[9] Kembali ke Rumah

65 8 40
                                    

9 | Kembali ke Rumah

Diliputi kekhawatiran atas kedua teman barunya yang hilang, Clara segera menghubungi sang Ayah. Tak butuh waktu lama sampai panggilan itu akhirnya tersambung.

"Halo."

"Halo, Pa. Maaf ganggu. Temen aku dari semalem belum pulang ke rumah. Kalau mau lapor orang hilang harus gimana, ya?" Clara menggigit bibirnya, menahan kegelisahannya.

"Ke kantor polisi terdekat aja, Nak. Langsung ke bagian SPKT."

"Perlu bawa apa, nggak?"

"Sebaiknya yang melapor itu dari keluarganya. Jadi suruh mereka bawa kartu keluarga dan akta lahir buat klarifikasi hubungan dengan di orang hilang nantinya. Ehm, kamu gapapa, Nak? Suara kamu gemeteran soalnya."

Clara tersenyum kecil. Ayahnya benar-benar mengenalnya dengan baik. Walau tak bertatapan, dia bisa mengerti perasaan Clara saat ini. "Gapapa. Aku pergi dulu, ya, Pa."

"Oke, Nak. Kalau butuh apa, telepon aja, ya. Walaupun ini bukan wewenang Papa, paling nggak Papa punya banyak koneksi di kepolisian. Haha."

"Siap, ntar kuhubungin." Clara tertawa kecil.

Clara mematikan ponselnya dan beralih pada Mama Ara dan Bella yang masih mengintip di antara celah gerbang yang terbuka.

"Kata Papaku, kita tinggal ngelapor ke kantor polisi, Tante. Boleh tolong ambilkan KK dan akta kelahiran, nggak? Katanya perlu."

"Ah, iya, boleh." Wanita itu langsung menutup gerbang dan meninggalkan Clara dan Ervin yang masih berada di luar pagar, tepatnya di pinggir jalan.

"Kita nggak diizinin masuk, nih?" gumam Clara, merasa sedikit tersinggung.

Ervin tertawa.

Beberapa menit kemudian, wanita itu kembali dengan berkas yang disebutkan Clara.

"Nak, boleh kalian aja yang laporin, nggak? Soalnya kondisi Tante lagi kayak gini." Ia menunjuk wajahnya yang berantakan.

"Kami bisa nunggu Tante beres-beres, kok," celetuk Ervin.

Wanita itu tersentak pelan. "Ah, nggak usah, Nak. Kalo Tante beres-beres bakal lama banget. Sebaiknya, kan, cepat dilaporkan. Mending kalian aja."

Clara memiringkan kepalanya, bingung. "Tapi, Tan一"

"Oke, Tante. Kami pergi dulu, ya," potong Ervin. Lelaki itu mengambil dokumen penting itu dan mengangguk pelan. Ia kemudian menggiring Clara untuk segera pergi ke kantor polisi.

Mama Ara dan Bella berterima kasih dan menutup gerbang rumah itu.

Ervin menyalakan motornya dan memakai helm. Tak lupa, ia menyodorkan helm pada Clara.

"Padahal bakal lebih cepet ditindaklanjuti kalo yang ngelapor itu dari keluarganya," gerutu Clara.

Ervin tak merespons omelan Clara.

Beberapa menit hingga mereka sampai di tujuan. Bertanya tentang keberadaan 'bagian SPKT' pada beberapa orang, akhirnya barulah mereka dapat melapor atas hilangnya Ara dan Bella.

Pihak kepolisian sedikit kebingungan ketika Clara menyerahkan laporan, beserta akta kelahiran dan kartu keluarga gadis kembar itu. Kedua berkas itu hanya diperlukan jika anggota keluarga yang menyampaikan laporan. Berdebat selama beberapa saat, laporan hilang itu akhirnya diterima. Mereka segera membuat surat perintah penyidikan dan menugaskan beberapa polisi untuk melakukan penyelidikan.

Ervin memberitahu bahwa kemarin siang ia mengantar Ara pulang ke rumah. Clara juga menambahkan bahwa Ara sedang sakit, sehingga diberikan izin untuk pulang lebih awal.

AraBella [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang