Semua kelompok menggerutu ke Pembina. Pasalnya, mereka sudah susah susah mencari nama kelompok. Tapi akhirnya hanya berujung dengan nama 'Kelompok 1' dan seterusnya.
Aku sejujurnya menahan tawa, melihat mereka yang sebegitu putus asanya dengan keputusan pembina.
"Sudahlah, nama kelompok tidak menjamin kalian akan menang juga kan?" kataku
Mereka semua malah memasang tampang kesal kearahku. Ah, ini rasa senang yang sudah lama aku tidak rasakan.
"Lebih baik kalian membaca kertas itu, daripada melihatku dengan tatapan seperti itu"
Setiap kelompok masih menahan tampang kesal mereka. Sebegitunya hanya karna nama kelompok? Lagipun nama yang mereka sarankan sangat tidak logis. Ayam terbang, pisang merah, tas bolong, hantu bangladesh dan sebagainya. Anak anak aneh.
"Kalian dari kelompok berapa?" tanyaku saat melihat sekelompok gadis dan hanya beberapa dari mereka yang laki laki.
"Kelompok 2 Kak!" aku mengangguk
"Udah baca jalan ceritanya?" tanyaku dan mendudukkan diriku bersama mereka. Hitung hitung mencari ekhem, pikirku.
"Sudah kak. Ternyata hanya seperti cerita dongeng saja. Kami kira akan ada seram seram nya"
Seram? Untunglah tidak ada yang seperti ini. Dan kenapa pula mereka mengharapkan hal itu?
.
"Di jam ini hingga pukul 7 pagi besok, kalian akan terus mencari siapa pelaku pertama dalam cerita ini. Jika kalian masih belum mendapatkan siapa pelakunya, maka kalian akan didiskulifikasi secara permanen dan akan dapat hukuman hingga Perkemahan ini selesai. Kalian paham?!"
"Paham Kak!"
Taeyong duduk di sekitar kelompoknya bersama dengan Penjaga yang lain. Mereka tampak sedikit bosan dengan keadaan seperti ini. Hanya menerka merka dan tidak kunjung mendapat kan jawabannya.
"Hei! Berapa lama kalian akan mencari? Ini sudah hampir pukul 5 sore. Kalian harus makan dan mandi juga nanti. Di malam hari juga kalian akan tidur. Waktu pengumpulan besok pagi, kalian berfikir bisa menyelesaikan ini secepatnya?"
"Kak kami sedang berusaha, setidaknya coba bantu kami"
Taeyong hanya memasang tampang datar. Pikirnya dia tidak perlu membantu, penjaga yang lain pasti akan datang. Dia mengingkan sesuatu yang lebih seru dibandingkan membantu.
"Oh aku tau. Coba kemarikan ceritanya!" mereka hanya menurut dan memberi Taeyong kertas itu. Wajahnya tampak serius membaca dan sesekali menganggukan kepalanya. "Aku rasa pelakunya pasti pengurus tetap"
Mata anak anak itu berbinar seperti diberi pencerahan. Taeyong yang sedang bersikap 'sotau' memunculkan senyum bangganya.
"Wah!! Dengan hanya menebak seperti itu kakak bisa? Tapi kenapa pengurus tetap kak?"
"Kalian fikir saja. Kami calon pengurus tetap dijadikan penjaga bukan? Tidak mungkin salah satu kami diberi tanggung jawab untuk memegang peran. Lagipun kami masih baru, tidak mungkin dipilih!"
"Hm, masuk akal juga Kakak ini! Terus terus Kak?! Ada lagi?!"
Taeyong menggeleng dan menegakkan badannya "Segitu saja dulu. Kalian coba cari dengan clue disana. Pelaku, calon pengurus tetap yang sangat identik ciri cirinya dengan clue itu."
Kelompok yang dipegangnya otomatis mendengarkan ucapan Taeyong. Mereka memuji muji bagaimana Taeyong bisa dapat menebak seperti itu saja.
Disisi lain, seseorang menatap Taeyong hingga punggungnya lenyap dari pandangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSTAGRAM (MATURE)
Fiksi PenggemarBanyak sekali dm an misterius yang ia dapatkan di akun sosial medianya. Ia sama sekali tidak tau siapa yang mengerjainnya dalam sebulan ini. Memang tidak menyakitinya, hanya sebuah pesan yang tidak tau menggunakan bahasa apa namun membuat pria berna...