahkan tubuhnya di kasur. Ia mengambil ponsel pintarnya lagi dan mengecek akun tanpa nama,bio,profile itu. 3 kali seminggu Taeyong akan mendapatkan DM an aneh yang isinya tidak tau berbahasa apa. Taeyong terlalu bodo amat untuk mencari tau. Buang buang tenaga saja ,katanya.

Dan yang membuat Taeyong semakin heran adalah 30 menit setelahnya akun itu hilang tanpa jejak dan Taeyong sama sekali tidak paham. Apakah ada seseorang segabut dan seaneh itu untuk mengejainya 3 kali seminggu? Sudah pasti dia membut’uhkan banyak nomor untuk akun yang bergantian seperti itu.

“Apakah dia fansku? Atau dia adalah pe-“

“Sudah pasti pembencimu. Dia pasti pria yang tidak ada kerjaan bodoh. Kenapa otakmu sempit sekali dalam berfikir”

“Bisa saja dia fansku. Memangnya kenapa jika ada pria yang menjadi fansku? Kau tau sendiri sahabatmu ini terlalu memikat Yut"

“Terserahmu saja. Aku malas meladenimu. Lebih baik fokus pada tugasku”

“Tidak ada yang memintamu untuk meladeniku. Toh aku juga berbicara sendiri dari tadi. Kau saja sibuk menyahutiku”

Yuta hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya pasrah. Kenapa? Karna berdebat dengan manusia sepertinya sama saja berdebat dengan orang hutan. Beda alam dengan manusia normal. Tingkah lakunya saja seperti orang kampungan. Terkadang dia berfikir bagaimana bisa ia berteman dengan orang seperti Taeyong itu.

“Kau mau kemana?” Tanya Yuta ketika melihat Taeyong keluar dari kamarnya

“Mencari sahabat baru!”  tukas Taeyong dengan penekanan

“Seperti ada saja yang ingin bersahabat denganmu”

“Jika ada kau akan apa?”

“Tidak akan ada apa apa”

Taeyong memajukan bibirnya dan membuka pintu kamar. Ia beralih keluar dan sebenarnya tidak mau kemana. Dia ada tujuan namun setelah Yuta menanyainya kemana,ia jadi tidak ingat harus kemana.
.

Disini Taeyong sekarang. Berada diluar Alfamart dengan hoodie dan celana pendeknya. Ia lapar dan kebetulan ada Alfamart didekat rumah sahabatnya itu.

“Nah. Yupi dan Susu. Kalian memang hal terindah yang ada didunia ini” dramatisirnya berlebihan.

Katakanlah umurnya memang sudah tidak muda lagi. Tapi dia memakan hal yang harusnya difavoritkan untuk anak kecil. Dan untung saja. Tidak ada yang pernah mengusik dirinya tentang hal ini. Jika ada yang mengusik pun, rasa rasanya Taeyong akan bodo amat. Karna apa? Makanan adalah makanan untuknya. Jadi orang lain tidak perlu menyibukkan diri dengan hal yang ia sukai.

Sambil menikmati kendaraan berlalu lalang dari tempat duduknya, Taeyong tak lupa menonton film favoritnya. Tentu saja Pororo.
Hal yang ada dalam diri Taeyong memang bisa digambarkan hanya dengan melihat wajahnya itu. Ada beberapa orang yang kaget ketika tau hal hal favorit Taeyong dan ada juga yang langsung maklum negitu melihat wajahnya.

Ah jika kalian belum tau, Taeyong lumayan terkenal dikalangan sekolah,Instagram dan hal hal lainnya. Itu semua juga karna bakat dan kepintarannya. Jika disinggunng dengan wajah tampan, ia akan mengelak dan mengatakan bahwa itu hanya nilai plus dari Tuhan. Padahal didalam hati, ia bersorak dengan senang setiap ada yang memujinya. Terlebih lagi dia akan memamerkannya pada Yuta.

Hal yang dianggap orang lain aneh pada dirinya yaitu candunya pada pelajaran Matematika. Coba tanyakan saja pada separuh penduduk dunia. Siapa yang tidak menyukai Matematika.

Pasti lebih dari setengah. Sedangkan disinii, Taeyong sangat gemar dengan hitung hitungan. Bahkan dengan senang hati mengerjakan tugas tugas temannya yang men DM nya lewat Instagram.

Yuta selalu memarahinya jika Taeyong selalu berbuat seperti itu. Taeyong hanya mengiya iyakan tanpa menuruti Yuta. Akhirnya dengan perjanjian , Taeyong hanya boleh membantu beberapa dari mereka.

Jika ada yang langsung menanyakan jawaban, Taeyong tidak boleh meladeni. Tapi jika mereka menanyakan dengan sopan dan hanya meminta mengajari bagian yang tidak dimengerti, Taeyong boleh membantu mereka. Anggapannya seperti Yuta adalah manager dadakan Lee Taeyong

“Ahh, sudah berapa lama aku disini?” monolognya dan melihat jam tangannya. Ia tak sadar sudah berlarut ralut karna menonton film kesukaannya itu.

“Sudah jam 5.30 sore. Aku harus pulang atau tidak Yuta akan menceramahi ku lagi dan lagi. Dirumah ada Mama dan disini ada Yuta. Sungguh setipe dalam hal mengomeliku”

Akhirnya Taeyong beranjak dari tempat duduknya dan berjalan pulang. Dia sedikit mempercapt langkahnya setelah mengcek beberapa panggilan tak terjawab dari Yuta.

“Habislah aku” lalu ia menepuk jidatnya sendiri dan berlari pulang.
.

“Kau masih marah?” bujuk Taeyong saat mereka berjalan di lorong menuju kelas.

PySudah semalaman Taeyong membujuk Yuta
namun tidak berhasil. Marahnya Yuta akan seram ketika ia diam. Untuk itu dari semalam ia pulang hingga pagi berangkat sekolahpun, Taeyong masih berusaha membujuk sahabatnya itu untuk berbaikan.

“Aku akan membelikanmu baju jika kau tidak marah lagi padaku. Ya?” bujuk Taeyong dengan iming iming baju. Yuta menatapnya datar dan mendudukkan pantatnya dikursi.

Taeyong menghela nafasnya pasrah dan memilih duduk dibangkunya juga. Yuta tidak mau menghadapnya dan malah menghadap kearah jendela luar.

“Jika sudah marah seperti ini, uang dan kerajaan pun kurasa tidak akan mempan” gumam Taeyong di kursinya

Taeyong terus memandangi Yuta yang membelakanginya. Ia masih menunggu Yuta menghadap kearahnya. Padahal sebentar lagi masuk kelas, Yuta harus memandangnya sebelum jam pelajaran pertama di mulai. Dan

“Pfft..Ka-kau? Bwahahaha!!” tawa Yuta lepas seketika ketika memandang wajah Taeyong.

Taeyong bernafas lega begitu mendengar tawa yang begitu lepas dari Yuta. Sangking lepasnya, satu kelas memandang mereka heran dan ikut tertawa begitu melihat wajah konyol Taeyong.
Apa yang dilakukannya? Dia mengambil spidol dan mencoret coret wajahnya aneh menggunakan itu.

Walau hal random dan lucu lainnya sering ia buat, teman sekelas mereka tidak akan pernah merasa bosan dengan lawakan dan kelakuannya. Malah jika Taeyong tidak ada, kelas terasa sepi.

“Jangan merajuk lagi padaku. Kau tau aku sangat buruk dalam hal membujuk. Aku sudah rela seperti ini, dan kau keterlaluan jika tidak memaafkan ku!”

“Baiklah baiklah. Ku maafkan dan lain kali jangan seperti itu. Ibumu bisa menggotongku jika kau hilang bodoh. Sana cuci wajahmu, sebentar lagi jam pelajaran pertama akan dimulai”

Dengan cepat Taeyong berlari ke pintu luar kelas dan segera membersihkan wajahnya. Disisi lain Yua masih terkekeh dengan tingkah laku konyol sahabatnya itu.

“Ada ada saja tingkahnya” tukasnya dan menggeleng gelengkan kepalanya

.

Selamat menikmati. Harap dukungannya ya.
Jaeyong couple in here.

INSTAGRAM (MATURE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang