"WHAT??" Bagaimana mungkin jarum jam bergerak dengan sangat cepat.
"XAVI!"
"Iya, iya ada apa?" Xavi sangat terkejut mendengar teriakanku.
"Kamu gimana sih, ini udah jam 11. Naskah cerita ku harus diserahin jam 9 tadi."
Cerita nya, semalam aku sudah menolak permintaan Xavi, tapi Xavi memaksa dengan alasan udah puasa tiga hari.
Baru juga tiga hari, bukannya apa, hanya saja aku tidak ingin telat bangun. Aku sudah menyiapkan semuanya untuk menyerahkan naskah cerita yang sudah ku print.
Dan dengan bodohnya aku mempercayai ucapan Xavi yang akan membangunkan ku jam 8.
"Itukan salah kamu, kenapa bangunnya telat?" Ini suami minta di tabok ya.
"Iya salahin aja aku terus, gini ni kalau punya suami yang udah pikun. Yang janji bakal bangunin eh malah kebablasan tidurnya. Udah tidur pakai acara meluk meluk lagi. Risih tau."
"Ohh iya ya, maaf aku lupa. Kamu sih ngajak tempurnya sampai subuh." Suami kampret ya gini, yang lupa waktu siapa yang disalahin juga siapa.
"Oh iya ya, semalam kan aku yang bujuk bujuk kamu." Aku tersenyum masam. Xavi hanya menyengir.
"Mulai nanti malam sampai satu Minggu kedepan, aku tidur dikamar tamu dan kamu terserah mau tidur dimana, tidur sama cewek lain juga ngak papa." Aku menyibak selimut dengan kasar, tidak peduli dengan keadaan ku yang tidak mengenakan apapun. Masa bodoh dengan malu.
"Ngak bisa gitu dong, Ela masa kamu gituin aku sih. Aku kan udah minta maaf. Masa kamu ngak maafin aku." Xavi mengikuti ku kekamar mandi.
"Minta maaf tapi ngak tulus kan? Nyalahin aku lagi." Aku mendengus kesal.
"Bukan gitu maksudnya sayang, aku bu-"
"Sayang sayang makan tuh sayang"
"Ela, dengerin dulu." Mendengar nada tegas Xavi aku jadi merinding.
"Aku minta maaf, aku hanya ingin becanda."
"Becanda itu, ketika kedua belah pihak sama-sama terhibur. Dan kamu becanda di waktu yang tidak tepat." Tidak taukah Xavi dimana waktu yang tepat untuk becanda?
"Aku kan ngak tau kalau kamu lagi sensitif."
"Iya emang aku lagi sensi sekarang, udah kamu keluar dulu aku mau mandi. Aku udah telat banget." Aku mendorongnya untuk keluar.
"Kita mandi bareng aja, biar ngirit waktu."
"Ngirit waktu, sono dibawah juga ada kamar mandi." Dengan kasar aku menutup pintu.
Tidak butuh waktu lama, aku sudah siap berangkat. Aku mengedarkan pandanganku ternyata Xavi tidak ada dirumah.
"Pak, Xavi udah pergi ya?"
"Udah Bu, baru aja bapak pergi." Aku hanya mengangguk.
"Pak kunci mobil mana? Saya ada urusan."
"Tapi Bu, pak Xavi tadi berpesan bahwa ibu tidak boleh bawa mobil sendiri."
"Masa bodo dengan Xavi, sini aja. Ntar kalau Xavi nanya bilang aja kalau saya bisa jaga diri sendiri tanpa bantuan nya." Aku sedikit berlari menuju garasi.
-_-_-_-_-_-_-vote-_-_-_-_-_-_-
Ting.
+62823........
Apakah kamu sudah percaya sifat asli suamimu?Tidak mungkin kan aku tidak tau sifat asli Xavi. Menyebalkan, tapi penyayang. Atau jangan-jangan itu bukan sifat Xavi yang asli. Bodoh sekali aku memikirkan isi chat si misterius itu. Abaikan sajalah.
Aku tau kamu mengabaikan perkataan ku lagi. Kalau kamu ngak percaya, coba sekarang kamu hubungin suamimu, aku percaya seratus persen bahwa handphone nya sedang tidak aktif. Kamu tau kenapa handphone nya tidak aktif? Dia sedang bersama perempuan lain.
Benarkah? Ok markicob, mari kita coba.
Bukannya diangkat, malah suara operator yang menjawab. Yang mengatakan no Xavi sedang tidak aktif.
Aku bergegas menuju kantor Xavi, mungkin saja baterai handphone Xavi sedang habis. Padahal tubuh dan batinku ingin istirahat sejenak, mengingat aku yang dimarahi habis-habisan oleh si bos. Tapi ini lebih penting dari apapun.
Tidak butuh waktu lama aku sudah berada di depan perusahaan Xavi. Tidak ingin membuang waktu lagi aku berlari. Tidak ada salahnya untuk bertanya kepada sekretaris nya.
"Azura, apakah suami saya ada di dalam?"
"Tidak ada Bu, mulai dari pagi bapak tidak masuk Bu. Tapi tadi ada seorang perempuan yang menanyakan keberadaan pak Xavi, setelah dia tau pak Xavi tidak ada di dalam dia pergi begitu saja."
"Siapa perempuan itu?"
"Saya tidak tau Bu. Sebelumnya saya belum pernah melihatnya," kenapa Xavi tidak mengabariku kemana dia pergi? Apakah dia marah dengan perdebatan kami tadi pagi?
"Oh ya sudah, kalau Xavi sudah datang tolong beritahu dia untuk menelpon saya."
"Iya Bu." Sebenarnya aku ingin masuk ke ruangan Xavi mungkin saja Azura membohongiku, tapi setelah kupikirkan untuk apa Azura membohongiku? Tidak ada kerjaan saja bukan?
Sepenjang perjalanan aku menghela nafas berat, dan memikirkan kemana Xavi pergi? Aku juga masih membutuhkan istirahat, jadi sesampainya di ruang aku merebahkan tubuhku di atas ranjang.
Seketika, alam mimpi pun menyambut ku. Aku terbangun pukul 22.00 pm, karena aku merasakan ada pergerakan dari sebelahku. Ternyata Xavi sedang memandangku intens.
"Kamu dari- ngapain?" Aku akan menunggu Xavi untuk memberitahu dia darimana.
"Ngak ngapa ngapain." Huh, tunggu bukankah tadi pagi aku mengatakan akan tidur di kamar tamu? Berarti aku harus pindah.
"Mau kemana?"
"Mau tidur lah."
"Kalau mau tidur kenapa berdiri?"
"Aku kan mau tidur di kamar tamu." Aku berjalan menuju lemari ingin mengambil pakaian ganti.
"Tidur disini aja, aku janji gak bakalan ngapa-ngapain kamu. Aku ngak bisa tidur kalau kamu ngak ada di samping aku."
"Emang janji kamu bisa dipegang? Emangnya sebelum nikah sama aku, kamu ngak bisa tidur?"
"Bukan gitu maksudnya. Yang penting kamu harus tidur disini."
"Ngak lah, nanti kamu hilaf lagi. Seminggu, emang kamu tahan?"
"Tahan lah, setengah tahun aja aku tahan apalagi satu Minggu, itumah kecil buat aku."
"Iya iya, yang hobi nyindir." Ya iyalah hobi nyindir, aku kan buat dia puasa selama setengah tahun.
"Bukan nyindir sayang, ya itu emang kenyataannya."
"Iya, lagian kalau kamu hilaf juga aku ngak bakalan mau. Aku lagi halangan soalnya." Ini jujur ya, aku lagi halangan.
"Iya iya." Aku jadi tertawa melihat wajah masam Xavi, lucu aja gitu.
Setelah sekian lama, akhirnya aku update juga. Buat yang support aku, makasih banyak.
Kuy ramein part ini, biar updatenya cepat.
10 vote + 10 comment = next part
Buruannnn guys 😍😍
😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Not ?¿ [END]
Dla nastolatków'Perawan Janda (?)' Hmm... kedengarannya tidak terlalu buruk. Setahun lagi... tidak tidak, mungkin hanya 6 bulan lagi, maka gelar itu akan disematkan kepadaku. Start : 10-09-20 Finish : 17-05-22 Follow sebelum membaca ygy #10 perjodohan (01-08-22) ...