"Ma, ya ma? Boleh dong.. Ya ya? " Tampak nya sekarang anak berseragam putih abu abu itu sedang mengekori ibunya kemana saja. Demi meminta persetujuan untuk ikut perkemahan, sekarang Taeyong terlihat seperti dekolektor.
"Tidak Taeyong. Kau dengar Mama bilang apa?" Sang Ibu tiba tiba berbalik badan sambil menunjukknya menggunakan centongan untuk sup.
Taeyong menghela nafasnya berat. Dia harus mendapat back up dari orang tertentu untuk ini. Ingin meminta Yuta membujuk ibunya, tapi sudah pasti Yuta menolak mentah mentah. Dia sendiri mengatakan bahwa bantuannya hanya akan sampai sana saja.
Adiknya? Taeyong malah makin tidak yakin tentang itu sama sekali. Tapi, apa salahnya mencoba dulu. "Taera, bantu aku. " Bisik Taeyong pada adiknya
Taera fokus pada ponselnya dan sesekali menyerup minumannya. Taeyong seperti tak kasat mata baginya.
"Sudah Ma. Biarkan Taeyong pergi, lagipun tidak jauh dari kota kita" Suara penyelamat Taeyong terdengar dari balik pintu masuk rumah. Senyum sumringah langsung tampak jelas diwajahnya
"Tidak Pah. Dia itu bisa sakit dan merepotkan banyak orang nanti" bantah Mamanya lagi
"Maah! Aku bukan anak kecil lagi! Kalau Taera mama bolehin pergi kenapa aku ngga?" Gerutu Taeyong merasa tak adil
"Besar apa nya? Kau saja masih minum susu, yupi dan masih disuapin jika makan. Bagaimana Mama bisa percaya padamu?"
Taeyong memandang adiknya kesal karna dengan begitu Mamanya bisa semakin tidak yakin membiarkan Taeyong pergi perkemahan.
"Kau diam saja! Tidak tau apa apa malah ikut campur!" Umpat Taeyong kesal
"Tidak. Lihat saja rambutnya itu, sudah seperti apa saja di cat. Kau ingin berkemah atau menjadi idol disana Taeyong?" Sang Ibu kembali berberes di dapur
"Ih Ma! Ayo izinkan aku!" Taeyong masih memaksa
"Izinkan saja Ma" Sang Ayah duduk di meja makan lalu mengedipkan matanya pada Taeyong. Taeyong dengan paham langsung saja pergi ke kamar nya.
Tentu saja. Ayahnya akan mengurus itu untuknya dan sekarang Taeyong perlu berberes baju untuk perkemahan.
.
"Dimana celana Training ku?" Taeyong masuk kekamar adiknya dan langsung beralih ke lemari baju
"Bisa tidak kau sedikit sopan? Mengetik pintu atau mengucap salam?!" Taera yang awalnya rebahan langsung beranjak duduk dikasur dan memandang Taeyong tak suka.
"Memang nya kau pernah seperti itu padaku bocah kecil? Ha? Tidak kan? " Taeyong melirik sebentar pada adiknya dan kembali mencari barangnya
"Nyeh. Dasar si tidak ikhlasan. Celana itu milikku kenapa kau memintanya!" Taera beranjak diri sekarang dan sedikit mendorong badan Taeyong untuk menjauhi lemari baju.
"Sejak kapan itu milikmu? Kau itu meminjam punyaku bukan berarti itu milikmu. Kembalikan! " Taeyong gantian mendorong badan Taera
"Kenapa kau meminta nya sekarang? Aku mau memakai nya besok!"
"Karna itu perlu untuk perkemahan!"
"Kau bisa beli baru kan?!"
"Tidak! Kalau beli baru mana uangnya!"
"Bagaimana bisa aku ada uang, aku saja meminta padamu!"
"Lalu ka-"
"Sudah! Kenapa kalian selalu bertengkar setiap hari?!" Taeyong dan Taera langsung terdiam begitu mendengar suara Ibu mereka yang muncul dari balik pintu. "Ada apalagi?! "
Taeyong menggeleng dan Taera dengan santai kembali rebahan di kasur. "Mama tanya saja pada anak kesayangan mama itu"
"Ada apa?" Tanya Mamanya pada Taeyong sekarang sambil berkecak pinggang
"Aku ingin mengambil celana trainning ku yang dipinjam olehnya. Tapi Taera tidak mau mengembalikannya"
"Alay" ejek Taera tak peduli
"Taera tidak sopan seperti itu pada abangmu. Pergi beli celana trainning baru. Kau juga akan memakai nya untuk perkemahan"
"Pfft, benar benar anak kesayangan" Kata Taera dengan nada kecil
.
Sudah beberapa hari berlalu dan akhirnya tibalah dimana hari perkemahan tiba. Taeyong sangat bersemangat karna ini adalah hari pertamanya pergi berkemah.
Dengan rambut pinknya itu, dia menyempatkan diri ke Janji Jiwa. Katanya biar selama perjalanan ada minumannya dan tidak suntuk"Harusnya memakai baju yang nyaman, kenapa pakaianmu seperti ingin manggung ke luar negeri?" celetuk Yuta melihat sahabatnya itu dari atas kebawah
Sekarang mereka sedang berada di lapangan sekolah bersama dengan yang lainnya. Menunggu bus yang akan mengantarkan mereka ketempat perkemahan.
"Jangan sedih. Aku hanya pergi beberapa hari" Kata Taeyong kepada Taera. Padahal jika dilihat lihat Taera sendiri asik dengan gadgetnya "Hei! Dengarkan aku sedang berbicara!"
"Jika kau ingin pergi ya pergi saja. Aku mengantarkanmu hanya karna disuruh Mama, bukan karna keinginan hatiku. Kau paham?" Dia memutar bola matanya malas dan beranjak pergi dari situ. Tak jauh dia duduk di sebuah bangku dan Taeyong hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya.
"Semuanya sudah kau bawa? " Tanya Yuta untuk ke berapa kali dan mengecek acak tas tas Taeyong
"Astaga Yuta. Aku sudah bilang iya. Semuanya sudah kubawa"
"Aku hanya memastikan. Kau kan pelupa Lee Taeyong. Harusnya kau berterima kasih karna aku perhatian padamu" Satu jitakan pelan melayang dikepala Taeyong
"Kau!"
"Baiklah semuanya! Yang merasa ikut dalam perkemahan tolong merapatian diri disini. Kita akan berdua dahulu. Bus nya sudah sampai"
Semua pasukan perkemahan merapat sesuai dengan perintah Sehun, sang ketua Perkemahan dari sekolah Taeyong.
"Baik. Berdoa dimulai" Sekolah terdengar sangat senyap "Berdoa selesai. Sekarang berbaris dan taruh barang kalian dengan rapi didalam bus. Ah iya, Lee Taeyong kemari dan berdiri didepan. Pimpin mereka. Saya mau mengurus sesuatu dulu"
Taeyong yang tadinya sedang asik berkelahi dengan Yuta mendadak terdiam dan seluruh mata memandangnya. Lagianpun Taeyong juga dikenal disekolah, jadi tidak ada alasan baginya untuk canggung.
"Pergilah dan pulang lah dengan selamat teman" Kata Yuta dan mendorong badan Taeyong untuk segara beranjak dan memimpin mereka semua
"Ah iya baik. Semuanya berbaris , untuk laki laki silahkan di sebelah kiri. Dan perempuan disebelah kanan. Nanti saat memasuki bus, biarkan perempuan dulu yang mengambil tempatnya. Laki laki belakangan" Tutur Taeyong "Ayo"
Seperti anak itik mengikuti induknya, mereka semua berjalan sesuai tempo yang diciptakan oleh hentakan kaki Taeyong. Mereka terlihat seperti anak TK.
.
Selamat menikmati. Jangan sider anj. Vote komen like follow. Makasi nic💔
KAMU SEDANG MEMBACA
INSTAGRAM (MATURE)
FanfictionBanyak sekali dm an misterius yang ia dapatkan di akun sosial medianya. Ia sama sekali tidak tau siapa yang mengerjainnya dalam sebulan ini. Memang tidak menyakitinya, hanya sebuah pesan yang tidak tau menggunakan bahasa apa namun membuat pria berna...