Lubang

390 16 0
                                    

Permata kembali mencuci seragam, menyetrika, lalu memberikan wewangian. Tidak lupa melipatnya secara rapi. Namun, tiba-tiba saja ide jail bergelayutan di kepalanya lagi. Dengan seringaian kecil, dia merealisasikan idenya. Setelah idenya terlaksana, ia segera meletakkan seragam itu ke dalam plastik baru dan benar-benar bersih. Perfect di luar.

Esoknya ia mengembalikan seragam itu ke kantin lagi. Hendak melangkahkan kaki ke kantin saja, semua orang sudah berbisik-bisik dan ketika Permata sudah sampai di meja tujuannya, film season 3 kembali berputar. Diam dan hening.

"Ekhm, ni udah gue cuci sesuai keinginan lo dan nggak ada bau terasi." Permata meletakkannya di depan meja cowok itu dan segera beranjak pergi menuju meja yang diduduki teman-temannya.

Si cowok membuka plastik dan mengamati seragamnya yang memang benar-benar sudah terlihat bersih dan wangi. Tanpa menunggu waktu lagi, ia mengenakan seragam itu. Seragam yang ia kenakan ini lebih kecil dibandingkan seragam lamanya.

Berlian pun melanjutkan rencana makannya dan ingin mengambil sambal yang jaraknya cukup jauh. Sehingga tangan krinyanya berusaha menggapainya, namun bersamaan dengan itu terdengar suara tertawa dari Rosi yang berada di samping kirinya.

"Berlian, seragam lo ada lubang di ketiak, wkwkwk." Rosi tertawa tanpa henti sambil menunjuk lubang ketiak yang dimaksudnya. Segera saja semua perhatian di meja itu juga melihat ketiak Berlian.

Berlian segera saja melihat ke arah ketiaknya dan benar saja ada lubang sehingga kaosnya dapat terlihat. Teman-temannya masih tertawa tanpa henti. Ia juga melihat ke ketiak kanannya, dan lagi-lagi lubang yang sama terlihat. Segera saja ia melepaskan seragamnya dan membuangnya sembarangan, segera berdiri mendekati si empu pencuci seragam.

"Hei cewek kacamata. Lo masih mau cari gara-gara sama gue. Lo sengaja ngerusak seragam gue. Mau lo aslinya apaan sih?" Berlian berbicara di depan meja itu dengan tatapan menghunus netra si empu pencuci seragam.

Lanjutan dari film season 3 yang tadi terjeda kini telah dimulai kembali. Keadaan hening kembali.

Permata yang masih duduk di meja hanya tersenyum menanggapinya.

"Jangan sok-sok an berani, apalagi senyum-senyum kayak gitu. Lo tuh jelek, sadar nggak sih. Apa perlu gue beliin kaca biar lo bisa kaca sepuas lo. Jijik gue ngelihat muka lo, udah deh sana pergi dari hadapan gue. Sampah." Pernyataan yang amat menyakitkan bagi Permata.

Permata menanggapi dengan lagi-lagi tersenyum manis.

"Lo budeg, nggak denger ucapan gue. Apa perlu tuh telinga gue ganti pakai telinga sapi, biar bisa denger. Jelek, sana lo pergi." Berlian mendorong jidat Permata secara kasar dan secara otomatis Permata jatuh terduduk di lantai.

"Dasar jelek, sana lo pergi. Pergi jauh dari sekolah ini. Gue jijik ngelihat muka lo. Inget kata-kata gue, lo tuh SAM-PAH. Nggak ada gunanya lo hidup, mending mati aja sana." Berlian menoyor jidat Permata untuk kedua kalianya dalam season 3 film ini. Tubuh Permata yang sudah terjatuh duduk kini juga terhuyung ke belakang hampir saja jatuh terlentang.

Permata benci Berlian.

Permata diam saja tanpa membalas hanya ingin melihat sampai mana Berlian marah. Permata ingin melihat reaksi Berlian. Dan Permata benci saat Berlian bertindak dan berucap seenaknya dengan Permata. Apa ini yang dilakukan Berlian ke semua cewek yang membuat masalah padanya? Apa ini ini yang dialami para cewek di SD itu dan rasa sakitnya seperti ini? Sampai mereka menangis dan meminta pindah sekolah dulunya. Permata kini merasakannya. Permata kini dapat melihat Berlian marah dan berucap sarkatis yang mampu membuat hati Permata sakit.

Berlian berhak marah pada Permata karena salah Permata yang menjailinya dengan melubangi seragam sekolahnya. Tapi mengapa harus kata-kata sarkatis semacam sampah, jelek, dan tak pantas hidup yang terucap. Apalagi dengan tambahan perlakuan fisik seperti ini yang tentu saja kekuatan Permata tidak sebanding dengannya dan akan kalah begitu saja.

Berlian Permata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang