Pelet

285 17 0
                                    

Permata, Ica, dan Selia hendak keluar dari kelas menuju kantin. Namun, di depan kelas dikejutkan dengan siswi cewek yang berlari sambil menangis melewati mereka.

"Kenapa tuh cewek?" Permata merasa kepo. Bukan karena alasannya sebenarnya tetapi karena mengapa si siswi nggak malu menangis sambil berlari di depan umum.

"Biasalah, pasti diputusin Berlian." Ica menjawab berdasarkan pengamatan yang dilakukannya sedari keluar dari kelas. Koridor kelas 12, dari kelas 12 IPA 1 atau 2, menangis, lari, siswi cewek, cantik. Semua clue itu mengarah pada satu jawaban bahwa Berlian memutuskan pacarnya.

"Putus? Cuma karena diputusin sama Berlian sampai nangis-nangis lari segitunya." Permata geleng-geleng kepala.

Kenapa sih terlihat semenyedihkan itu cuma diputus sama pacar, terlebih orang itu adalah Berlian. Permata tak habis pikir. Emang sakit banget ya? Permata tidak tahu rasanya dan tidak mau merasakannya. Big No apapun bagi Permata terkait Berlian.

Dalam kamus hidup Permata, Permata menolak keras pacaran. Sungguh ia berharap ada pangeran berkuda putih yang langsung melamarnya. Halu Permata.

"Udah biasa kayak gitu kalik Permata. Ada juga yang sampai mau pindah sekolah?" Ica menanggapi ucapan Permata dengan santai, sedangkan Selia hanya mengangguk-anggukan kepala.

"Hah, cuma karena diputusin sama Berlian sampai kayak gitu. Kayaknya semua pacar Berlian pada kena pelet nih. Jangan-jangan kakeknya Berlian dukun?" Permata bermonolog sambil melihat punggung cewek tadi yang semakin tidak terlihat.

"Kalau dukun emang kenapa?"

"Gue harus ketemu sama kakeknya lah, barangkali gue bisa pelet supaya D.O EXO atau minimal ya Iqbaal Ramadhan lah suka sama gue." Permata tersenyum membayangkan kedua idolanya tertarik pada Permata.

"Pasti seneng banget ya?"

"Ya seneng banget lah Ca, D.O EXO itu dimata gue wow banget gitu. Pokoknya gue suka sama dia." Permata tersenyum menjawabnya sambil bergerak menghadap si empu penanya.

"Loh, ke elo. Ica mana?"

Permata melihat ke sekeliling ternyata Ica berada di sisi agak jauh darinya bersama Selia. Jadi, terus yang tanya tadi siapa? Jangan-jangan. Permata ingin rasanya berendam di lumpur, menenggelamkan tubuhnya supaya tidak terlihat.

Permata yang sadar segera menghampiri teman-temannya untuk menarik mereka ke kantin.

Namun, tanpa Permata duga sebuah suara menginterupsi langkah Permata.

"Permata, kalau gue pelet lo supaya suka sama gue gimana?"

Permata yang mendengarkan itu terkejut dan menghadap si empu penanya.

"Jangan dong Berlian. Gue nggak mau suka sama lo." Permata memelas.

"Gue pelet aja lah. Kayaknya menarik kalau lo suka sama gue."

"Jangan dong. Kalau lo pelet gue. Gue bakal santet balik lo."

"Jadi, Berlian sama Permata mau pelet-pelet an nih," goda Rosi yang tertarik akan pembicaraan di depannya.

"Nggak." Jawab Permata tegas.

"Jelas." Berlian menjawab dengan tegas pula.

"Kok lo mau pelet gue sih, gue aja nggak niat pelet lo."

"Emang salah kalau gue pelet lo. Nggak salah tuh." Ucapan Berlian membuat Permata dongkol.

"Lah kalau Berlian pelet Permata, nanti kalian pacaran dong?" Rosi menyulut api kembali.

"Nggak." Permata mengucapkannya keras.

"Mungkin." Berlian menjawabnya sambil tersenyum.

"Aish. Jawaban lo bikin gue emosi Berlian. Gue nggak mau sama lo. Bahkan kalau di bumi ini cuma ada lo spesies cowok doang. Gue nggak mau pacaran sama lo." Permata menjawab sambil emosi.

"Tanpa spesies terakhir cewek pun. Gue jamin lo bakal jadi milik gue."

"Eh, kok gitu sih. Harusnya lo copy dong ucapan gue. Gue nggak mau ya sama lo."

"Hati nggak ada yang bisa maksa Permata. Kalau lo emang buat gue, sampai lo menghilang kemana pun. Lo bakal balik ke gue."

Deg

Mengapa kata menghilang dan balik mengingatkan Permata akan dirinya yang pergi secara tiba-tiba ke Bandung lalu kembali lagi ke Jakarta. Itu termasuk dalam definisi menghilang dan balik bukan sih?

Hoek. Permata pura-pura muntah.

"Bodo amat. Pokoknya seorang Permata nggak bakal suka Berlian."

"Dan seorang Berlian akan suka sama Permata miliknya."

Siswa-siswi yang melihat perdebatan tersebut dibuat bingung akan arah kalimat kedua orang itu. Jadi, intinya Berlian suka sama Permata nggak?

####

Hai, bagaimana kabarmu?
Apakah kamu baik-baik saja?
Aku yakin pasti ada sosok yang menemanimu sekarang😊😊

Hmm, sepertinya aku terkena karma
Wkwkwk, terkadang aku masih memikirkanmu beserta kenangan-kenangan itu
Apakah kamu juga memikirkanku?

Tidak ya, wkwkwk

09-07-2021
Permata masa depan

Berlian Permata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang