Camp part 3

605 48 2
                                    

Selama didalam Bus, canggung rasanya bagi Taeyong. Banyak yang mengenalnya tapi Taeyong tidak tau harus memulai percakapan seperti apa kepada mereka. Ditambah lagi, Taeyong duduk sendirian dibangku nya.

Bus belum berangkat, namun semua orang terlihat sangat heboh. Taeyong hanya bisa mengedip ngedipkan matanya dan sesekali memandang kearah luar jendela. Oh Sehun dan beberapa orang lainnya tampak masih membicarakan sesuatu diluar sana.

Alhasil Taeyong hanya bisa memainkan ponselnya. Padahal yang ia buka hanya sekedar beranda IG, Whatsapp, dan galeri saja. Mungkin siapa pun yang melihat akan tertawa. Terlebih lagi jika ada Yuta. Pasti dia akan meledeki Taeyong habis habisan karna seperti anak terpencil tidak punya teman.

"Oh hei, apa yang sedang kau lakukan dengan galerimu? Kau hanya tampak menggeser keatas dan kebawah" Taeyong terperanjat dan hampir saja ponsel pintarnya melayang dan hempas kebawah.

"O-oh Hai senior" Ucapnya gelagapan dan langsung menlock ponselnya "Ah, galeri ku? Aku sedang mencari fotoku haha.. " Alibinya

Sang senior hanya bisa tertawa pelan "Bisa aku duduk disini? Kosong bukan?" Tanyanya

"Iya tentu senior. Aku tidak punya teman, jadi kau boleh duduk disini" Tutur Taeyong dan Sehun langsung saja duduk dan meletakkan barang sesuai tempatnya.

Sekarang rasanya makin canggung "Ini diluar ekspetasi ku.. " Ucap Taeyong dalam hati

Memang tidak ada bagus-bagusnya berekspetasi terlalu tinggi terhadap sesuatu.

.

Suasana didalam bus siang ini sangat heboh. Musik dinyalakan dan semua orang sangat riang gembira. Ada yang berdiri sambil berjoget dan ada pula yang seperti kerasuka reog. Jika dilihat lihat hanya Sehun dan Taeyong yang tampak tidak tertarik untuk bergabung.

"Aku tak menyangka sifatmu tenang seperti ini" Sehun memulai percakapan walau sedikit mengeraskan suaranya. Taeyong yang merasa diajak bicara pun tersenyum canggung

"Haha, bukan seperti itu senior. Hanya saja aku sedikit pemalu untuk orang yang belum mengenalku"

"Tapi rata rata anak sekolah mengenalmu. Si haus hitung hitungan" sambil di iringi tawa tawa renyah di ujungnya

"Ah tidak seperti itu. Hanya saja aku memang menyukai Matematika sejak dari kecil. Lebih tepatnya ya hitung hitungan.. "

Oh Sehun hanya tersenyum singkat dan setelah nya memainkan ponsel nya. Sedangkan Taeyong bersandar di jendela bus dan melihat pemandangan diluar.

Sampai akhirnya ia tertidur pulas didalam bus.

.

"Hei Lee Taeyong bangunlah" aku seperti mendengar suara samar samar memanggil namaku berulang kali. Mataku masih menyipit dan kepala sedikit terasa sakit. Menoleh kearah kiri dan aku mendapati seorang wanita sedang berdiri didekatku

"Bangunlah. Sekarang waktunya makan siang" Setelah mengucapkan itu, wanita itu pergi begitu saja. Aku menyeritkan dahi dan melihat jam ditanganku.

"Sudah sampai?" Monolog ku sendiri lalu meregangkan badan. Dengan nyawa yang masih terkumpul setengah, aku berjalan keluar dari bus. Mengucek mataku dan mengedarkan pandangan ke sekitar

Sudah ramai ternyata. Tikar tikar sudah terlentang dibawah pepohonan. Tapi apa mungkin secepat ini sampai nya?

"Lee Taeyong kemarilah!" teriak seseorang yang tak ayal ternyata Oh Sehun. Dengan cepat aku berlari kecil dan menghampiri seniorku itu.

"Ada apa Kak?" tanyaku polos

"Haha nyawamu masih belum terkumpul? Duduklah. Kita beristirahat sebentar dan akan melanjutkan perjalanan nanti"

Sekarang aku mengerti. Ini bukan tempat perkemahannya. Ternyata hanya beristirahat sejenak untuk makan siang. Sama sepertinya yang biasa keluargaku lakukan jika berpergian ke rumah nenek dan kakek.

Kebetulan perutku juga sangat lapar. Aku segera mendudukan bokongku di sebelah Kak Sehun dan menunggu nasi datang kehadapan ku.

"Maaf tadi aku tidak membangunkan mu. Aku melihat tidurmu pulas sekali" Ucap Kak Sehun padaku

"Tak apa kak. Jangan diambil pusing. Cukup kepalaku saja yang pusing karna berkali kali terantuk dengan jendela bus"

Dia tertawa dan begitu juga denganku. Setelah makanan tersaji, semua orang berdoa menurut kepercayaan mereka masing masing. Selesai berdoa, semua orang makan dengan lahap tak terkecuali aku.

Disini cukup ramai sebenarnya. Aku saja baru sadar bahwa ada sekolah lain yang berhenti disini. Karna tampaknya Kak Sehun mengenal mereka dan berbincang bincang sebentar.

Selesai makan, aku membereskan tempatku dan membuang kertas nasi ke tempatnya.

"Kak disini tidak ada toilet?" Tanyaku pelan setelah berlarian kesana kemari untuk mencari Kak Sehun

"Toilet?" Dia mengedarkan pandangannya dan menunjuk kearah timur. Dimana disana ada sebuah kedai yang memungkinkan ada toilet disana "Coba ke kedai sana. Mungkin mereka ada" katanya dan aku berlari secepat kilat agar sampai disana

.

"Ahh.. " legaku setelah berhasil mengeluarkan air maniku dengan sukses. Untung saja aku tidak terkencing celana

"Tampaknya kau sangat lega" Aku menoleh kebelakang dan menemukan seorang pria dengan kaus oblong berbalut jaket kulit dan celana jeans serta sepatu jordan yang menempel di kakinya.

Aku tidak mengenalnya jadi cepat cepat ku selesaikan aktivitasku didalam kamar mandi dan segera mencuci tangan.

Sialnya pria itu berdiri didepan pintu. Bukannya tidak ingin lewat, badannya lebih besar jika dibandingkan denganku.

"Bisa menyingkir Pak?" kataku pelan dan ragu ragu menatap nya

"Oh kau ingin lewat? Silahkan" tukasnya dan aku segera keluar dari kamar mandi tadi. Dalam hatiku, lelaki tadi seperti pria penjahat kelamin. Mengerikan sekali sungguh.

Baik, sudahi peristiwa tadi. Untung saja aku tidak berlama lama disana. Bisa bisa aku akan telat masuk kedalam bus dan ditinggalkan sebatang kara disini.

"Tunggu aku!!" Teriakku dan beberapa orang menoleh. Ada yang tertawa dan ada juga yang menggeleng gelengkan kepala

"Kami juga belum berangkat. Kenapa kau sehisteris itu kawan?" Seseorang menyenggol bahuku. Yang kutau dia adalah anak dari sekolahku juga.

"Kupikir bus ini akan berangkat. Bisa bisa aku akan menjadi gembel dadakan disini"

" Bagus. Kau akan jauh lebih terkenal dan masuk Tribun News. Hahaha"

"Ide bagus juga. Dari terkenal aku bisa mendapatkan uang" pikir ku

"Jadi kau ingin tinggal dan menjadi gembel disini Taeyong?" Kutolehkan kepalaku kesamping dan mendapati Kak Sehun berjalan dengan senior lainnya

"Tidak Kak! Aku akan masuk saja. Bahaya menjadi gembel. Uangku juga tidak cukup sebelum terkenal" Setelahnya aku mengeluarkan diri dari kerumunan itu dan masuk kedalam Bus

Omonganku semakin hari semakin melantur saja bukan? Memang lebih baik tidur saja. Habis makan, perut kenyang dan tidur siang adalah hal yang tepat.

.

Gue sendiri malah ga sabar ni si Taeyong ketemu ama Jaehyun. Soalnya menarik gais. Ga ketebak karna ini dari cerita nyata😚💔
Stay tuned.

INSTAGRAM (MATURE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang