Kangen ke-uwuan Iyam?
Kita selesaikan masalah-masalah ini satu persatu dulu ya. Semoga masih semangat membaca karena... Kita semakin dekat dengan keuwuan.
***
Positif. Dua buah motor yang tengah mereka ikuti adalah Franky dan Gumala, dan keduanya, menuju pelabuhan. Hanya ada dua kemungkinan sekarang: pertama, mereka ingin menemui seseorang di sana, dan kedua, mereka akan pergi naik kapal, menyeberang pulau. Dan intuisi Riam memberatkan di opsi kedua.
Jika itu benar, maka ini akan menjadi kesempatan terakhir mereka mendapatkan dua orang itu. Karena jika mereka berhasil kabur ... mencari mereka akan seperti mencari jarum di tumpukan jerami, nyaris mustahil dilakukan oleh remaja SMA biasa.
"Samperin langsung," ucap Saga. Riam menoleh cepat, nyaris menyangkalnya. Ia pikir mereka harus memberi momen kejutan dengan menemui Franky dan Gumala di tempat yang lebih strategis, lebih dekat. Tetapi melihat kesakitan di wajah Saga saat ia terus memegangi kepalanya, Riam mengangguk.
"Oke."
Riam melompat keluar dari mobil, sesaat menyaksikan Franky dan Gumala yang menyengir setelah membuka helm, seolah menyambut teman lama. Namun menyadari kehadiran Riam dan Saga, mereka berpandangan sekilas, lalu bersamaan berlari kabur dengan memilih dua arah berbeda.
"Lo udah nabokin Franky?" tanya Saga.
"Udah."
"Giliran gue sekarang."
Tanpa membuang waktu, Riam berlari mengejar Gumala yang masih tertangkap ekor matanya. Cowok itu menghilang di balik kontainer-kontainer berkarat yang menumpuk di sepanjang pelabuhan.
Gumala itu bertubuh besar, larinya cukup lambat. Jadi ketika ia menoleh dan tidak menemukan Riam mengejar, harusnya ia curiga. Sayangnya dia juga bodoh. Gumala menyeringai, merasa menang dan melambatkan langkah. Hingga di ujung salah satu kontainer, Riam melompat ke hadapannya.
Riam tidak suka berbasa-basi. Ia melayangkan satu pukulan kaki yang mengenai wajah Gumala dengan telak, membuatnya terhuyung ke belakang karena kejutan yang Riam ciptakan. Dan sebelum cowok itu pulih, tendangan-tendangan lain menyerangnya, bertubi-tubi pada punggung dan belakang lutut hingga Gumala tersungkur.
Gumala yang veteran dalam tawuran tidak kalah secepat itu, tentu saja. Cowok itu mengembalikan kekuatannya, berhasil menghindari satu pukulan sebelum menyerang Riam balik.
Riam bosan. Ia tidak mood berkelahi. Sehingga, ketika melihat kesempatan yang biasanya tidak akan terulang dua kali, Riam melompat ke belakang Gumala, sekali lagi merobohkannya yang berusaha bangkit. Juga, menepis belati yang baru Gumala keluarkan dari sakunya.
"Nggak lagi, Bangsat!" Ia mengunci pergelangan cowok itu dengan cepat, lalu sikunya mendarat keras di tengkuk Gumala. Guma hilang kesadaran dengan segera.
"Tinggal Franky," gumamnya seraya menendang tubuh cowok bongsor itu sekali lagi.
Riam berlari melewati lorong-lorong kontainer, menuju sumber keributan yang tadi ia dengar, sepertinya Saga. Namun ketika ia menemukan cowok itu, Saga tengah menghujamkan pisau, hanya sekian senti jaraknya dari telinga Franky.
***
Polisi datang tidak lama kemudian. Sepertinya Tyo yang melaporkan, berdasarkan komunikasi terakhir mereka. Atau mungkin kenalan Saga. Franky dan Gumala segera digelandang, sementara Riam dan Saga dapat pulang sekarang. Denis kabur, tentu saja. Pengecut itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orionis: ZETA [Completed]
Ficção AdolescenteMISI BALAS DENDAM: Pacari Riam. Buat dia jatuh cinta. Patahkan hatinya. *** Riam Zarel Albion adalah si Pengatur Strategi di Orion, penguasa SMA Bucin yang tidak terkalahkan. Gantengnya tidak manusiawi, otaknya tidak membumi, tetapi kesombongannya j...