27. Keluarga Ceringin

797 133 48
                                    

Wat?

Cinta aja gw paksain apalagi alur cerita?

Canda cinta:)

_(:з」∠)_

"Bunda, besok ada kumpulan di sekolah." ujar remaja laki-kali itu pada ibunya yang sedang duduk di ruang tengah.

Yang dipanggil mengangguk "iya nanti Bunda ke sekolah. Emang ada apa Im?"

Dia mendesah kesal mendengarkan panggilan ibunya. "Udah aku bilang panggil Ibra Bunda. Aku udah gede, gak mau dipanggil Baim terus. Aku udah 18 tahun Bund, jangan panggil gitu lagi"

Jennie menghela nafasnya. Anaknya sudah besar ternyata. "Iya Ibra. Besok Bunda datang"

Ibra mengangguk lalu pergi lagi ke kamarnya. "Bunda"

Mendengar panggilan Suaminya, Jennie menoleh lalu tersenyum lembut. "Ayah"

Chae duduk disamping istrinya. "Kenapa lagi?" tanya Chae.

"Anak kita udah gede ya. Gak kerasa, perasaan baru kemaren deh kita mandiin dia bareng terus kita bercanda bareng. Sekarang dia udah punya dunianya sendiri" Jennie tersenyum menyusun setiap memori didalam kepalanya.



"Siapa ganteng?" tanya Jennie.

"Baim" jawab Baim dengan cengirannya. "Bunda cantik" lanjut anak itu.

Jennie tersenyum bangga. "Bunda cantik?"

"Baim... Ayah Jelek" ucap Baim dengan segala kepolosannya.

Chae menatap Jennie yang sedang tergelak dengan kepolosan putranya. Melihat raut wajah ayahnya yang terkesan datar Baim tersenyum lagi. "Ayah ganteng"

"Ayah jelek" ralat Jennie.

"Ayah Jelek" ucap Baim mengikuti ibunya.

Chae melirik istrinya dingin. "Sayang~"





Chae tersenyum lalu mengusap tangan istrinya. "Wifey~"

Jennie tersenyum. "Apa Hubby?"

"Anak kita gak cuma Ibra. Kita masih punya Ara. Ara masih SMP, dia juga butuh perhatian kamu." ucap Chae lembut.

Jennie menghela nafasnya, dia terlalu memikirkan pertumbuhan Ibra sampai lupa jika Ara juga membutuhkan ibunya. Iya, gadis tomboy yang dingin itu. Putri bungsu mereka.

"Sekarang Ara dimana?" tanya Jennie.

"Lagi belajar di kamarnya. Besok juga dia ada kumpulan di sekolahnya."

Mendengar itu Jennie kambali merasa bersalah. Memang anak laki-laki mereka lebih dekat dengan ibunya, sedangkan anak perempuan mereka? Lebih suka menyendiri.

Pintu terbuka. Jennie mengintip, terlihat seorang gadis yang tengah menulis dengan Airpods menyumpal telinganya.

"Ara"

Sayup-sayup terdengar suara seseorang memanggil namanya. Ara celingukan mencari sumber suara dan menemukan sang ibu sedang menatap nya dari ambang pintu.

"Bunda" gumamnya nyaris tanpa suara.

"Bunda boleh masuk?"

Ara mengangguk lalu melepaskan sumpalan di telinganya.

"Lagi apa?" tanya Jennie lembut.

"Cuma nulis-nulis aja"

Jennie menatap tulisan indah putrinya. "Tulisan kamu bagus"

Ikatan ChaentaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang