?¿ 25

2.3K 142 9
                                    

"UDAH.... DIAM... AKU LAGI ENEK DENGAR SUARA KAMU."

"Itu bukan aku la, aku ngak mungkin lakuin itu."

"Ngak ada yang ngak MUNGKIN di dunia ini. So, stop talking to me and stop trying to explain. I know what do you do."

"No, that is not true. Aku tidak mungkin berani melakukan hal seperti itu sayang."

"SAYANG SAYANG makan tuh sayang. Udah selingkuh masih berani aja manggil sayang. Sana, kamu tanggung jawab sama bayi yang ada di kandungan selingkuhanmu, ups atau jangan-jangan ternyata aku yang jadi selingkuhan mu."

"Enggak sayang, itu nggak benar. Aku nggak pernah berani selingkuh dari kamu." Xavi memelukku sangat erat. Yang ku lakukan hanya memberontak dan menangis tanpa mengeluarkan suara.

"Aku tau ini kesalahan ku yang tidak bisa hamil sampai hari ini, tapi kamu kan bisa ngomong baik-baik kalau kamu udah punya yang baru, jika kamu ingin punya anak. It's ok. Aku tidak mungkin memaksakan kehendak ku sendiri jika titik masalahnya ada di aku."

"Itu nggak benar sayang, aku nggak ada niatan seperti itu. Aku emang ingin punya anak tapi itu harus dari kamu bukan dari wanita lain." Xavi makin mengeratkan pelukannya.

"Lepas atau kita akan cerai hari ini juga." Dan hal itu berhasil. Aku terbebas dari pelukan Xavi.

"Baiklah, besok akan ku buktikan bahwa itu tidak benar. Dan aku akan memenjarakan pelakunya."

"Terserah, aku tidak sepeduli itu." Aku masuk kedalam kamar dan membanting kuat pintu sampai menimbulkan suara nyaring. Tidak lupa aku menguncinya dari dalam. Aku ingin sendiri untuk saat ini.

Semua istri di dunia ini akan melakukan hal yang sama dengan apa yang ku lakukan. Tidak akan ada istri yang mau di madu. Tidak ada istri yang mau di duakan.

Seminggu setelah pernikahan adik Xavi, yaitu Geral kami masih baik-baik saja sampai setelah si misterius itu mengirim video sex, video Xavi dan seorang perempuan. Entah siapa perempuan itu. Dan itu emang Xavi. Tanggal video itu tepat pada hari dimana Xavi tidak ada di kantornya dan saat itu juga handphone dia tidak bisa di hubungi.

Sebenarnya, saat si misterius mengirim foto-foto sebelumnya aku tidak terlalu percaya. Aku bahkan hampir lupa akan foto itu. Tapi, saat aku melihat video itu pupus sudah kepercayaan ku. Tidak ada lagi yang bisa ku percaya.

Tapi di sela-sela itu, aku masih memakluminya. Mungkin Xavi kecewa melihat aku yang masih belum hamil atau bahkan tidak bisa hamil.

Aku tidak menunggu Xavi membuktikan semuanya. Aku tau itu memang Xavi. Ini tidak seperti cerita novel yang ternyata pemeran utamanya memiliki kembaran.

Apa yang akan bunda katakan kalau dia sampai tau menantu kesayangannya selingkuh akibat putrinya yang tidak bisa memberikan keturunan.

Entah siapa yang perlu di salahkan disini. Tanpa sadar aku terlelap. Mungkin aku sudah lelah menangis seharian.

Akibat tidur terlalu cepat, aku terbangun sekitar jam 2 subuh. Aku baru sadar bahwa aku belum makan dari kemarin siang. Aku menyibak selimut yang ku gunakan. Sadar atau tidak aku lupa siapa yang menyelimuti ku.

Ku pikir Xavi ada di kamar ini juga ternyata tidak, padahal kami punya kunci masing-masing. Kenapa dia tidak masuk ya? Oh iya aku masih menggantung kunci ku di sana pantas saja Xavi tidak masuk. Yang benar saja mungkin aja dia emang ngak ada niatan sekamar dengan ku lagi.

Aku sengaja membuka pintu ruangan kerja Xavi yang ternyata tidak di kunci. Dari beberapa ruangan yang ada di rumah ini Xavi lebih memilih tidur di ruang kerjanya. Dia tidur di sofa. Tidak terlalu menyedihkan. Sebelum aku masuk aku mengambil selimut dari kamar kami.

Dia meringkuk bak bayi. Suhu ruangannya sangat dingin. Pantas saja dia menyalakan AC dengan suhu 16°c. Belum lagi di luar sana sedang hujan lebat. Dengan pelan aku menyelimutinya. Damai sekali wajahnya seperti tidak memiliki masalah.

Saat hendak berbalik, Xavi menarik tanganku dan aku terjatuh tepat di atas nya. Indah sekali pemandangan seperti ini bukan? Hanya saja, aku sedang tidak menyukai posisi ini. Bayangan Xavi yang ada di video itu masih terngiang-ngiang.

"Aku tau kamu percaya padaku. Aku tau kamu masih peduli padaku." Dia memelukku erat sampai rasanya ada salah tulangku yang baru saja patah.

"Tidak. Itu hanya rasa kasihan. Bedakan mana perlakuan karena kasihan dan mana yang peduli. Lepaskan, jika orang melihat kita mereka akan berfikiran yang aneh-aneh."

"Aneh apanya? Kita itu suami istri. Dan apakah kamu lupa tidak ada orang di rumah ini."

Jlep, kenapa aku sampai lupa akan dua hal tersebut.

"Bodo amat. Lepas aku mau makan."

"Tunggu disini sebentar, aku akan memasak nasi goreng kesukaanmu."

"Jangan berlagak seolah kita tidak punya masalah, jadi lepas. Aku mau mesan makanan."

"Mari untuk melupakannya sebentar, duduk disini dan jangan pergi kemanapun."

Dan dengan bodohnya aku mengangguk. Setelah Xavi pergi aku merutuki kebodohanku.

Biarlah, aku juga tidak berniat memesan makanan, ini juga sudah tengah malam. Sepertinya di saat hujan seperti ini akan semakin nikmat makan nasi goreng buatan Xavi. Baiklah mari melupakan masalah sebentar.

Aku keluar dan berjalan menuju dapur. Harum sekali. Memang nasi goreng buatan Xavi tidak ada tandingannya.

Xavi terkejut melihatku ada di meja makan.

"Kok kamu disini? Bukannya mau makan di kamar?"

"Ngak. Udah sini aku udah lapar banget." Tidak membutuhkan waktu lama nasi goreng sepiring habis tak tersisa. Bahkan Xavi sampai melongo melihatnya.

"Masih mau nambah?" Dan dengan polosnya aku mengangguk. Xavi mengambil nya untukku.

Dengan porsi yang sama dengan sebelumnya, aku kembali memasukkannya kedalam mulutku. Tapi tidak se terburu-buru yang tadi.

Xavi memandangi ku. "Kamu ngak mau?"

"Ntar piring yang mau di cuci makin banyak. Ngak usah kamu aja."

"Nambah banyak apanya? Orang cuma nambah satu piring kan? Udah ambil tuh sendok. Kita sepiring berdua."

"Peka amat sih istri aku. Jadi makin sayang."

"Cup" dan sempat sempatnya dia mengecup kening ku.

"Nasi goreng nya makin enak kan?"

"Makin enak? Hm, iya makin enak karna sepiring berdua kan maksud kamu? Gombal aja terus."

"Becanda sayang."

"Masih kurang, ambil lagi. Masih ada kan?" Heran aja nih perut kok belum kenyang sih.

"Masih ada, aku tau kamu laper banget makanya aku masak banyak."

"Jadi makin sayang"


Vote guys

Follow author ya 😍

Why Not ?¿  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang