Come to Taeyong house

226 20 0
                                    

"Kak, temanmu datang tuh," Taera membuka sedikit pintu kamar kakaknya. Tapi tampaknya Taeyong masih terlelap. Kompres diatas kepalanya juga masih ada. "Sudah tau tidak kuat, kenapa memaksa sih? Gen mamah benar-benar menurun kepadamu, ya." Taera hendak menutup pintu itu kembali, tapi tiba-tiba seseorang menerobos pintu itu begitu saja.

"Taeyong! Lee Taeyong!"

"Hah? Iya.. Kenapa?— Karina?" mata merah itu terbangun begitu mendengar suara keras memanggil namanya. Bersamaan dengan kompres yang jatuh dari jidatnya. "Ah, kalian datang ya? Maaf, aku malah tertidur.. " Taera menaikkan alisnya. Dia tidak sadar, 'mereka' yang dimaksud adalah orang-orang dibelakang nya yang sedang menunggu masuk ke kamar itu.

"Taera, jangan menghalangi jalan.. " suaranya terdengar begitu lemah.

"Aduhh, Taeyong! Aku minta maaf. Aku kira kau tidak tidur, soalnya aku melihat adikmu membuka pintu.. " ucap Karina sambil berlutut dengan wajah sedih.

"Jadi manusia cek kondisi dong. Kalaupun kakakku tidak tidur, memangnya sopan berteriak seperti itu dirumah orang?" semua orang didalam kamar memandang Taera yang bersidekap dada diambang pintu.

"Taera, jangan seperti itu. Dia hanya khawa—"

"Khawatir? Jadi kau kira aku tidak khawatir melihatmu sakit begitu, Kak? Kau ini dari dulu sama saja. Selalu meninggikan temanmu dibanding adikmu sendiri. Itulah sebabnya aku malas berbicara dengan otak bebal sepertimu!"

BAM!

Taera membanting pintu dengan keras. Manusia didalam sana merasakan aura yang sangat canggung. Taeyong juga tidak tahu harus bereaksi seperti apa. "Ah, maaf ya semuanya. Adikku memang sangat sensitif dengan hal seperti ini.. " ucapnya sembari menggaruk kepalanya.

"Kami yang minta maaf karena datang secara tiba-tiba Yong. Maaf ya.. " Mina membuka suara. Semuanya malah menundukkan kepala. Sampai-sampai Taeyong tidak sadar, sedari tadi Jaehyun juga ada di kerumunan mereka. "Oh, iya! Dia juga ikut bersama kami. Dia memaksa. Iyakan, senior?" Mina menyenggol lengan Jaehyun

"Ya."

Taeyong menyunggingkan senyum hangatnya. "Sampai kapan mau berdiri seperti itu. Duduk saja dengan santai. Dikasurku juga boleh, kok"

.

"Kau sakit apa, Yong?" Karina mengupas apel layaknya seorang ibu, bahkan menyuapiku. "Jika kau tidak ingin menjawab, tidak apa-apa kok"

"Aku.. " Aku menjawab dengan menatap ragu kearah Jaehyun. Jaehyun sendiri asik dengan ponselnya. Dia pasti tidak akan merasa buruk kan jika aku berbicara yang sebenarnya? "Aku, aku alergi makanan.. "

"Oh? Alergi apa? Kacang? Pizza?" tanya Mina

"Bu—bukan. Aku salah jawab. Aku salah makan. Maksudnya, terlalu banyak makan. Jadi perut ku terombang-ambing dan aku mual. Perutku kosong dan akhirnya aku melemas. Begitu.. "

"Lalu, kompres itu?" giliran Taeil bertanya

"Oh, ayolah! Berhenti bertanya padanya! Dia itu sedang lemas. Kalau kalian bertanya seperti itu terus, dia bisa makin sakit." aku terkekeh pelan. Padahal aku tidak apa-apa jika ditanya. Lagian kenapa juga ya, aku berbohong pada mereka? Aku bersikap seperti menjaga perasaan Jaehyun. Dan Doyoung? Dia juga daritadi diam saja..

"Doyoung, kau flu?" aneh sekali. Dia memakai masker walau didalam ruangan.

"Takut tertular penyakitmu."

"Ah.. "

"Hei, bajingan. Jangan membuatku menancapkan pisau ini kedalam jantungmu itu, ya. Kau pikir aku ini tidak berani?" Karina terlihat memasang ekspresi kesal. Aku baru sadar, Doyoung Jaehyun, mereka memakai masker. Maskernya mirip. Apa jangan-jangan..

INSTAGRAM (MATURE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang