"Kalian mau pesan apa?"
"Rambut merah mu benar benar mengganggu" kata Taera. Yang diejek lebih memilih menutup telinga dan kembali membaca buku menu "Hari senin kau sekolah akan seperti itu?"
"Iya, kenapa? Kau itu selalu saja mengomentari hidup ku"
"Sudah Taera. Jangan berulah lagi, kalian itu saudara loh" Yuta mencoba menengahi kakak beradik yang bertengkar itu. Bukan hal baru lagi barunya. Sudah berteman lama dengan Taeyong, Yuta tau dia dan Taera jarang sekali akur. Apapun bisa dijadikan mereka bahan adu mulut, bahkan Taera tak segan main tangan jika dia sangat kesal. Taeyong hanya bisa sabar dan mencoba memaklumi adik perempuan nya itu. Bahkan, Taera lebih menurut kepada Yuta dibanding Taeyong.
"Jangan memulai lagi" ingat Yuta dan Taera memutar bola matanya malas. Dia kembali bermain ponselnya. Disisi lain Taeyong memesan makanan untuk mereka bertiga.
"Pesan apa?"
"Yang biasa kita pesan"
Yuta mengangguk. Mereka kembali pada ponsel mereka masing masing. Sudah telat untuk makan siang, tapi Yuta memaksa Taeyong untuk makan dulu. Jadinya mereka naik bis dan berhenti di halte umum. Setelahnya berjalan mencari cafe. Koper dan lainnya dititipkan di resepsionis.
"Kau tidak mau bercerita pengalamanmu disana?" tanya Yuta sambil sesekali mengotak atik ponselnya
"Tidak ada yang special - Eh, ada mung.. kin?"
"Jangan balik bertanya. Apanya yang special? Oh jangan jangan kau mendapat pacar baru ya?" ledek Yuta dengan tatapannya
"Yang benar saja, bukan seperti itu. Emm.. " Taeyong meletakkan ponselnya di atas meja. Membenarkan posisi duduknya sehingga tampak lebih serius "Aku bingung harus mulai darimana"
"Cerita tinggal cerita" tukas Taera
"Kau masih kecil. Diam dan duduk saja" balas Taeyong "Jadi, aku bertemu laki laki aneh? Bukan aneh, maksudku dia itu ta- tampan yahh. Lalu, badannya bagus tapi kepribadiannya jelek!"
"Lalu?"
"Lalu? Lalu apa ya? Intinya selama disana, aku selalu bersama dia. Bahkan dia meminta foto bersama" jelasnya "Oh! Aku punya instagram nya!"
ucapnya lagi dengan girangTaeyong mengambil ponselnya kembali. Membuka aplikasi bernama Instagram itu. Dia ingin menunjukkan akun Jaehyun tapi matanya langsung beralih ke ruang percakapan. "Yuta.. " Taeyong menatap mata Yuta
"Hm?"
"DM an itu muncul lagi"
.
"Kakak!" badan yang lebih kecil dari pria itu menuruni tangga dengan cepat. Membuka kedua lengannya untuk segera berpelukan dengan insan itu.
"Jangan lari" Hup. Rasa rindu yang telah dia pendam selama beberapa hari akhirnya lepas juga. Adik kesayangannya itu benar benar memeluknya dengan erat. Mungkin leher laki laki itu bisa putus.
"Kakak lama sekali! Pesanku juga lama sekali dibalas! Awas ya! Aku bilang Bunda baru tau!"
Laki laki itu tersenyum tipis dan mengusak pelan puncak kepala adiknya. "Bunda dimana?"
"Tidak dirumah. Baru saja pergi sama Papah. Untung Kakak datang, kalau tidak aku benar benar kesepian" Adiknya itu tidak kunjung melepaskan kakaknya. Ia malah menggelayut manja di lengan kakaknya. "Kakak tidak bawa apa apa?"
"Memang nya apa?"
"Ih! Masa kakak tidak ada inisiatif membelikan aku sesuatu. Skincare misalnya, hehe"
"Kau saja selalu pakai punyaku"
"Selalu? Perasaan cuman sekali!"
"Sekali dalam semenit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
INSTAGRAM (MATURE)
FanfictionBanyak sekali dm an misterius yang ia dapatkan di akun sosial medianya. Ia sama sekali tidak tau siapa yang mengerjainnya dalam sebulan ini. Memang tidak menyakitinya, hanya sebuah pesan yang tidak tau menggunakan bahasa apa namun membuat pria berna...