"Kau yang kenapa, brengsek" ujar Yuta yang kala itu mengepal tangannya. Taeyong benar benar merasa aneh dengan Yuta. Baginya ini bukan masalah besar, tapi Yuta benar benar berlebihan.
"Aku sudah bilang, kembali ke mejamu" ucap Taeyong sekali lagi. Anak anak di kelas hanya memandang mereka dan tidak ada yang bersuara
Yuta masih berdiri ditempatnya. Memandang Taeyong yang duduk di kursi dan matanya juga menatap nanar Yuta.
"Yuta, ayo" untunglah Winwin datang tepat waktu. Jadinya, dia bisa menenangkan Yuta dan memberhentikan perkelahian yang bisa saja terjadi. "Aku akan mengurusnya, tenang saja" ucap Winwin pelan dan Taeyong hanya mengangguk.
.
"Taeyong, kau ada kelompok?"
"Oh? Belum hehe. Mau sekelompok denganku?" ajak Taeyong pada perempuan itu
"Bolehkah? Aku kira kau akan bersama Yuta dan Winwin"
Taeyong tersenyum tipis lalu menggeleng "Tidak kok. Ayo sekelompok denganku saja!"
"Serius? Aku boleh ajak yang lain kan!"
"Tentu" katanya. Perempuan berambut pendek yang dikenal dengan sapaan Karina langsung mengajak beberapa teman kelasnya untuk bergabung. Ada Doyoung , Taeil dan Mina.
Taeyong agak canggung. Sejujurnya walau sudah sekelas dengan mereka untuk setahun, dia masih belum bisa mengenal temannya dengan baik. Apalagi Doyoung. Kim Doyoung, ketua kelas dikelasnya. Dia sering dengar Doyoung sangat sinis dan mulutnya pedas. Tapi, jika Karina bisa berteman dengan Doyoung. Pastinya Doyoung baik, itulah yang coba dipikirkan oleh pikiran positif Taeyong.
"Ini pertama kalinya aku berganti kelompok. Aku harap kalian tidak canggung denganku ya. Oh d-dan juga kalau ada yang kalian tidak suka, bisa beritahu aku.. "
"HAHAHAHA! Kenapa bersikap seperti itu! Kita sekelas Taeyong. Kami tidak jahat. Apalagi wajahmu imut seperti itu" ucap Karina "Iyakan teman teman?" tambahnya
Semuanya mengangguk. Terkecuali Doyoung. Sedari tadi matanya terus terusan saja menatap Taeyong. Alhasil dia jadi tergagap gagap. Karina yang menyadari itu langsung menepuk kepala Doyoung.
"Kau?"
"Berhenti menatapnya seperti itu. Sudah berapa kali kuberi tahu? Matamu itu memberi sumber penyakit!"
"Kau yang penyakitan, dasar pengidap asma" kata Doyoung. Taeyong agak kaget, karna ya memang desas desus itu benar. Mulut Doyoung terlalu pedas.
.
"Jadi kita berkumpul di Cafe kan nanti malam?"
"Sekali lagi bertanya, aku pastikan namamu berubah menjadi Die Taeil" Taeil hanya tertawa sambil membereskan barang barang sekolahnya.
"Kau itu lucu jika dipancing amarahnya"
"Kau juga lucu" Taeil berhenti sebentar saat Karina mengatakan itu "Jika menjadi hewan yang dipancing di hutan." Karina tersenyum
"Bocah sialan" lanjut Taeil
"HAHAHAHAHA! Makanya, kau jangan seperti itu. Sudah ayo pulang. Aku menumpang sampai lampu lalu lintas. Sampai jumpa besok!" Karina langsung menarik tangan Taeil untuk keluar kelas. Disisi lain, Taeyong masih asik dengan bukunya. Menggaris, menghias, dan lain sebagainya. Anak anak lain sudah tidak heran.
"Taeyong, kami duluan ya?" Taeyong mengangguk ke arah Winwin. Tapi dia tidak melihat Yuta bersamanya. Dia menghela nafas sejenak. Entah sampai kapan dia harus berantam seperti ini dengan Yuta.
Sudah 10 menit berlalu, Taeyong masih setia mencatat catatan di papan tulis. Sedangkan kelas sudah sepi. Hanya ada beberapa tas anak lain. Palingan yang ikut eskul basket, pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSTAGRAM (MATURE)
FanfictionBanyak sekali dm an misterius yang ia dapatkan di akun sosial medianya. Ia sama sekali tidak tau siapa yang mengerjainnya dalam sebulan ini. Memang tidak menyakitinya, hanya sebuah pesan yang tidak tau menggunakan bahasa apa namun membuat pria berna...