Sebelum kita benar-benar berpisah, absen dulu yuk!
Kamu baca cerita ini sejak kapan?
Kepada pembaca baru, selamat datang~ kepada yang lama, terima kasih telah menemani Una-Riam sampai akhir ❤
Jangan lupa untuk meninggalkan vote serta komentar, ya. Aku sayang kalian ❤
Happy reading~
***
Biasanya, polusi membuat langit Jakarta terlihat sama saja; mendung, gelap, sulit menemukan bintang. Tetapi malam ini langit yang sama seakan tengah berusaha menghibur dua orang yang menerima kegagalan. Terbukti ketika Una mendongak ke langit tanpa sengaja usai menjejalkan sempolan berbalut saus tomat pedas ke mulutnya, ia melihatnya.
Una buru-buru menyenggol lengan Riam dan berteriak dengan mulut penuh. "Iyam! Itu Sabuk Orion, bukan?"
Riam tidak terburu-buru seperti cewek itu. Ia menelan sempolan tanpa sausnya sebelum mengikuti arah telunjuk Una. Pada langit yang tampak lebih bersih dari biasanya, mereka dapat melihat taburan bintang-bintang. Dan persis di arah yang ditunjukkan Una, ia turut melihatnya. Tiga bintang berjajar, tampak sama besar, sama terangnya.
Alnitak, Alnilam, Mintaka. Orionis Delta, Orionis Epsilon, Orionis Zeta. Sabuk Orion.
Melihatnya membuncahkan rindu yang tidak Riam ketahui darimana asalnya. Di atas sana, ketiga bintang itu masih bersinar dengan terangnya, berdiri dengan kokohnya. Seolah tidak ada yang bisa menghancurkan mereka.
Riam mengangguk setelah beberapa saat. "Hm... iya."
Una menoleh menatapnya, mata cewek itu berbinar-binar. "Beneran?!"
Ketika Riam tidak mengatakan apa-apa, selain tersenyum seolah ia terhibur dengan raut wajah yang Una tunjukkan, cewek itu tidak dapat menahan diri lagi. Ia meraih tangan Riam, menggenggamnya, lalu melompat dan berteriak senang. "YAY! Nilai IPS Una nggak nol lagi!"
Riam tertawa singkat kali ini, ia mengacak rambut Una dan berjalan lebih dulu menuju tangga di samping rumah cewek itu yang akan menghubungkan mereka ke atap. Pertandingan renang telah usai sejak siang. Mereka kembali ke Jakarta setelahnya, membuat semacam perayaan kecil yang berakhir sore itu juga, lalu semua orang pulang ke rumah. Kemudian, malam itu Riam memutuskan ia ingin mengantar sendiri cewek itu pulang ke rumah. Yang berlanjut dengan jajan di pinggir jalan hanya karena Una masih kelaparan.
Mereka duduk di atap untuk waktu yang cukup lama. Menatap Orion yang berkerlip di atas langit dan menghabiskan sisa jajanan mereka.
"Cobain yang pake saus, deh!" Una bersikeras, coba menyuapi Riam sempolan penuh saus miliknya, yang terang saja segera dijauhkan cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orionis: ZETA [Completed]
Teen FictionMISI BALAS DENDAM: Pacari Riam. Buat dia jatuh cinta. Patahkan hatinya. *** Riam Zarel Albion adalah si Pengatur Strategi di Orion, penguasa SMA Bucin yang tidak terkalahkan. Gantengnya tidak manusiawi, otaknya tidak membumi, tetapi kesombongannya j...