Halo~ lagi pada ngapain, nih?
Ngabuburit sore ini ditemenin Una, ya. Happy reading ^^
***
"RIAM! RIAAAAMMM!!! I'M HEREEE!!!"
Mungkin dengan cara ini, ia bisa berhasil menarik perhatian si Batu Bernapas itu. Meski dengan mengorbankan kakinya, ceker ayam yang sekarang terguncang di perutnya, atau napasnya yang mulai memendek.
"Bentar! Bentar!" Una menghentikan aksi lompat-lompatnya melalui jendela kaca kelab tinju "Peranakan gue turun," sengalnya seraya memegangi perut, dengan napas berceceran.
Anin, yang sedari tadi berdiri sedikit agak jauh setelah teriakan Una berhasil mengundang begitu banyak tatapan tidak suka dari para penggemar Orion lainnya, sekarang mulai iba. Ia mendekat dan mengusap-usap punggung Una yang letih. Sementara Rahma tampak bersidekap di hadapan mereka, keningnya berkerut dalam tanda ia sedang mengatur strategi. Dan Rifa'i, tentu saja, masih sibuk meneriakkan nama Riam dan Denis bergantian. Ia bahkan bergelantungan di jendela, menumpukan kedua lengan pada ceruk jendela tersebut dan coba tetap bertahan di posisi itu.
"Aa Denis! Cinderella di sini! A!!!"
"A Iyam toleh siniiii"
"A Denis! I love youuuu!!!"
Seperti itu, kira-kira.
"Gue barusan dapet flying kiss dari A Denis!" Pengumuman Rifa'i memecah konsentrasi yang sedang dibangun Rahma. Tentu saja, karena Rifa'i melakukannya sambil menggoyang-goyangkan lengan gadis itu, yang membuat cowok itu segera disergah Rahma dengan keras.
Mata besar yang semakin dipertegas dengan eyeliner milik Rahma melirik puluhan cewek-cewek di dekat jendela. Seperti Rifa'i, mereka juga sedang menjerit-jerit dan saling berpegangan satu sama lain. Semua mengaku diberi ciuman terbang oleh anggota Orion yang satu itu. Tsk, itu baru Denis. Ganteng, memang, tapi Denis tidak memiliki posisi sepenting itu. Jika itu tiga punggawa Orion, sabuknya Orion, Saga, Mitha dan Riam. Jika Riam yang melakukannya, niscaya mereka semua akan bergelimpangan di koridor sekarang, sekarat.
"Iya, iya. Moga lo jodoh deh, sama Denis."
"AMIIINNN!!!" Rifa'i menyahut kencang, begitu kencang sehingga ia harus menutup mulutnya ketika salah satu anggota Orion berbadan tinggi, hitam kekar seperti malaikat maut menatapnya dari jendela. Namanya Amin.
Beralih dari Rifa'i yang masih memeluk tiang bangunan dengan senyum manja di bibirnya, Rahma sekarang meletakkan tangan di atas pundak Una yang napasnya mulai berkisar normal setelah diberi es teh oleh Anin.
"Na, gue baru kepikiran. Selama ini kita salah."
"Ya emang salah, Munaroh!" Nyaris saja Una menyemburkan teh yang sedang ia sedot. Berapa kali ia menjadi korban dan Rahma baru sadar?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Orionis: ZETA [Completed]
Teen FictionMISI BALAS DENDAM: Pacari Riam. Buat dia jatuh cinta. Patahkan hatinya. *** Riam Zarel Albion adalah si Pengatur Strategi di Orion, penguasa SMA Bucin yang tidak terkalahkan. Gantengnya tidak manusiawi, otaknya tidak membumi, tetapi kesombongannya j...