?¿ 7

3.3K 246 6
                                    

Setelah dua malam tidak berada di rumah akhirnya kami kembali juga. Kami sampai sekitar jam sepuluh pagi. Dirumah mertua pun mereka menanyakan hal yang sama. Heran aja pertanyaan semua ibu-ibu kenapa harus itu?

Padahal, kalau mereka tau yang sebenarnya mungkin mereka akan terkejut bahkan kecewa.

Cuti yang Xavi katakan adalah bukan cuti yang sebenarnya, baru sampai aja dia udah langsung ke ruangannya. Cuti nya Xavi hanya tidak pergi ke kantornya. Aku tidak berniat menanyakannya.

Tidak ambil pusing, aku juga ke ruanganku. Aku juga ingin kerja. Selain sebagai penghantar tidur, mendengar musik juga bisa membangkitkan semangatku.

Sesekali aku juga ikut bernyanyi. Suaraku tidak terlalu buruk. Dan jelas tidak bagus juga, cukup lah, cukup untuk makan. Hahahha

Mereka bilang sudah saatnya karena usia

Untuk mencari sang kekasih hati
Tapi kuyakin akan datang pasangan jiwaku
Pada waktu dan cara yang indah

Sesekali aku mengetuk-etuk meja. Akhir-akhir ini aku sangat menyukai lagu ini. Entah apa alasannya. Lagu yang berjudul 'Single Happy', lagu Oppie Andaresta.

Aku baik-baik saja
Menikmati hidup yang aku punya
Hidupku sangat sempurna
I'm single and very happy
Mengejar mimpi-mimpi indah
Bebas lakukan yang aku suka
Berteman dengan siapa saja
I'm single and very happy

Dengan begini, jari-jari ku sangat lincah menari di atas keyboard.

"Ekhem.."

Xavi berdehem, seketika aku mematikan musiknya.

"Eh, ada apa?"

"Ngak kenapa. Kamu suka banget ya sama lagunya?"

"Iya, kata-katanya bagus aja gitu." Xavi duduk disebelah ku.

"Bagus dari mananya?" Suara Xavi berubah menjadi datar. Ada apa dengannya? Makin lama Xavi makin aneh saja.

"Yah gitu" Aku tidak tau lagi mau menjawab apa.

"Jangan dengerin lagu kayak gitu lagi." Pandangan Xavi lurus ke depan.

"Ke-ke-na-pa emang?" Kenapa aku jadi gugup sih? Emang ada yang salah kalau aku dengerin lagu kayak gitu? Letak kesalahannya dimana?

"Emang kamu masih single?" Suara Xavi masih tetap datar. Oh, jadi disini letak kesalahannya. Emangnya kalau dengerin lagu harus sesuai keadaan?

"Trus, kamu lebih bahagia kalau kamu single?" Ya iyalah, aku lebih bebas melakukan apapun.

"Mungkin-." Xavi bangkit dan berjalan menuju pintu. Padahal aku belum selesai bicara. Ada apa dengannya? Disini, seperti aku yang salah.

Tiba-tiba handphone ku berbunyi pertanda ada panggilan masuk. Aku mengangkatnya.

"Ela, lo sibuk ngak?"

"Kenapa emangnya?"

"Kita ngumpul yuk! Semenjak lo dan  Mila udah pada nikah, kita udah jarang ngumpul." Mila adalah salah satu sahabat ku juga. Kami empat bersahabat. Satu lagi namanya Sherine.

"Hm, yaudah. Jam berapa kita ngumpul?" Aku juga udah rindu sama mereka.

"Jam dua siang ya. Di kafe biasa."

"Iya" Aku harus siap-siap, sekarang udah jam satu siang. Oh iya, aku bahkan belum masak. Gimana nih? Pesan online aja biar cepat.

-_-_-_-_-_-_-Vote-_-_-_-_-_-_-

"Xavi, aku pergi dulu ya. Aku mau ketemu sama sahabat-sahabatku."

Xavi bahkan tidak menjawab. Aku memberanikan diri membuka pintu. Terlihat Xavi yang sedang berkutat dengan laptopnya.

"Xavi-"

"Kalau mau pergi, pergi aja. Jangan lupa jalan pulang." Xavi berucap tanpa menoleh sedikitpun. Apa aku memilik kesalahan yang sangat fatal?

"Iya. Aku pergi dulu." Aku menutup kembali pintu ruangannya.

-_-_-_-_-_-_-Vote-_-_-_-_-_-_-

Lo lama banget sih. Kita sampai jamuran nih nungguin lo." Baru juga sampai, Gladis sudah memarahiku. Padahal aku hanya telat sepuluh menit.

"Tadi ada urusan." Aku duduk di sebelah Gladis.

"Ohh tunggu debat dulu gitu sama suami? Kayak aku." Ya Mila lah yang angkat bicara.

"Enggak lah. Kalian udah mesan?"

"Kalau belum mesan, trus yang ini punya siapa? Punya hantu gitu?" Dari dulu Sherine kalau ngomong emang suka bener.

"Heheh, iya juga sih." Aku mengangkat tangan memanggil pelayan.

"Mba, aku pesen milkshake oreo sama kentang goreng."

"Ditunggu ya mba"

"Gimana sama doi?" Gladis menyenggol lengan ku.

"Gak gimana-gimana" Benar bukan?

"Udah ada isinya nggak nih?" Pertanyaan ibu beranak satu ini memang langsung ke intinya.

"Belum" Ingin sekali aku menjawab bahwa aku masih perawan. Tapi, aku belum mau jujur.

"Bisa ngak sih kalian ganti topik? Muak gue dengernya." Memang setiap kami membahas tentang Xavi, Sherine tidak pernah menyukai topik itu. Ntah apa alasannya.

Bahkan saat pesta pernikahan ku dia tidak datang. Dia mengatakan bahwa dia ada urusan padahal aku tau itu hanya alasan semata. Mila juga tidak datang, dia lagi bulan madu ke Paris sama suaminya.

Untung saja pelayan sudah datang membawa pesananku biar suasana tidak terlalu buruk. Seburuk mood Xavi hari ini.

Voment nya guys jangan lupa

ilo_man3

Why Not ?¿  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang