Aku menyesal menyuruh supir Xavi pulang terlebih dahulu, sekarang aku jadi berpikir bagaimana caranya aku pulang? Tadi, saat aku sampai disini aku langsung menyuruhnya pulang saja. Aku pikir aku akan pulang dengan Xavi, eh malah jadi seperti ini.
Jika aku memesan taxi online, aku tidak tau dengan apa aku harus membayarnya. Entah apa yang membuatku lupa membawa dompet. Sial sekali.
Dengan setengah hati, aku kembali masuk kedalam perusahaan Xavi. Aku melewati meja resepsionis dan ternyata resepsionis nya sudah ganti. Baguslah setidaknya mood ku tidak makin hancur.
Aku menekan tombol lift khusus CEO, lift terbuka. Aku menghentikan langkahku ketika seseorang memanggil ku.
"Ela? Kamu belum pulang?"
"Belum. Kenapa? Kamu eneg liat aku berkeliaran di sini?" Cerocosku. Pintu lift tertutup. Aku hanya melihatnya sekilas sebelum kembali melihat Xavi. Tidak apalah, lagian orang yang aku cari udah ada disini.
"Bukan gitu sayang, kan tadi kamu yang bilang kalau kamu mau pulang."
"Hm sayang sayang makan tuh sayang. Udah kunci mobil kamu mana?" Aku menyodorkan tangan kanan ku. Tidak lupa dengan nada ketus.
"Mau ngapain?"
"Udah sini." Xavi memberinya.
"Kamu bawa uang kan?" Aku langsung memasukkan kuncinya kedalam tasku.
"Kemana lagi?" Ada nada heran disana.
"Pertanyaan kamu banyak banget sih, sini aku pinjam kok. Ntar kalau kamu udah dirumah aku kembalikan kok dua kali lipat malah."
"Emang kamu ngak bawa uang?"
"Kalau aku bawa, aku ngak bakal balik kesini. Udah siniin aku udah laper banget nih." Sialnya lagi, rencananya aku mau ngajak Xavi makan siang bareng.
"Udah ayo aku temanin,"
"Ngak usah. Aku tau kamu udah makan siang, lagian kamu masih kerja. Udah tinggal kasih doang sih. Udah aku minjam Rp200.000 aja deh."
"Ini." Xavi menyodorkan sebuah kartu kredit.
"Pak Xavi yang terhormat, saya itu minta uang bukan minta kartu. Gimana sih."
"Udah kamu pakai ini aja."
"Ehh ngak usah nanti aku malah hilaf lagi. Entar aku jadi ada niatan belanja belanja, eh utang aku malah makin banyak lagi belum lagi aku bilang bakal balikin dua kali lipat bisa bisa uang tabungan aku yang ngak seberapa itu malah ludes."
"Udah pakai ini aja, terserah kamu mau ngabisin atau ngak. Trus siapa bilang ini utang? Itu kewajiban ku sebagai suami."
"Iya iya deh. Bye aku pergi dulu. Pulang jam 7 pakai taxi. Ngak boleh pakai yang lain. Eh ngak usah deh aku aja yang jemput. Jam 7 tepat kamu udah harus di depan kalau ngak awas."
"Siap nyonya." Setiap karyawan yang lewat memasang wajah terkejut. Mungkin mereka tidak pernah melihat bos nya mau disuruh orang lain.
-_-_-_-_-_-_-vote-_-_-_-_-_-_-
+62823........
Sent a pictureDeskripsi foto. Seorang pria merangkul seorang perempuan. Mereka berdua membelakangi kamera sehingga wajahnya tidak kelihatan. Sepertinya foto itu diambil dari kamera cctv.
Ini siapa?
+62823........
Kamu tidak perlu tau aku siapa.
Yang perlu kamu ketahui adalah pria yang ada di foto itu adalah suamimu.Apakah maksudnya Xavi? Tapi Xavi kan ada dikamar mandi. Pasti ini no penipu. Uh abaikan saja.
+62823........
Ini adalah foto tiga hari yang lalu. Aku tau tiga hari yang lalu suami kamu pasti izin sama kamu kalau dia ada kerja keluar kota.Benar, tiga hari yang lalu Xavi ada kerja ke Yogyakarta. Dan dia baru saja pulang.
+62823.........
Apakah kamu tau bahwa
suami kamu bukan keluar
kota? Selama tiga hari dia
berada di hotel bersama simpanannya.Aku tidak tau kamu
siapa. Dan aku lebih
mempercayai Xavi.
Jadi, jangan mengadu
domba kami.+62823........
Aku tidak berniat
mengadu domba.
Aku hanya mengatakan
yang sebenarnya.Bodoh sekali aku melayani orang misterius ini. Tapi kalau diliat liat, foto itu ada miripnya juga sama Xavi. Tidak, aku tidak boleh mempercayai si misterius itu.
"Kamu kenapa melamun?"
"Hah? Aku tidak- kenapa kamu ngak pakai baju?" Apakah Xavi berniat menggodaku? Sekarang dengan santainya Xavi berdiri di depan ku dengan handuk yang melilit di pinggang nya. Tenang saja aku tidak akan tergoda tapi, melihat perut Xavi.,
"Kenapa emangnya? Kayak kamu ngak pernah liat aja. Kamu lagi chat sama siapa?"
"Bukan siapa siapa kok, orang iseng doang. Sana kamu minggir aku mau kebawah." Aku mendorong tubuh Xavi, bukannya mendorong nya aku malah menarik handuk yang melilit di pinggang nya, dan handuk itu jatuh kebawah.
"Aaa... Mesum..." Otomatis aku menutup mataku yang tanpa sengaja melihat tubuh polos Xavi, ternodai sudah mataku.
"Yang mesum siapa coba? Udah ngak usah tutup mata lagi, aku udah pakai handuk lagi kok." Benarkah atau apakah Xavi berbohong? Tapi untuk apa Xavi berbohong?
Dengan perlahan aku membuka mataku. Dan ternyata... Xavi membohongiku. Sialan.
"Xavi mesum..." Aku kembali menutup mataku. Dasar suami mesum.
"Mesum sama istri sendiri emangnya salah ya?"
"Udah sana aku mau tidur." Tanpa membuka mata aku menarik selimut sampai dada.
"Kenapa langsung tidur? Kamu nga kangen sama aku? Masa udah tiga hari ngak-"
"Mulut mulut jangan makin mesum ucapannya, gimana kalau ada yang denger ha?"
"Siapa yang denger? Dinding?"
"Udah sana kamu pakai baju dulu baru tidur." Aku langsung memunggungi nya.
"Ngapain pakai baju kalau ntar dibuka lagi?"
"Emang kenapa harus dibuka lagi?"
"Kan katanya tidur"
"Astaga ini 'tidur' maksudnya istirahat Xavier Agriel" Memang isi otak Xavi pasti mesum semua.
"Ngak ada tapi tapian. Yang penting 'tidur' dalam maksud lain."
"Kalau aku ngak mau gimana?" Xavi menyelundup masuk kedalam selimut, dan aku pastikan dia belum menggunakan apapun.
"Emang kamu bisa nolak pesona seorang Xavier Agriel?"
Mari kita lanjut cerita ini.
Kuy ramein part ini
Vote.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Not ?¿ [END]
Teen Fiction'Perawan Janda (?)' Hmm... kedengarannya tidak terlalu buruk. Setahun lagi... tidak tidak, mungkin hanya 6 bulan lagi, maka gelar itu akan disematkan kepadaku. Start : 10-09-20 Finish : 17-05-22 Follow sebelum membaca ygy #10 perjodohan (01-08-22) ...