Focus

357 30 5
                                    

"Astaga! Lee Taeyong!" beberapa dari siswa langsung mengalihkan pandangan menuju sumber suara tersebut.  "Kau ini kenapa?!"

"Nghh.. Hah? Sudah pagi? Hoaaam.. " dia masih sempat menguap sedangkan kepalanya menonjol keluar dari tenda. "Loh?" katanya saat melihat seseorang sedang berdiri tepat di depannya

Dia melihat ke sekitar dan langsung memasukkan kepalanya ke dalam. Entah apa yang terjadi semalam sampai sampai kepalanya pun tertidur diluar tenda.

"Hei.. Sudah berapa lama aku seperti itu..?" Taeyong menunjukkan kepalanya keluar dan berbicara dengan gadis yang berteriak tadi

"Mana kutau!" dan meninggalkan Taeyong yang masih di ambang bangun nya sendirian

.

"Ternyata kau langsung terkenal ya, dengan hanya menonjolkan kepa- aku hanya bercanda"

Tatapan maut yang diberikan Taeyong pagi itu cukup untuk membungkam seniornya. Daritadi mereka terus menjahili Taeyong. Dan ada pula yang sempat sempat nya mengambil foto dan pergi begitu saja tanpa membangunkannya.

"Harusnya kalian membangunkanku!" bibirnya mengerucut sempurna dan ia membuang muka dari seniornya

"HAHAHAHA! Koe lanang loh mas"

Plak!

Satu pukulan berhasil mendarat di kepala Bright, salah satu oknum yang tidak berhenti menjahili Taeyong. Dengan rasa puas yang cukup, Taeyong hanya tersenyum lalu kembali mengelus kepala seniornya itu.

"Sudah kubilangkan kak. Satu kali lagi, kepala kakak juga bisa melayang"

"Dasar kau! Taeyong! Kemari kau!" Taeyong segera berlari agar tidak tertangkap. Entah apa yang akan dilakukan Bright jika dia berhasil menangkapnya.

"HAHAHAHA! KAN KAU YANG MULAI DULUAN KAK! KENAPA AKU BALAS KAU MARAH!" tak henti hentinya mereka terus berlarian kesana kemari. Banyak mata memandang, banyak pula rasa tak peduli mereka pada hal itu.

"Kau harus sopan dengan yang lebih tua!! Kemari kau, bocah sialan!" Bright mencoba menggapai tangan Taeyong yang terpisah dengan nya karna sebuah pohon.

"Tinggal memasang backsound India acha acha, kurasa kalian cocok memerankan film"

"Brisik kau Sehun! Hap!" Taeyong terkaget dan mencoba melepaskan tangan seniornya itu dari dirinya. Namun apa adanya, tenaganya kalah.

"Iyaiya! Maafkan aku! Sebentar lagi kita akan mulai loh kak. Ampun... " pinta Taeyong dengan wajah memelas

"Tidak. Kau pikir aku bisa terlena dengan wajahmu itu? Dan kenapa wajahmu bisa seperti perempuan?"

"Oh itu, papaku menebak akan lahir perempuan, eh ternyata yang keluar aku. Jadilah seperti ini hehe. Bisa lepaskan aku sekarang kak?"

"Oh hehe. Tidak"

Taeyong mendengus pelan. Tangannya digeret kesana kemari bersama Bright. Bahkan tak kunjung dilepaskan hingga perkemahan kembali di mulai

"Kak Taeyong! Kakak disini!" Taeyong mengangguk dan memandang sinis Bright. "Tapi kenapa kakak pegangan tangan.. "

"Biasa. Dia ini senior tidak waras" acuh tak acuh Taeyong menceplos saja. Tak sesuai ekspetasi, Bright tidak mengeluarkan ekspresi apapun.

"Kelompok kita sudah dapat jawabannya kak!"

Taeyong hanya menggangguk dan mengacungkan jempol menggunakan tangan kanan nya. Dia masih berfikir bagaimana caranya lepas dari seniornya itu.

Taeyong memandang gadis didepannya ini.
"Ah iya. Kalian butuh aku tidak disana?" berkali kali Taeyong mencoba memberikan isyarat melalui matanya pada gadis didepannya itu. Tapi dia tak kunjung mengerti

INSTAGRAM (MATURE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang