"Lagi dan lagi. Kapan aku akan mendengarmu tidak pernah mengeluh dan menghela nafas berat?" omel Yuta yang sudah kesal
Taeyong hanya memutar bola matanya malas. Sekarang mereka tengah disebuah cafe sambil menyusun tugas. Tepatnya Yuta saja dan bukan Taeyong
Anak itu dari tadi hanya bisa meminum bobanya, menghela nafas, membaringkan wajahnya pada meja dan mengetuk ngetuk meja. Jika ditanyai mengapa, ia hanya diam. Siapa yang tidak kesal?
"Yuta, kau tau bu- ah sudahlah lupakan"
Yuta yang sudah mau mendengarkan sahabatnya itu berbicara harus menerima harapan palsu.
"Bicaralah atau aku akan menikammu sekarang dengan pena ini Lee Taeyong" ancam Yuta
"Aku ingin ikut perkemahan" Tutur Taeyong
"Ikut ya tinggal ikut. Kenapa kau ambil- oh. Aku paham"
"Bagaimana ini? Padahal aku sudah mendaftar sebagai pengurus. Akan aneh jika aku tidak datang"
"Memangnya kau yakin terpilih? Kurasa tidak"
ledek Yuta dan berfokus pada laptopnya"Hei! Seharusnya kau mendukung aku. Aku pasti terpilih. Kau lihat saja dari sisi pertemanan, kepintaran dan humoris. Aku ada disemua aspek. Kau lupa panggilan ku Si-"
"Si serakah talenta. Puas?"
Taeyong terkekeh pelan melihat ekspresi Yuta yang sepertinya agak kesal jika dirinya mengungkit tentang itu.
"Jadi kau ingin aku bagaimana?"
"Tentu saja bantu aku"
Yuta menghela nafas nya. Maklum, sahabatnya ini hanya punya E dan 2G.
"Ya aku bantu, tapi bagaimana Lee Taeyong?"
"Bicaralah pada Mamaku" Santainya
"Kau gila?! Aku tidak akan mengambil resiko seperti itu"
"Jika tidak mau jangan menawarkan bantuan. Kau memberiku harapan"
"Setidaknya dari harapan itu kau bisa sedikit senang daripada mengeluh seumur hidupmu"
Taeyong hanya diam dan memandang kearah luar kaca. Diluar juga sedang hujan dan dia harus memikirkan cara untuk ikut perkemahan itu. Sedari kelas 10 dia tidak pernah ikut karna tidak diperbolehkan Mamanya.
Papanya tidak pernah bermasalah, karna baginya mengikuti organisasi itu penting untuk pengalaman. Namun, mamanya terlalu parno mengingat Taeyong yang sedikit lemah pada fisiknya. Terkena hujan saja sudah flu dan batuk. Apalagi perkemahan. Mamanya tidak ingin mengambil resiko yang besar.
.
"Sudah dapat caranya?" tanya Yuta saat mereka sedang berada di dalam mobil
Taeyong menggeleng kan kepalanya pasrah dan berniat untuk tidak ikut lagi kali ini. Padahal dia sangat menyukai hal hal yang baru.
"Kapan perkemahan dimulai?" Tanya Yuta
"Ehm, sekiranya 4 hari lagi. Mungkin"
"Dimana?"
Taeyong menggedikan bahunya "Entahlah. Lokasi kali ini belum ditentukan. Mungkin besok sudah"
"Didaerah kita sudah pernah?" Taeyong hanya menggelengkan kepalanya "Lalu kenapa tidak menyarankan untuk berkemah di daerah kita saja? Jika tidak bisa, setidaknya daerah yang perjalanannya tidak jauh dari sini"
Mata Taeyong membulat dan menepuk tangannya refleks. Ia memandang bangga kepada Yuta sahabatnya dan yang dipandang hanya tersenyum tipis.
"Tapi, bagaimana aku bisa mengusulkannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
INSTAGRAM (MATURE)
Hayran KurguBanyak sekali dm an misterius yang ia dapatkan di akun sosial medianya. Ia sama sekali tidak tau siapa yang mengerjainnya dalam sebulan ini. Memang tidak menyakitinya, hanya sebuah pesan yang tidak tau menggunakan bahasa apa namun membuat pria berna...