"Hei! Jung Jaehyun!" ku hela nafas dan segera ikut berlari kearah nya. Sampai disana, benar saja. Sekarang giliran kelompok kami untuk memulai permainan. Ah, pertandingan maksudku. "Menyingkir! Menyingkir! Jagoan ku mau lewat!" ucapku sombong dan berada di depan para Jagoan kelompokku.
"Badanmu pendek sekali ya Taeyong, dibanding dengan mereka bertiga" lagi lagi manusia menyebalkan, blasteran dengan tai kucing ini, mengganggku. Sebenarnya kenapa sih, ada ada saja kelakuannya yang membuat ku naik darah. Lama lama, kusemburkan juga air kotor yang ada disana ke mukanya.
"Kelompokmu kalah ya? Makanya kau mengejekku terus? Dasar senior jelek!" ejek ku balik dan membuang muka.
.
Malam itu, sebelum pertandingan kelompoknya dimulai, Bandar menjelaskan cara bermain nya sekali lagi. Jaga jaga untuk tidak ada kesalahan kala itu. Disisi lain, Taeyong sedikit gundah karna yang pertama bermain bukanlah Jaehyun. Entah apa yang membuat nya merasa seperti itu, tapi dia ingin Jaehyun yang main pertama. Pasalnya, pekerjaan lain menunggunya di belakang sana. Para penjaga kelompok juga tidak diharuskan mendampingi para Jagoannya selama bermain.
"Giliran mu kapan?" tanya Taeyong langsung begitu melihat Jaehyun keluar dari barisan
"Habis ini" tukasnya
"Masih lama?"
"Ya"
"Disana berapa putaran lagi?"
"Lihat saja sendiri" Jaehyun kembali berjalan melewati Taeyong
"Aku takut nanti tidak bisa melihat pertandinganmu!" kata Taeyong sedikit berteriak. Jaehyun tidak sejauh itu darinya, jaga jaga saja jika Jaehyun mendadak tuli.
Punggung yang lebar itu berhenti sejenak di balik gelap nya keadaan. Tangan yang merogoh kedua saku, dengan celana pendek selutut, Jaehyun masih berdiam 2 menit disana. Sampai akhirnya, kepala itu berputar dan melirik kearah Taeyong "Aku tidak peduli" balasnya dan kembali berjalan meninggalkan Taeyong
"Kepribadianmu ini kenapa sih!" Taeyong menghentakkan kakinya kesal dan berjalan berlawanan arah dengan Jaehyun. "Dasar keparat tidak tau diri! Awas saja! Aku benar benar tidak akan menonton pertandingan mu! Cih!"
Kala itu, Taeyong tidak berbelok kearah meja pertandingan. Tapi dia berbelok kearah orang orang yang sedang mempersiapkan acara api unggun untuk besok. Dan perlengkapan lain, untuk upacara penutupan. Taeyong benar benar kesal. Sikap Jaehyun yang begitu, serta mimik wajah datarnya. Membuat nya semakin memuncak kan api panas dikepala Taeyong. Bahkan dia tidak sadar, orang orang melihat dia heran.
Memindahkan barang, memasukkan ke dalam kotak, serta hal lain dia lakukan dengan emosi. Suara berisik dari aktivitas yang dia lakukan memang tidak mengganggu. Cuman, suasana disana menjadi panas.
"Taeyong" tidak ada jawaban dari panggilan itu
"Lee Taeyong" sekali lagi, Taeyong berfokus pada pekerjaannya
"Lee Tae-"
"Apalagi sih! Katamu kau ti- Eh? Senior?" wajah yang penuh amarah itu berganti dengan ekspresi cengo dari Taeyong. "Ah.. Hahaha! Aku tadi sedang mengomel sendiri kok Kak!" tipunya
"Hey? Wajamu merah padam" Taeyong mengangkat tangannya untuk memastikannya sendiri
"Tangan senior.. "
"Oh maaf" ucapnya dan Taeyong meletakkan kedua telapak tangannya dikedua pipi. Benar saja, ada hawa panas yang keluar dari tubuhnya. Sampai sampai dia tidak menyadari sekelilingnya sedari tadi. "Kau kenapa? Kau baik baik saja? Aku dapat laporan, katanya kau sedang marah. Kali ini siapa yang mengganggu? Bright lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
INSTAGRAM (MATURE)
FanfictionBanyak sekali dm an misterius yang ia dapatkan di akun sosial medianya. Ia sama sekali tidak tau siapa yang mengerjainnya dalam sebulan ini. Memang tidak menyakitinya, hanya sebuah pesan yang tidak tau menggunakan bahasa apa namun membuat pria berna...