09. Klub Media

23.6K 3.3K 341
                                    

Yang kemaren nyariin Iyam siapa, nih? Happy Reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang kemaren nyariin Iyam siapa, nih? Happy Reading~

***

Ruangan yang berantakan, penuh tempelan di dindingnya, mulai dari foto-foto, jurnal, artikel, hingga sticky note yang menempeli hampir setiap benda menjadi ciri khas ruang klub media. Setidaknya, itu yang terjadi di SMA Bucin.

Nurul, ketua klub media saat ini, tengah bercokol di kursi kebesarannya, menatap laptop yang dipenuhi desain mentah buletin bulan ini. Atau seharusnya begitu. Meski yang terjadi adalah layar laptopnya justru dipenuhi foto-foto seorang Riam Zarel Albion. Ada Riam dalam berbagai tempat dan kegiatan. Riam turun dari motor, Riam melepas helm, Riam berjalan, Riam berjalan dari angle yang sedikit berbeda. Riam membenarkan sepatu. Ada banyak, banyak sekali. Namun bahkan di antara ribuan foto tersebut, sulit untuk mencari Riam dalam keadaan tersenyum.

Nurul menyapukan jari pada foto wajah Riam, kemudian terkikik sendiri, membuat cewek lain dalam ruangan itu merasakan bulu kuduknya meremang.

"Calon masa depan gue kenapa mukanya cerah banget, ya, Din? Gue ngerasa hidup gue bakal makin cerah berkat Kak Riam."

"Calon majikan masa depan maksud lo?" Dinda mendengkus.

Jawaban itu sukses membuat Nurul melempar pandang sesaat pada Dinda, wakil ketua yang duduk di sofa. Matanya dipicingkan pada Dinda yang sekarang berpura-pura sibuk meneliti roll film pada kamera DSLR di tangannya.

"Tukang sulam keset Kak Saga diem aja deh!" ujarnya tidak mau kalah. Kemudian, sebelum kembali pada laptopnya, ia kembali bertanya. "Udah lo pilihin foto-foto Kak Saga mana yang mau ditampilin?"

Dinda membenarkan kacamatanya, lalu mengangkat wajah. "Belum. Galau banget gue. Ganteng semua, anjir!!!"

"Buruan lo, artikelnya juga belum dibikin kan? Terus liputan─" Nurul menepuk jidatnya dan mengerang. "Gue belum liputan sama sekali! Ni buletin udah harus terbit Senin depan! Gimana, dong? Duh, sumpek banget gue, mana gue harus remedial Kimia!"

"Sama, gue juga. Kita nggak mau rekrut anggota baru, gitu? Sejak Vania keluar jadi ketumpuk gini kerjaan."

Nurul meletakkan dagu di atas sikunya, berpikir. "Ngerekrut siapa? Kita nggak ada waktu buat seleksi. Lagian─"

Pintu menjeblak terbuka. Membuat keduanya nyaris terjengkang. Apalagi ketika menemukan sebentuk kepala yang melongok ke dalam.

Di sana, Una tersenyum dengan begitu lebarnya.

***

"Lo yakin dengan keputusan lo ini?"

Setelah pintu ruang kelab media tertutup di belakang mereka, Rahma buru-buru menyeret Una ke salah satu sudut. Ia masih tidak percaya dengan langkah yang cewek ini ambil, yang sama sekali tidak berada dalam susunan rencana Rahma.

Orionis: ZETA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang