Permata

272 11 7
                                        

"Menyakitkan, tetapi itu bagian dari perjalanan hidup"
-BP-

Apabila ada yang bertanya, bagaimana fisik seorang Permata itu?

Mari sini berkumpul, author akan jabarkan seperti apa Permata itu.

Permata memiliki tubuh dengan tinggi 152 cm dan berat badan 52 kg. Tidak tinggi semampai seperti mantan-mantan Berlian.

Matanya campuran China dan Jawa. Kulitnya putih.

Di wajahnya ada beberapa flek hitam dan bekas jerawat. Dan ada tahi lalat di bawah mata kirinya.

Jika kalian bertemu dengan cewek seperti di atas, maka kesimpulannya dia adalah Permata.

Dari penjabaran di atas maka sudah dapat disimpulkan bahwa Permata bukan tipe Berlian kan. Tapi . . . .

Apakah ada cewek yang bisa memberikan kesan semenarik Permata di masa kecil Berlian?

Di saat cewek SD suka menangis ketika dijaili Berlian maka Permata akan menahan air matanya ketika berhadapan dengan Berlian supaya tidak dianggap lemah.

Lalu, apakah ada cewek yang akan menolak Berlian selain Permata?

Yaps, Berlian ketika SD pernah menembak Permata lewat pesan. Sedangkan Permata menganggap Berlian sedang menjailinya dan mengiyakan pertanyaan Berlian sebagai teman.

Tapi, Permata pernah mendengar curhatan dari kakak kelas SD nya bahwa Berlian waktu SD menembak kakak kelas tersebut namun ditolak.

Jadi, Permata bukan satu-satunya yang menolak Berlian.

Tetapi, Permata memberikan kesan tersendiri bagi Berlian dan tak jarang Berlian merasa seperti menunggu Permata membuka hati untuknya.

Permata itu sulit ditaklukkan hatinya, ada tembok menjulang tinggi yang membeku ketika Permata berinteraksi dengan lawan jenis selain Berlian.

Ya, sosok Permata SMA berbeda ketika SD. Saat SD Permata seorang ekstrovert dan ketika SMA menjadi introvert. Jadi, Permata akan menjadi ekstrovert ketika reuni teman SD atau bertemu dengan teman SD saja.

###

"Cantik, cantik." Suara itu terdengar oleh Permata ketika ia hendak melangkah ke gedung kelas. Namun, ia sadar bahwa suara itu pasti bukan memanggil dirinya.

"Permata, dipanggil dari sini kok nggak bales sih?" Ucap Ica disamping Selia yang mengangguk setelah Permata meletakkan tasnya dibangkunya dan sekarang berdiri di depan kelas menghadap bawah.

Sekarang kelas Permata sedang berada di laboratorium fisika lantai 2.

"Oh itu kalian, gue kira panggilannya bukan buat gue." Permata tak lupa memberikan senyum lebarnya.

"Eh, itu lihat deh si Suci. Emang nggak risih ya, dicolek-colek gitu?" Ucap Selia yang memandang 2 cewek salah satunya Suci dan 2 cowok yang berada di belakang Suci dengan beberapa kali tangan cowok itu mencolek pantat Suci. Sedangkan yang dicolek hanya tertawa kecil dan sesekali melihat ke belakang.

"Eh iya, kalau gue pasti udah tak tonjok si Reno nya." Ucap Ica dengan ekspresi kesal dan tangan mengepal.

"Termasuk pelecehan nggak sih?" Ucap Permata yang juga melihat ke objek yang menjadi sorotan.

"Iya. Tapi si Suci nggak nolak, jijik banget nggak sih lihatnya?" Ucap Ica sambil menampilkan raut jijik.

"Iya, heran deh sama si Suci kenapa diam aja, mana ketawa lagi." Ucap Selia menambahkan.

"Barangkali Suci emang nggak nyaman, tapi dia nggak berani negur Reno. Buktinya dia beberapa kali nengok ke belakang." Permata berkata dari sudut pandangnya.

"Si Suci emang suka dicolek Permata, pemikiran lo yang terlalu positif." Ucap Ica dan Selia mengangguk.

"Iya, terlalu positif juga nggak baik." Permata refleks memejamkan mata.

*Flashback On

"Sini dek, sini!" Panggil lelaki dewasa itu yang bekerja memasang atap tambahan di rumah tetangga Permata yang ingin menikah.

Permata kecil sekitar umur 5 tahun merasa dipanggil, maju ke arah lelaki itu hingga sampai ke depannya.

Cup

Pipi Permata dikecup oleh lelaki itu. Dan Permata kecil merasa ada yang tidak enak dalam hatinya seperti tidak seharusnya orang asing mencium pipinya.

Terlintas lagi kejadian lainnya.

Permata yang sekitar umur 6 tahun sedang bermain petak umpet dan bersembunyi di belakang pintu bersama satu anak cowok tetangganya.

Anak cowok yang berada di belakang Permata secara tiba-tiba memegang pundak Permata yang terbuka. Permata hanya bisa diam untuk mencerna situasi.

Ia yang merasa risih akhirnya keluar dari persembunyiannya. Permata merasa tidak seharusnya tetangganya tersebut menyentuh pundak Permata.

Terlintas kejadian lainnya.

Permata yang demam saat kelas 5 SD karena dibully teman-temannya yang cowok karena ayahnya bicaranya tidak jelas. Ayah Permata sering menggunakan bahasa Bangka ketika berbicara di HP dan beberapa kali teman cowok Permata melihatnya.

Permata yang hanya bisa diam akhirnya demam dan dibantu temannya yang cewek ke UKS.

Di UKS, Permata langsung ditolong oleh guru olahraga lelaki yang sudah tua.

Dengan minyak kayu putih, guru tersebut memijat kepala Permata dan akhirnya turun ke perut Permata bahkan guru tersebut juga memijat di bawah payudara Permata.

Permata tidak merasakan niat buruk guru ini. Guru ini sudah tua dan dekat dengan Permata, serta Permata sangat menghormatinya.

Tetapi, saat teman Permata masuk ke ruangan UKS untuk memberikan minyak kayu putih tambahan tanpa sengaja melihat hal itu. Lalu ia menegur Permata ketika sudah keluar UKS.

"Permata, tadi pak guru megang perut Permata sampai bawah payudara loh. Bukannya itu harusnya nggak boleh ya?"

Seketika Permata sadar, bapak gurunya memang tidak memegang payudara Permata. Tetapi, mengapa Permata merasa ucapan temannya benar dimana arena tersebut tidak boleh disentuh oleh orang asing.

*Flashback Off

"Permata, Permata." Selia menepuk pundak Permata dan memanggil nama sahabatnya yang memejamkan mata disampingnya.

"Eh iya. Kenapa?" Permata tersadar dan melihat raut bingung di wajah Selia.

"Lo, nggakpapa kan? Atau sakit?"

"Gue nggakpapa kok, ayo masuk ke lab." Tanpa menunggu Selia berjalan, Permata berjalan memasuki laboratorium.

Permata hanya bisa menghela nafas panjang ketika sudah duduk di bangkunya. Kenangan tersebut kadang terlintas ketika ia sendiri atau karena pemicu lainnya yang membuat Permata mengingatnya.

Jujur, Permata tidak mau memiliki kenangan buruk seperti itu.

###

22/01/2024

Part ini aku dedikasikan bagi semua wanita yang pernah menjadi korban pelecehan. Kalian tidak sendiri, mungkin hampir seluruh wanita juga merasakan pelecehan baik secara verbal atau bukan verbal.

Kalian hebat.

Perlakuan tersebut pasti tidak mengenakkan hati kalian dan mengusik karena menjadi kenangan pahit ketika sendirian. Tetapi, aku yakin itu adalah ujian dari perjalanan hidup kalian.

Peluk hangat dari Author buat kalian semua❤puk puk puk puk

Salah satu ketidaksukaan Permata adalah kata "Cantik".

Ada yang tahu kenapa Permata nggak suka dibilang cantik oleh lawan jenis?

Berlian Permata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang