"Sekeras apapun aku berusaha, semua akan percuma jika kau mengunci hati"
-BerlianPermata-Forum rumpi sekarang berganti tempat dengan berada di meja belakang. Lebih tepatnya di meja Permata.
Pembicaraan yang tidak berfaedah dimulai setengah jam yang lalu. Kini tiba-tiba topik pembahasan mengarah ke tipe cowok secara fisik. Satu per satu anggota rumpi menjawab dan sampailah pada giliran Permata.
"Kalau Permata, tipe cowoknya gimana?" Ica menyebabkan atensi yang semula dari Bela kini ke Permata.
"Gue lebih suka cowok yang matanya sipit, pakai kacamata, dan tubuhnya berisi."
"Emangnya kenapa lo suka cowok pakai kacamata?" Selia bertanya antusias karena sedari tadi tidak ada yang menjawab tipe fisik cowok berkacamata.
"Nggak tahu, seneng aja ngelihatnya. Kayak pinter gitu."
"Wah berarti Berlian bukan tipe lo dong?" Ica memanasi situasi.
"Ya jelas nggak lah. Darimananya coba dia tipe gue. Dia kan tipe kalian." Jawab Permata dengan tersenyum.
"Sabar ya Berlian." Kerumunan bersuara serempak dengan muka simpati ke pemilik nama, kecuali Permata.
Permata yang terkejut karena tanpa dia sadari Berlian duduk di sisi sebelah kirinya seketika berdiri.
"Lo ngapain di sini?"
"Mau gibah, ternyata asik juga ya. Oh iya, gue nggak sipit sama pakai kacamata tuh. Apa gue harus berubah Permata?"
"Hueek. Nggak usah berubah. Siapa juga yang mau sama lo. Udah sana pergi." Permata menyeret tangan Berlian untuk berdiri dan menariknya agar keluar kelas.
"Galak banget sih. Nggak laku loh entar." Berlian mengejek Permata karena Permata itu galak.
"Biarin. Bodo amat."
"Nanti nggak ada yang suka loh."
"Bodo amat, gue nggak mikirin kayak gitu."
Tiba-tiba di koridor dekat kelas XII IPA 1 teman-teman Berlian berteriak.
"Berlian lo pilih ikut lomba futsal atau basket?" Teriak teman-temannya yang membahana sepanjang koridor.
Permata yang masih menarik tangan Berlian di depan kelasnya seketika kedua orang tersebut menengok ke asal suara.
"Gue pilih Permata." Berlian berkata lirih namun mampu didengar Permata dan membuat Permata menoleh ke arah wajah Berlian.
Berlian tersenyum dan seketika dengan mudah melepaskan tarikan tangan Permata untuk menuju kelasnya karena dari ujung koridor melihat guru-guru yang akan memasuki kelas.
*-*
Permata yang baru saja memasuki kelas terperanjat kaget karena paduan suara yang berbeda tempat dengan gadget di tangan setiap individu memanggil namanya.
"Permata." Teriak mereka serempak.
"Apa?" Permata menjawabnya dengan nada tenang menetralkan jantungnya yang terkejut.
"Huahhhh, lo harus lihat ini." Semua suara bersahut-sahutan yang intinya mereka menunjuk gadget.
Akhirnya Permata mendatangi bangkunya dan setelah meletakkan tasnya ia ke bangku Ica. Adapun mereka yang semula duduk di bangku masing-masing dan beberapa berkumpul kini menjadi satu di bangku Ica.
"Ada apa sih Ca?"
Ica menunjukkan gadgetnya ke Permata.
"Parah. Parah. Berlian bener-bener suka sama lo Permata. Nih lihat." Ica berbicara dengan keras dan ekspresif, sedangkan yang lain menyahutinya dengan berkata iya.
Permata melihat ke tampilan gadget Ica dimana menampilkan Berlian yang selfie dengan mata disipitkan dan memakai kacamata.
"Emangnya kenapa?" Permata masih belum paham.
"Huahhh Permata. Ini baru pertama kalinya dia nunjukkin wajahnya di instagram dan dia bergaya mirip tipe lo Permata." Ica berbicara sangat ekspresif.
"Itu kebetulan aja." Permata menjawabnya dengan tenang.
Mereka yang ada di sana terus meyakinkan Permata akan unggahan foto Berlian yang diperuntukkan buat Permata. Namun, Permata terus membantahnya dan menganggap itu sebuah kebetulan.
"Lo itu spesial Permata. Berlian nggak pernah kayak gini sebelumnya. Cuma karena lo, Berlian ngelakuin ini Permata."
"Gue nggak spesial bagi Berlian. Bisa jadi cewek yang dia suka punya tipe yang sama kayak gue." Permata mencari beberapa sebab Berlian berfoto seperti itu untuk membantah asumsi teman-temannya.
"Nggak. Berlian suka sama lo Permata." Mereka yang berada di sana serempak membantah.
"Dia nggak suka sama gue. Kenapa kalian nggak percaya sama gue sih? Barangkali dia cuma iseng aja juga bisa, ngapain juga foto kayak gitu kurang kerjaan aja." Permata frustasi.
"Nggak. Berlian suka sama lo Permata."
"Kenapa kalian kayak gini sih? Pokoknya Berlian nggak suka sama gue. Gue sama Berlian itu musuh." Permata tak mau mendengar teman-temannya lagi dan segera pergi ke bangkunya.
###
9/9/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Berlian Permata
Teen Fiction"Jangan terlalu benci nanti cinta" "Nggak akan" Musuh abadi sejak zaman SD, dipertemukan kembali di SMA. Sudah 2 tahun penyamaran Permata tidak terdeteksi Berlian. Namun tinggal satu tahun sebelum lulus, penyamarannya terbongkar. Sebab jus strawber...