"Ada Taeyong?"
"Terakhir aku lihat dia beres beres disana. Tapi tidak tau lagi kemana sekarang"
Tanpa mengucapkan terima kasih, laki laki itu langsung menyisir seluruh wilayah perkemahan. Dia pun mengecek semua tenda, siapa tau Taeyong sudah tidur. Atau tidur di tenda lain, karna amarahnya.
"Apa aku tadi terlalu kasar?" monolog nya pada diri sendiri
15 menit tubuh tegap itu mencari cari Taeyong dibaliknya malam. Jam ditangannya sudah menunjukkan pukul 11 malam, dan pertandingan final mungkin sudah akan dimulai. Tapi batang hidung laki laki cantik itu belum terlihat sama sekali.
"Aku juga tidak punya nomornya" ia meletakkan kembali ponsel miliknya di saku.
Berdiam diri sejenak lalu ia teringat satu tempat. Dia segera berlari dan menyusuri tempat itu. Tempat dimana dia dan Taeyong mengambil foto tadi malam. Dan benar, ada punggung seseorang yang duduk diatas batu. Menghadap kearah lautan yang terbentang luas didepan sama. Walau lautan itu sedikit tertutupi oleh rimbunnya rumput dan tumbuhan lain.
"Taeyong" tidak ada jawaban. Jaehyun hanya menghela nafasnya pelan dan segera duduk disebalah Taeyong. "Marah?"
Taeyong hanya menggeleng dan fokus melihat kearah depan "Lalu kenapa tidak melihatku bertanding?"
Taeyong lagi lagi hanya menggeleng. Sebenarnya ada aroma aneh yang keluar dari tubuh Taeyong. Biasanya, Jaehyun selalu mencium aroma bedak khas. Tapi kali ini berbeda, seperti aroma alkohol?
"Kau minum?"
"Ah! Berhentilah bertanya! Kepalaku pusing karna kau!" Jaehyun tidak bisa melihat jelas wajah Taeyong saat itu. Karna cahaya agak redup. Jadi dia mengambil ponselnya dan menghidupkan senter.
"Yayaya. Kau harus hidupkan itu, jika tidak orang orang pasti akan mengira kita melakukan hal mesum!" sekarang Jaehyun sudah memastikan sendiri. Wajah Taeyong sedikit merah padam. Mungkin benar, Taeyong meminum sedikit alkohol. Cara bicaranya saja sudah seperti pemabuk jalanan.
"Jika tidak bisa minum, kenapa harus minum?"
"Memangnya kau bisa hah! Kau ini! Jung Jaehyun. Sikap mu itu menyebalkan!"
"Ya, aku tau" hanya pasrah. Karna saat ini dia meladeni orang yang dibawah alam sadarnya
"Kau tau?" Taeyong menoleh kesamping. Ia memukul kepala Jaehyun pelan "Lalu kenapa kau terus bersikap seperti itu? Dasar berandalan!"
"Pfft.. Cara bicara mu seperti orang tua saja"
"Aku lebih tua darimu!"
"Tapi kau masih adik kelasku"
Taeyong tidak menjawab. Jaehyun juga tidak berniat memulai percakapan lagi. Nanti yang ada dia malah diomeli oleh laki laki disampingnya itu.
"Aku kalah" selang beberapa menit, Jaehyun angkat bicara
"Kalah? Kalah apa?"
"Pertandingan kartu itu. Tidak masalah kan?"
"Kartu apa?"
"..... "
"Oh! Kartu itu! Kau kalah? Wah.. Siapa yang bisa mengalahkanmu? Orang itu pasti hebat" lanturnya lagi
"Ya"
Taeyong berdiri dengan tiba tiba. Dia berdiri seperti pasukan polisi yang berjaga didepan rumah pejabat.
"Kau sedang apa?" tanya Jaehyun. Taeyong saat ini sudah berdiri tepat didepan Jaehyun. Senter ditangan Jaehyun, ia arahkan ke wajah Taeyong. Wajah cantik itu sedang tersenyum kearahnya. Entah kenapa, jantungnya terasa seperti ingin mencelos. Lebih baik dia mendorong Taeyong ke rerumputan sana. Daripada ia meninggal karna melihat senyuman manis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSTAGRAM (MATURE)
Fiksi PenggemarBanyak sekali dm an misterius yang ia dapatkan di akun sosial medianya. Ia sama sekali tidak tau siapa yang mengerjainnya dalam sebulan ini. Memang tidak menyakitinya, hanya sebuah pesan yang tidak tau menggunakan bahasa apa namun membuat pria berna...