[11] Album Foto Misterius

46 7 25
                                    

11 | Album Foto Misterius

Ara mengeluarkan album foto dan menaruhnya di lantai. Terlihat bingung melihat beberapa buah lolipop yang berserakan di dasar peti kecil itu, namun diabaikan untuk membuka album foto. Tangannya menyibak satu per satu halamannya. Bella dan Rum ikut melihat foto-foto yang tersimpan di dalamnya."Botak," ejek Rum sambil menunjuk foto bayi kedua gadis kembar itu.

"Situ kayak nggak pernah botak aja," kesal Bella.

Satu per satu halaman mereka balik. Mulai dari foto saat mereka baru lahir, kali pertama mereka tengkurap, serta kemunculan gigi pertama.

"Bel, kira-kira ini siapa, ya? Gue atau lo?" Ara menunjuk seorang bayi yang tersenyum lebar sampai gigi perdananya kelihatan. Sementara itu, seorang lagi sedang menangis kejar.

Dengan cepat Bella menjawab, "Pasti gue yang senyum."

"Yakin?" celetuk Rum. Sebelah alisnya diangkat dan sudut bibirnya terangkat.

"Lo bener-bener, dah."

"Gimana Mama dan Papa bedain kita, ya?" gumam Ara pelan mengabaikan kedua makhluk yang sedari tadi terus bertengkar. "Ah, ada Nenek."

"Mana?" Bella kembali menaruh perhatiannya pada album foto itu. "Kangen banget sama Nenek. Ternyata muka Nenek kayak gini."

Rum ikut melihatnya. "Kok bisa lupa?"

"Terakhir liat pas masih 4 tahun, sebelum Nenek meninggal. Biasa ... ingatan anak 4 tahun nggak terlalu jelas. Tapi masih inget beberapa hal tentang Nenek."

Ara menguap dan disusul oleh Bella. Kejadian penculikan itu menguras energinya. Semalaman di ruangan gelap dan lembap membuat keduanya tak bisa tidur dengan nyenyak. Apalagi kini jam sedang menunjukkan pukul 2 pagi.

"Oh, foto Mama dan Papa," ujar Bella sambil mengubah posisi duduknya.

"Ini Mama? Cantik banget," kagum Ara.

"Kok .... Ini Mama pas muda?" Bella mengerutkan kening sambil menatap kembali foto itu.

"Kenapa, Bel?"

"Kalo nggak salah gue punya foto sama Mama, deh, pas masih kecil. Bentar gue ambil dulu. Semoga masih ada."

Bella beranjak ke kamarnya dan mengobrak-abrik mencari foto yang dimaksudnya. Setelah mendapatkannya, ia menunjukkan foto itu pada Ara.

"Waktu ultah kesekian gue pernah ngajak Mama dan Papa foto bareng. Pas ultah ke 7, deh, kayaknya. Dulu kalo mau foto bagus, kan, harus ke studio, biar sekalian dicetak."

Ara menaruh foto itu bersebelahan dengan album. "Oh, iya. Kenapa beda banget, ya?"

"Nah, kan. Foto yang di album itu kira-kira pas kita satu atau dua tahun. Masa muka Mama bisa berubah drastis gitu. Papa di foto juga beda sama yang sekarang."

Rum ikut mengamati foto itu. "Bener juga. Kenapa beda, ya? Padahal lo sama Ara sama persis, nggak berubah mukanya."

"Kalau misal ... orangtua kita yang sekarang itu bukan yang asli, masuk akal, nggak?" Ara menanyakannya setelah berpikir sebentar.

Bella menjentikkan jari. "Bisa jadi. Muka mereka beda banget dan album ini disembunyiin sampai segitunya."

"Dan Ara diperlakukan kayak gini," sambung Rum.

Ketiganya merinding memikirkan hal itu.

"Bisa-bisanya kita baru tahu sekarang."

"Berarti ini udah hampir 8 tahun kita ditipu gini."

AraBella [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang