Pintu

281 10 2
                                    

"Sel, kok balik lagi? Katanya mau pulang." Permata mendongak dari HP nya karena melihat Selia duduk kembali di bangkunya yang berada di depan meja Permata.

"Tuh lihat, ada Berlian. Nggak ada yang boleh keluar kelas." Selia menunjuk ke arah pintu.

Permata melihat ke arah pintu dimana ada Berlian yang berdiri tepat di tengah pintu menghalangi jalan sambil menghadap ke lorong.

"Coba Sel minta bantuan Yesi, dia kan salah satu mantan Berlian."

Permata melihat yang masih ada di kelas dan salah satunya adalah Yesi.

"Oke deh."

Yesi setelah didatangi Selia segera berjalan ke arah pintu dan berbicara ke Berlian.

Setelah beberapa detik, Yesi berkata ke Selia untuk keluar. Beberapa siswi yang melihat itu yang masih berada di kelas karena tidak boleh keluar oleh Berlian juga ikut keluar akhirnya.

Permata yang melihat hampir semua siswi berdiri akhirnya juga mau keluar, padahal Permata ingin menunggu jemputan di kelas saja seperti biasanya. Tetapi jika akhirnya sendiri di kelas dengan penjaga pintu malaikat maut, Permata tidak mau.

Satu per satu siswi keluar bersisihan dengan Berlian dan ketika giliran Permata, tangan Berlian menghadang Permata untuk keluar.

"Ya Tuhan, Berlian gue mau keluar." Permata menggeser tangan Berlian agar bisa keluar.

Berlian tak menggubris dan tanpa dosa masih mengobrol dengan teman-temannya yang duduk di bangku lorong. Sesekali melirik ke arah Permata untuk memastikan pergerakan Permata.

Usaha Permata menggeser tangan Berlian beberapa kali sambil memohon agar bisa keluar kelas tidak membuahkan hasil.

Tak habis akal Permata lewat melalui bawah tangan dan akhirnya berhasil. Berlian yang menyadari itu secara spontan menarik tas Permata untuk masuk ke kelas. Permata yang tidak sigap untuk bertahan dari tarikan alhasil masuk ke dalam kelas lagi. Sedangkan, Berlian kembali menjadi malaikat maut di pintu yang menghadang jalan.

"Ya Tuhan, Berlian gue cuma mau pulang. Mbak Neta bentar lagi sampai sini."

Berlian segera menghadap Permata dan secara tiba-tiba mengambil HP Permata di saku baju.

"Berlian, balikin HP gue."

Berlian mengetik di HP Permata sambil berusaha keras menahan kedua tangan Permata yang ingin meraih HP nya.

"Bodo amat Berlian. Terserah lo." Permata yang menyerah akhirnya duduk di bangku paling depan dekat pintu. Tas yang digendongnya diletakkan di meja sebagai bantalan karena Permata ingin menidurkan kepalanya yang mendidih.

"Nih gue balikin." Berlian meletakkan HP Permata di meja dan secara cepat Permata mengambilnya.

Berlian juga tak kalah cepat mengambil tas Permata.

"Berlian, balikin tas gue." Permata menyorot tajam mata Berlian.

"Pulang bareng gue." Berlian setelah berkata segera melangkah keluar kelas.

"Ih ogah." Permata segera keluar kelas untuk mengejar Berlian sambil mencari apa yang diketik Berlian.

Permata menemukan pesan ke mbak Neta.

Mbak, aku pulang sama Berlian. Adiknya bang Elang.

Oke

"Berlian, lo chat mbak Neta kayak gini. Lo bener-bener pengen gue mati cepat." Monolog Permata sambil mengejar langkah Berlian di depannya yang semakin jauh ke arah parkiran.

Permata yang sampai parkiran tidak menemukan Berlian dikagetkan dengan klakson mobil yang berhenti di depannya.

"Ayo masuk, udah gue kasih kabar ke mbak Neta."

Permata menghembuskan napas dan terpaksa masuk mobil warna biru tersebut.

"Ini mobilnya Rosi kan?" Pertanyaan Permata ketika duduk di mobil.

"Gue pinjem dia, emangnya kenapa?"

"Nggak papa, dia suka banget ya sama lolipop sampai di mobil ada sebanyak itu."

Permata menunjuk dashboard mobil yang terdapat banyak lolipop.

"Rosi maniak lolipop, kalau mau, ambil aja, yang warna ungu paling enak." Jelas Berlian.

Permata menggelengkan kepala.

"Berlian, lo mau ngerjain gue ya?" Otak Permata secara tiba-tiba siaga kembali dengan menatap Berlian.

"Lo tuh berburuk sangka banget sama gue. Niat gue baik loh Permata mau anterin pulang lo."

"Maaf ya Berlian, lo tuh nggak pernah baik sama gue. Lo mau ngejailin gue apa lagi nih?"

Berlian menghela napas.

"Lo mau makan apa?"

Permata memicingkan mata.

"Lo lagi buat rencana ya?"

"Nih otak perlu dicuci pakai pemutih. Supaya lo nggak berburuk sangka terus sama gue."
Berlian berkata sambil menjitak kepala Permata.

"Aduh." Rintihan sakit dari Permata yang dijitak beberapa kali.

#######

13 Januari 2023

Apakah ada yang menunggu cerita BP (Berlian Permata)?

Berlian Permata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang