Lari

353 17 0
                                    

Kini pelajaran hendak berlangsung di kelas Permata. Namun, kelas Permata dikagetkan dengan adanya kelas Berlian yang berbaris di samping kelasnya.

Ternyata Pak Jamal yang mengampu pelajaran olahraga memang sengaja menggabungkan kedua kelas tersebut. Karena jadwal olahraga kelas Berlian yang seharusnya setelah kelas Permata, Pak Jamal tidak bisa hadir karena akan dinas. Sehingga Pak Jamal bertukar jam dengan pelajaran yang seharusnya jam ini diisi pelajaran tersebut.

Pelajaran olahraga kali ini adalah berlari. Posisi cewek berada di depan, sedangkan posisi cowok berada di belakang cewek. Setelah peserta cewek berlari maka Pak Jamal menyarankan mereka bertos tangan dengan peserta cowok yang berada di belakangnya. Hal itu juga berlaku pada cowok untuk bertos setelah berlari dengan pasangannya.

Kelas Permata mendapatkan giliran pertama. Permata berada di ronde kedua karena nama Permata termasuk abjad terakhir. Pak Jamal melihat bahwa di belakang barisan cewek dengan nama-nama abjad terakhir ada beberapa yang belum berpasangan termasuk Permata karena kurangnya anak cowok kelasnya. Maka, Pak Jamal mengambil inisiatif untuk memasukkan anak cowok kelas Berlian untuk berada di sana. Salah satunya Berlian, karena abjad namanya yang termasuk abjad awal.

Berlian pun memilih berada di belakang Permata.

Permata yang sedari awal tidak mementingkan siapa pasangannya dan hanya melihat ke arah depan di area lari seketika berbalik dan mendapati Berlian di belakangnya.

"Kok lo dibelakang gue sih?"

"Gue mau di sini Permata." Berlian menampilkan senyum termanisnya.

"Gue nggak suka lo di sini, tukeran gih sama cowok lain."

"Nggak mau Permata. Gue mau di sini."

"Bodo amatlah."

"Kalau lari pakai ujung kaki." Berlian memberi saran.

Berlian adalah kapten futsal dan Permata mengetahuinya. Saran Berlian memang benar dan Permata pernah membacanya di buku. Tapi sulit merealisasikannya. Permata pernah dahulu ingin merealisasikannya, sayangnya ketika berlari rencana itu tiba-tiba hilang. Dan larinya seperti cewek lainnya dengan menginjakkan telapak kaki juga. Kalau kata buku sih, itu membuang-buang waktu kalau berlari menggunakan telapak kaki. Sungguh realisasinya sulit bagi Permata.

"Gue nggak bisa."

Permata berbalik badan dan bersiap untuk berlari. Setelah pak Jamal meniupkan peluit Permata berlari sekuat mungkin dan kembali ke posisi awal. Namun tangannya yang seharusnya bertos ke cowok didepannya sebagaimana teman-teman yang lain. Permata tidak ingin melakukannya, bertos dengan musuh. Sungguh Permata tidak mau.

Berlian yang mengetahui itu, setiba Permata di hadapannya yang sedang mengatur nafas. Ia memaksa tangan kanan Permata untuk bertos dengan tangan kanan Berlian. Permata yang masih mengatur nafasnya tidak bisa melawan dan membiarkan begitu saja.

"Lo tau, lo juara 5."

"Itu termasuk bagus buat gue." Permata berujar percaya diri. Sungguh jumlah lawannya berjumlah 10 orang. Permata sudah merasa senang karena setidaknya sudah mengalahkan 6 orang. Secara keseluruhan, peserta lari cewek berjumlah 11.

"Coba lo lihat lari gue."

"Ogah banget."

Berlian maju ke depan garis start dan di belakangnya tentu saja ada Permata. Setelah Pak Jamal meniupkan peluit, ia berlari sekencang mungkin dan ia menggunakan ujung kaki untuk berlari.

Setibanya di garis start, tangan Permata sama sekali tidak menyambut tangan Berlian yang meminta tos dari tangan Permata. Sehingga secara paksa, Berlian menarik tangan kanan Permata dan Permata terkejut atas tindakan Berlian.

Berlian Permata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang