Hi, setor emot favorite dulu, dong!
Tebak dulu, bakso-bakso apa yang dilarang? Jawabannya nanti ya.
Happy reading <3
***
"Gue mau... gue mau jadi pacar lo!"
Terlambat untuk menampar mulut sendiri. Sebagai gantinya, Una menyengir, menunjukkan pada Riam bahwa dia serius dengan ucapannya.
"Lo apa?"
"Gue mau jadi pacar lo. Lo mau, kan?"
Ada saat-saat Una merasa minder dengan dirinya. Namun Pak Ibram, guru Geografi di sekolah yang menjabat selaku ayahnya selalu mengatakan: Kalau kamu melakukan sesuatu, percaya dirilah. Hasilnya akan baik. Dan saat ini, Una memegang prinsip itu kuat-kuat. Meskipun ya, ia tahu siapa yang sedang ia hadapi.
Riam Zarel Albion. Cowok yang sama yang menolak Anin dengan kejam di lapangan sekolah waktu itu. Cowok yang sama sekali tidak punya hati! Sementara tugasnya di sini adalah menemukan hati itu, dan mematahkannya. Sebelum ia yang lehernya dipatahkan oleh si Batu Bernapas.
Riam mengambil satu langkah maju, membuat Una otomatis melangkah mundur. Apakah cowok ini akan benar-benar menamparnya? Menjambaknya? Atau...
Cowok itu meraih perekam suara di tangan Una dan mematikannya. "Sudah lima menit," ujarnya sebelum mengembalikan perekam suara itu, lalu berjalan pergi dengan tangan tersimpan di saku.
Perlu beberapa detik, bagi Una untuks adar apa yang tengah terjadi. Ia segera berteriak di belakang Riam. "Oi! Jadi gimana?!"
Namun tentu saja, Riam tidak menggubris.
***
Petang sudah berlalu ketika Riam sampai di rumah dengan lampu-lampu kamar di lantai dua yang belum menyala. Dan mengetahui seberapa banyak yang sedang berada di rumah itu sekarang, rasanya merupakan satu pemborosan besar. Rumah yang terlalu besar untuk tinggal seorang diri. Mbok Mus, satu-satunya asisten rumah tangga yang ada. membantunya membuka pintu pagar lalu segera menghampiri begitu Riam turun dari motor dan melepaskan helm.
"Mau langsung makan atau mandi dulu, Mas? Mbok mau angetin dulu soalnya udah dingin. Masnya ditunggu-tunggu baru pulang," ujarnya dengan logat Jawa yang kental.
Riam meletakkan helm di atas motor, lalu dengan langkah yang lebar melewati teras, menaiki undakan tangga menuju teras diikuti Mbok Mus di belakangnya. Earphones yang masih terpasang di telinga ia lepaskan.
"Mama belum pulang?"
"Belum, Mas. Ini Mbok daritadi nungguin Ibu sama Mas-nya sampai dingin masakan Mbok."
Riam mengangguk, lalu melepaskan sarung tangan kulitnya dan mendorong pintu terbuka. Tedengar keriut amat pelan, kemudian tidak ada apa-apa lagi setelahnya. Sunyi. Teramat sunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orionis: ZETA [Completed]
Fiksi RemajaMISI BALAS DENDAM: Pacari Riam. Buat dia jatuh cinta. Patahkan hatinya. *** Riam Zarel Albion adalah si Pengatur Strategi di Orion, penguasa SMA Bucin yang tidak terkalahkan. Gantengnya tidak manusiawi, otaknya tidak membumi, tetapi kesombongannya j...