?¿ 27

2.1K 125 3
                                    

Niat ada, idenya yang belum muncul...
Idenya ada, ngumpulin niat yang sulit
Dilema aku ges...

-_-_-_-_-_-_-_-vote-_-_-_-_-_-_-

Aku bahkan tidak bersemangat untuk memulai hari ini. Huhhh... Ku akui akhir akhir ini semangat ku semakin hari semakin menipis. (Realita author).

Aku melihat tempat sampah dengan tatapan nanar. Tempat sampah hampir penuh dengan stick dan bungkus testpack.

Kapan semua ini akan berhenti dan membuahkan hasil? Apakah Tuhan masih sedang menghukum ku? Bukankah ini sudah terlalu lama Tuhan? Ini sudah menjalani tahun ke 5, bukankah sudah cukup lama aku di hukum? Bahkan topeng yang ku gunakan sudah cukup tebal. Hari hari kujalani dengan cosplay sebagai badut.

Hanya bantal yang tau apa yang terjadi denganku disetiap malamnya. Hanya kamar mandi dan suara air yang menemaniku meluapkan segalanya. Aku ingin berteriak.

Aku ingin meluapkan kekesalanku. Aku ingin menyalahkan orang lain. Tapi tidak ada orang yang bisa di salahkan disini kecuali aku sendiri.

"La kenapa belum tidur?"

"Ngak, masih belum ngantuk."

"Kenapa? Insomnia kamu kambuh lagi?"

Ya, aku insomnia. Entah itu sejak kapan aku juga lupa. Mungkin sejak aku frustrasi. Aku bahkan sudah minum obat tidur tapi itu hanya berefek 1 jam. Dan kemudian tidak bisa tidur lagi. Lelah? Sangat malah.

"Hm"

"Besok ngak usah kerja, dirumah aja. Biar aku yang ijinin ke bos kamu."

"Ngak perlu, sebentar lagi ceritanya bakal di bukukan. Jadi harus capai target, biar kelar."

"Setelah itu, berhenti."

"Ngak, kamu kenapa sih. Itu kebahagiaan aku. Aku senang menuangkan imajinasi ku kedalaman sebuah cerita." Walaupun semua akan tetap jadi imajinasi tidak akan berubah jadi kenyataan.

"Tapi kamu jadi kurusan la. Jam istirahat kamu jadi berkurang."

"Enggak, memang benar aku insomnia, tapi aku tidak merasa terbebani dengan kerja."

Walaupun terkadang iya sih, karna sebagai penulis juga tidak mudah. Sulit mencari inspirasi, dan akan sangat sulit jika deadline nya sudah dekat padahal otak tidak mau diajak kompromi.

"Terserah kamu deh."

Beginilah hal yang selalu terjadi disetiap malamnya. Selalu saja di akhiri dengan perdebatan. Xavi yang selalu saja melarang ku menjadi penulis. Padahal menulis sudah bagian dari ragaku. Bagaikan handphone tanpa kuota. Tidak ada gunanya.

Baiklah mata, mau kah kau bekerja sama untuk malam ini? Aku ingin tidur aku lelah dengan semua ini. Perlahan air mata jatuh juga. Dan perlahan aku pun terlelap.

-_-_-_-_-_-vote-_-_-_-_-_-

"Besok malam ada acara keluarga. Ngerayain 7 bulan kehamilan istri Kak Gibran. Sekalin ngerayain ulang tahun pertama anaknya Geral."

Dengar kan semua? Bagaimana aku bisa menghadiri acara keluarga tersebut? Benar, Kak Gibran udah nikah dan istrinya sedang hamil anak kedua. Geral juga udah punya 2 anak.

Why Not ?¿  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang