09. Kenangan

733 147 31
                                    

Joo mau pindah ke Kepler. Ada yang mau ikut? Orang Bumi mah baperan jir.

_(:з」∠)_ _(:з」∠)_ _(:з」∠)_

Hari ini, ya... Seperti hari-hari biasa dibulan april. Besok Mei dan 25 hari kemudian... Sesuatu akan terjadi.

Fikiran itu terus menghantui Jennie. Bahkan dia hanya terdiam melihat keluar Jendela saat Chae mengantarkan nya ke sekolah.

Sudah sampai dan Jennie masih terdiam. Sedalam itukah lamunan Jennie hingga tak menyadari jika mobil sudah berhenti?

"Wifey?" Chae menyentuh tangan Jennie lembut membuat Jennie kembali tersadar.

"Ya?"

"Udah sampe"

"Eh? Iya kah?" Jennie menatap sekitar lalu menghirup nafasnya. "Astagfirullah" Jennie mengusap wajahnya.

"Kamu gak apa-apa kan?" tanya Chae khawatir.

Jennie tersenyum lalu mengangguk. "Aku gak apa-apa kok Mas, aku masuk dulu ya,"

Jennie keluar mobil setelah mencium punggung tangan Chae. "Assalamualaikum Mas"

Chae mengangguk "Waalaikumussalam."

Setelah memastikan Chae pergi, Jennie berjalan ke ruang guru tempatnya bekerja. Ya, Jennie bekerja di sebuah Taman kanak-kanak, bukan di aplikasi Ruang guru.

Gak ngerti kan? Ah lupakan.

Jennie berjalan dan tersenyum saat disapa oleh orang tua murid-muridnya.

"Bu Gulu!"

Jennie berbalik melihat seorang anak laki-laki yang berlari kearahnya.

"Hehe Assalamualaikum Bu"

Jennie tersenyum. "Waalaikumussalam. Ucup baru datang?"

Ucup mengangguk. "Ucup diantar Papah. Seneng banget deh, akhirnya Papah bisa anterin Ucup"

Seketika tubuh Jennie menegang mendengar penuturan anak itu.

"Eh ada Bu guru"

Jennie bangkit menatap pria itu. "L-Lim?"

Lim tersenyum merangkul Ucup. "Nitip Ucup ya?"

Jennie mengangguk. "Tenang aja, Ucup pasti saya jagain"

Lim mengangguk lalu menatap putranya. "Ucup masuk kelas ya?"

Ucup mengangguk patuh. Dia mencium punggung tangan Lim lalu pergi ke dalam kelasnya. Jennie akan pergi namun sebuah tangan kekar menahannya.

"Tunggu"

Jennie berbalik menatap Lim yang sedang menahannya agar tidak pergi. Jennie menatap tangan Lim yang sedang menahan lengannya. Menyadari arah pandang Jennie, Lim melepaskan pegangannya.

"Maaf"

"Ada yang bisa saya bantu lagi Pak?"

"Udah aku bilang panggil Lim aja"

"Ada yang bisa saya bantu.... Lim?"

Lim tersenyum lalu menggaruk leher belakangnya yang tak gatal. "Ehe, itu..."

"Jika tidak ada saya pamit"

"Tunggu."

"Ya?"

"Jen... Kamu gak kangen aku?"

Jennie menutup matanya dalam lalu tersenyum sebanyak yang dia bisa. "Saya duluan" dia pergi meninggalkan pria itu sendirian.

"Aku tau kesalahan aku fatal banget Jen, aku minta maaf." Jennie sama sekali tidak menatap pria itu. "Aku minta maaf Jen. Maafin aku! Tapi haruskah kamu giniin aku?"

Ikatan ChaentaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang