The DM ?

212 24 1
                                    

"Aku sudah lama tidak bertemu Kak Sehun. Apa aku ke kelasnya saja, ya?" aku baru menyelesaikan ulangan praktek olahraga. Walau hanya memasukkan 2 bola ke dalam ring, aku sudah sangat bangga. Teman-temanku melakukan lebih banyak. Yah, bakatku memang bukan disini.

"Yong! Mau ke kelas?" aku memutar kepalaku dan mendapati Karina bersama Mina berjalan kearahku. Aku spontan menggeleng.

"Aku mau ke Wc sebentar. Kalian duluan saja." kataku sebelum berbicara kembali, "Oh, iya. Jika kalian ke kantin, tolong pesankan aku jus jeruk ya. Yang dingin. Uang nya aku ganti saat bertemu! Dadahh!" aku langsung bergegas ke Wc. Aku tidak sabar meminum jus jeruk dingin. Kalau di rumah pasti tidak boleh. Mamah paling anti melihat Papah habis berolahraga lalu meminum air es. Katanya ada penyakit yang bisa timbul. Sekali saja Mah, aku harus menjadi anak durhaka.

.

"Hah, sekolah ini menakjubkan. Bahkan Wc saja sangat bersih dibanding kamarku." aku meregangkan badanku sejenak. Untung saja aku sekaligus membawa pakaian ganti, baju olahragaku basah kuyup. Orang tidak berolahraga, sekalinya bergerak memang menguras banyak energi. Ini lebih buruk dibanding tidak bisa menyelesaikan rumus matematika.

Baru saja aku selesai berganti pakaian, bersamaan dengan pintuku, dua laki-laki juga keluar dari kamar mandi yang sama. Wah, kukira aku salah melihat. Ternyata ini sungguhan dia. Kalau kalian disini pun, kalian bisa menebak apa yang baru saja mereka berdua lakukan. Aku buru-buru menolehkan pandanganku kearah cermin didepan. Refleks saja aku mencuci muka dan melakukan hal-hal untuk menghindari kontak mata dengannya.

"Kau pergi saja duluan, Ren." suaranya ternyata bisa sangat lembut. Bahkan dia mengusap puncak kepala lelaki yang imut itu. Perbedaan tinggi mereka juga lucu, serasi ya. Tapi kenapa rasanya, aku seperti ingin menghantam kaca di depan ku?

"Hah.. Kau ini melakukan apa, sih?" aku berusaha menyingkirkan tangannya yang lagi-lagi menutupi mataku.

"Diam saja, kau terlalu banyak berfikir lagi kali ini. Aku benarkan?" tanganku membeku. Tapi sebentar.

Aku menghempaskan tangan itu, lalu mencuci wajahku kembali. "Kau gila, ya? Kau belum cuci tangan tapi seenaknya memegang wajah seseorang?"

"Memangnya kenapa? Di masa depan kau juga tidak akan mempermasalahkan ini." sudah kuduga. Laki-laki ini mesum. Dia pikir aku tidak tau apa yang dia lakukan bersama adik kelas tadi? "Kenapa mundur?"

Oh, iya. Kakiku lagi-lagi refleks ketakutan jika dia sudah berjalan kearahku. Kali ini aku tidak bisa seperti ini, jika tidak dia bisa semena-mena dan menganggap aku lemah.

"Berhenti. Jika kau ingin mencari mangsa, kau bisa cari anak lain. Jangan bermain-main denganku."

"Kau ini lucu. Dulu aku memintamu secara serius menjadi pacarku, tapi kau menolak. Sekarang aku bermain seperti ini, kau ingin aku serius?" aku diam. Dia tidak sepenuhnya salah. Aku, kenapa?

"Sejak kapan aku bilang, aku ingin serius? Kau ini bodoh, ya. Menyingkir. Aku tidak mau berurusan denganmu lagi."

"Tidak mau, tuh." apa kepalanya aku hantam saja ya ke cermin? "Yong, Taeyong. Lee Taeyong," tangannya mencengkram wajahku. Ini sakit dan aku takut. "Aku akan membuatmu menjadi milikku, apapun yang terjadi."

Matanya menunjukkan cercah keseriusan. Sampai hari ini, aku tidak tau siapa dia sebenarnya. Kemunculannya sangat tiba-tiba. Datang dari mana dan memulai dari mana. Dan dari kapan dia mulai mengobrak-abrik perasaanku seenaknya begini.

"Kau dengar aku? I will make you mine, no matter what it is. No one can stop me. If somebody have you, i'll make sure. I'll kill them."

INSTAGRAM (MATURE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang