Throwback

269 22 0
                                    

"Dokter berkata sesuatu?" tanya Doyoung begitu melihat Taeyong keluar dari ruang periksa. Laki laki bertubuh mungil itu langsung duduk disebelah Doyoung. Memejamkan matanya sejenak dan kepalanya terangkat melihat langit langit. Sementara Doyoung setia menunggu jawaban dari Taeyong.

"Hanya luka biasa. Kalau minum obat teratur dan pakai salap, seminggu juga kering"

"Lalu?"

"Lalu?" Taeyong menoleh ke arah Doyoung dan membuat si jangkung itu langsung membuang mukanya. "Lalu, ayo kita pergi makan. Aku sudah izin"

Taeyong menegakkan posisi duduknya. Ia lalu bangkit lebih dulu dan disusul oleh Taeyong.

"Mau makan dimana?" tanya Doyoung sambil berusaha menyamakan langkah

Taeyong menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Doyoung "Kau bisa makan makanan biasa?" tanyanya

"Tidak" ucap Doyoung setelahnya menoyor pelan kepala laki laki yang lebih pendek darinya itu "Kau kira aku anak Raja? Makan dimana saja tidak masalah, asal tidak di kuburan"

Setelah Doyoung berbicara, tidak ada yang bersuara lagi. Hanya derap kaki yang terdengar hingga mereka sampai ke parkiran rumah sakit.

.

Taeyong terkekeh kecil setelah memposting sebuah instastory. Doyoung yang tertidur saat mereka sedang dalam perjalanan pulang.

"Aku penasaran apa reaksimu" ucapnya setelah kembali dari kamar Taera untuk mengambil charger ponsel. Ia kembali naik keatas dan merebahkan dirinya diatas kasur. Satu tangannya mengusap usap perutnya yang rata dan yang satunya sibuk mencari keberadaan remot AC.

Ia mencampakkan asal remot AC berwarna putih itu diatas tempat tidurnya dan berganti meraih ponselnya yang sejak tadi bergetar di sisi kiri badannya. Setelah layar ponsel menyala , dia sedikit kaget. Ada beberapa missed call dari Jaehyun. Ia berganti posisi menjadi telungkup.

"Tes tes" katanya sambil meyakinkan diri untuk menelepon balik Jaehyun. Ia langsung menempelkan benda itu ke daun telinga dan menunggu sampai orang disebrang sana mengangkat panggilan.

"Ha-Hallo?" Taeyong menyapa masih dengan posisi yang sama. Telungkup dan badannya sedikit bergetar karena takut dengan reaksi Jaehyun

Telepon itu diangkat tapi yang terdengar hanya keheningan. Sampai akhirnya ada suara dehaman dari sebrang sana. Bisa ditebak itu memang suara Jaehyun. Tapi kenapa auranya seperti ada yang tidak beres disini.

"Hai Yong"

Taeyong menyatukan kedua alisnya. Suara Jaehyun terdengar parau "Kau baik baik sa-"

"Not at all, i think" jawab Jaehyun tanpa berbasa basi. Raut wajah Taeyong berubah cemas dan ia juga tidak mengerti kenapa dia harus ikutan khawatir dengan kondisi laki laki itu. "Yong"

Taeyong diam. Sampei detik ketiga, dia juga masih diam.

"Yong" suara Jaehyun muncul lagi "Can i ask you something?"

"Iya, boleh. Apa?" lagi lagi Jaehyun hanya diam "Hei? Kau mau bertanya apa?" ulang Taeyong

"Can, can i— hahh.. " helaan nafas Jaehyun bisa terdengar jelas. Helaan nafas lelah dan frustasi dengan sesuatu. Taeyong juga tidak bertanya lagi. Dia menunggu sampai Jaehyun berbicara.

"Yong, still there?"

"Huum"

"Can i make you mine, Taeyong?"

Taeyong menjauhkan teleponnya dan beringsut mundur. Matanya membulat dan ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Jaehyun mengajaknya berkencan seperti membeli jajanan di Alfamart.

INSTAGRAM (MATURE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang