"Senior Jung, Taeyong sendiri bilang dia tidak mau pulang bersama. Jadi kami mohon untuk lepaskan dia, sekarang." badan yang masih sulit menopang rasa takut nya, hanya bisa bersembunyi dibalik punggung Karina. Taeil dan Mina juga pasang badan untuk tidak membiarkan Jaehyun bersikap seenaknya. "Tolong minggir, senior." Karina berucap sekali lagi. Hal nya adalah, Jaehyun tidak mau menyingkir sedkit pun."Aku akan sekalian membawanya ke Rumah sakit. Aku juga dijemput supir. Biarkan dia bersamaku." tangan kekar itu mencoba menggapai pergelangan tangan Taeyong. Karina menepis nya dengan cepat dan tatapan ular berbisa keluar dari mata Jaehyun. Dia sangat lelah, beradu mulut 15 menit dan tidak bisa mendapatkan Taeyong untuk pulang bersamanya. Dia sendiri juga tidak tau alasannya apa. "Kalian akan membuatku melakuan kekerasan? Aku bukan orang yang sabar."
"Kau kira aku takut? Terakhir kali, kau juga pingsan karena tendanganku. Lihat, luka pukul Doyoung saja masih berbekas di wajahmu." Karina memprovokasi
"Aku tidak akan memukul wanita, jadi cepat serahkan Taeyong."
"Tidak mau." kompak mereka. Jaehyun lagi-lagi mengehela nafas.
"Alasan."
"Ha?"
"Alasanmu tidak membiarkanku membawa dia, kenapa?"
"Emm, aku tidak tau. Hanya saja, kelakuanmu mencurigakan. Sudahlah, kami sudah pesan taxi. Kami bersama akan me—"
"Berhenti berpura-pura Jaehyun. Kau sendiri, kenapa kau begitu memaksaku untuk pulang denganmu?" Taeyong mengeluarkan suaranya dan perlahan berdiri di samping Karina. "Kenapa? Karna kau ingin melakukan perbuatan tidak jelas mu itu?"
Jaehyun bengong, dia tidak mengerti arah pembicaraan ini akan kemana. "Maksudmu apa? Perbuatan tidak jelas? Oh ayolah, berbicara dengan bahasa yang kumengerti."
"Kau ingin melecehkan ku kan?" semua kaget. Bahkan Karina dan 2 temannya yang sudah menduga bahwa Jaehyun adalah pelaku. Mata mereka membulat sempurna. Tidak percaya, perkataan vulgar seperti itu bisa keluar dengan mudah.
"Kau ini gila?"
"Kau yang gila. Pesan-pesan obsesi menjijikkanmu di Instagram itu, kau berfikir aku akan bersikap bodoh?"
"Baiklah. Terserahmu saja, aku akan pulang." Jaehyun memutar badannya dan langsung pergi keluar gerbang. Hingga punggungnya menghilang, nafas Taeyong barulah kembali lagi. Dia sesak harus berhadapan dengan orang seperti Jaehyun. Bersikap seolah-olah dia tidak melakukan kesalahan apapun didunia ini.
.
"Astaga! Anak-ku kau kenapa? Sudah Mamah bilang, istirahat saja dirumah!" Aku baru saja sampai dirumah, temanku yang lain juga turut serta masuk. Aku segan membiarkan mereka pulang terlebih dahulu. Mereka sudah banyak sekali membantuku beberapa hari ini. "Sini-sini, ayo duduk dulu." ucapnya dan memapahku ke arah sofa. "Mamah ambilkan air putih dulu."
Aku mengangguk, "Kalian bisa duduk juga. Jangan berdiri seperti itu.. "
"Kami langsung pulang saja Yong. Kau harus istirahat!" Karina berkecak pinggang. Aku sedikit tertawa, jika dilihat lagi dia menang agak mirip dengan adikku. Sangat cerewet dan pemarah. "Kau mengejekku?"
Aku mengulum bibirku dan berusaha memasang tampang biasa, "Mana mungkin aku berani. Yang berani kan hanya Taeil saja."
"Yahh, benar. Selain aku, mana ada orang yang berani mengusik ketentraman seorang Karina di sekolah. Bukan hanya di sekolah, dimanapun sudah pasti tidak ada yang berani. Semua orang tau wajah sang pemenang Taekwondo!" Kami tertawa dan Karina langsung mendaratkan sebuah pukulan di atas kepala Taeil. Pemandangan yang sudah biasa, kerukunan dalam rumah tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSTAGRAM (MATURE)
FanfictionBanyak sekali dm an misterius yang ia dapatkan di akun sosial medianya. Ia sama sekali tidak tau siapa yang mengerjainnya dalam sebulan ini. Memang tidak menyakitinya, hanya sebuah pesan yang tidak tau menggunakan bahasa apa namun membuat pria berna...