Bel tanda istirahat sudah berbunyi. Siswa siswi berhamburan keluar kelas untuk makan siang. Taeyong yang kala itu baru selesai presentasi bersama temannya merasa tenang. Presentasinya berjalan lancar tanpa satupun kendala. Itu juga berkat bantuan teman temannya.
Taeyong baru kembali dari kantor guru untuk beberapa urusan. Dia kembali ke kursinya dan mendudukan pantatnya diatas kursi. Satu tangannya mencoba menggapai buku didalam laci dan tangan yang satunya sibuk memencet-mencet ponsel pintarnya.
Setelahnya ia meletakkan buku diatas meja dan berganti mengambil pena yang baru ia sadari terjatuh di lantai sejak tadi. Setelah berhasil mengambil ia langsung memundurkan bangkunya dan keluar dari kelas. Dia baru ingat untuk mengunjungi Sehun. Mau menanyakan beberapa hal perkemahan tentunya.
Tanpa menunggu komando, Taeyong langsung melambaikan tangan ketika sampai didepan pintu kelas Sehun. Yang di lambai langsung menggaet Luhan, teman sebangku nya untuk menyusul Taeyong disana. "Halo Kak!" sapa Taeyong riang
"Halo Taeyong! Oh, ini junior yang kau bicarakan itu?" tanya Luhan sambil memandang cerah Taeyong. Sehun hanya mengangguk.
"Biar ku tebak, kenapa kau kemari" ia langsung bersidekap dada "Mau membicarakan dia ya?" sambung Sehun dengan mata menggoda
Taeyong mengerutkan dahinya sambil menggeleng. Dia tidak begitu ingat, kapan dia membicarakan seseorang bersama Sehun. Atau bahkan sama sekali tidak pernah membicarakan hal se privasi itu bersama Sehun.
"Oh, bukan ya?" Sehun menggaruk kepalanya "Perkemahan?" tanyanya mengulang. Mata Taeyong berubah menjadi berbinar. "Kita sambil pergi ke kantin aja. Aku dan Luhan belum makan siang"
Laki laki bertubuh tidak lebih 175 cm itu, mengambil celah di antara tubuh Luhan dan Sehun. Ia maju satu langkah lebih depan dan membalikkan badan menghadap kedua insan itu.
"Jangan berjalan seperti itu bocah, kau bisa terluka" ingat Luhan
"Tidak apa Kak. Tidak ada yang akan terluka." Luhan hanya menghela nafas "Jadi Kak, aku dengar kita akan perkemahan lagi ya bulan ini?" tanya Taeyong
Sehun mengangguk, "Untuk acara peringatan. Tapi belum tau pasti beritanya. Kau mau ikut?"
"Tentu! Aku sudah merindukan mereka!" Taeyong membalik badannya dan berjalan sejajar dengan mereka berdua. Luhan memindahkan Taeyong dengan tangannya ke tengah tengah mereka
"Harusnya begitu, kepala ku pusing melihatmu berjalan mundur" ucap Luhan dan memujit pelipisnya
"Itu maju Kak" sergah Taeyong
"Mundur" balas Luhan
"Menurut Hukum Fisika, di pela-"
"Jangan memulai nya, Yong"
.
Taeyong meletakkan peralatan makannya diatas meja. Hendak bangku dari kursi tapi ponselnya bergetar. Ia langsung mengambil benda itu dari dalam saku celana sekolahnya.
"Instagram?" dahinya mengerut "Oh" singkatnya dan kembali memasukkan benda petak itu ke saku. Bel masuk tinggal 10 menit lagi, dengan cepat ia mengantar tempat makannya ke kantin utama. Lalu keluar dari kantin menuju ke kelasnya. Sebenarnya, selama berjalan dia memikirkan Yuta. Temannya itu masih belum mau memaafkan nya.
"Padahal aku tidak berbuat salah, kenapa aku yang kau musuhi" rengeknya sendiri. Ia juga memghemtakkan kakinya karena kesal melihat perlakuan Yuta. Dia jadi benar benar kesepian di sekolah.
"Awas saja! Kau kira aku akan minta maaf? Cih!"
"Taeyong!" ia refleks menoleh ke belakang. Mendapati laki laki bertubuh jangkung, dengan badan yang sedikit kurus dan rambut yang memantul-mantul saat berlari. Tak lain, Kim Doyoung. Hati Taeyong ketar ketir.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSTAGRAM (MATURE)
FanfictionBanyak sekali dm an misterius yang ia dapatkan di akun sosial medianya. Ia sama sekali tidak tau siapa yang mengerjainnya dalam sebulan ini. Memang tidak menyakitinya, hanya sebuah pesan yang tidak tau menggunakan bahasa apa namun membuat pria berna...