31. Film out

1.3K 136 31
                                    

Ehh ada bonchapt:)
Baik kali lah Joo ini.

Suasana rumah terlihat sepi. Sudah terhitung dua minggu setelah kepergian Chae. Jennie terdiam diatas sofa sendirian menatap kosong kedepan, hatinya bergetar melihat Ucup yang barusaja pulang jum'atan dari masjid dengan setelah putih-putih, biasanya selalu ada Chae yang berjalan dibelakangnya, namun kini tak ada lagi. Sebenarnya anak-anak nya berniat tinggal disini menemani Jennie setelah Chae tiada.

Tapi Jennie menolak. Bagaimanapun mereka sudah punya keluarga, dia tidak mau merusak kebahagiaan mereka dengan menemaninya.

Jennie bersandar ke sofa. Fikirannya melayang entah kemana. Hingga dia merasakan kehadiran seseorang disampingnya.

Jantungnya berpacu dua kali lebih keras. Dengan cepat dia memalingkan wajahnya menuju tempat disampingnya.

"A-Ayah?"

Jennie melihat Chae tersenyum kearahnya. "Bunda. Kapan masakin Ayah Sop Iga?"

Degg

Jennie terbangun dari tidurnya, dia ketiduran di sofa ternyata. Keringatnya mengalir dari pelipisnya. Jantungnya masih berpacu dengan keras seolah meronta ronta ingin keluar dari tempatnya.

Fikirannya memikirkan mimpinya tadi. Chae meminta dibuatkan Sop iga?

Prangg

Fikirannya buyar saat mendengar suara benda pecah dari dalam kamarnya.

Dengan cepat dia memasuki kamarnya. Tenggorokannya tercekat didepan kamar, dengan jelas dia bisa melihat suaminya tengah membersihkan serpihan kaca dari bingkai foto pernikahan mereka.

"Ayah"

Kini imajinasi Jennie semakin terang. Seolah Chae ada disana. Dia mengulurkan tangannya dan dalam sekejap Chae menghilang seolah terbawa angin.

Kenangannya mulai terkumpul dan semakin utuh menciptakan sosok Chae yang sedang berdiri di seberang ruangan. Ya, kini Jennie merasakan kehadiran Chae disetiap helaan nafasnya yang terasa sesak.

Baru saja Jennie berada dibelakang punggung Chae dan hendak memeluknya, Chae kembali menghilang membuat Jennie tak lagi mampu menopang tubuhnya.

"Ayah..." lirihnya.

"Bunda Kenapa nangis? Ayah nyakitin bunda ya?"

Jennie berbalik dan dia kembali terbangun dari tidurnya. Kini dia berada dikamarnya, semuanya normal-normal saja, hingga dia merasakan ada pelukan dari belakangnya. Dengan perasaan campur aduk dia berbalik dan melihat Chae sedang memeluknya.

"Ayah? Ini beneran ayah kan?"

Chae tersenyum lalu memeluk Jennie dengan erat. Kini Jennie tak lagi harus mencari Chae dalam imajinasinya, kini Chae benar-benar memeluknya dalam dekapan hangatnya.

Jennie menatap ke seberang ruang yang sunyi, tidak, tidak ada yang bisa dia lihat kecuali suaminya kini. Chae tertidur didalam pelukan Jennie membuat Jennie bisa merasakan ledakan emosinya perlahan menjadi air matayang membasahi pipinya. Jennie mulai menutup matanya mendengarkan bisikan halus Chae yang dia rindukan dan pelukan hangat yang dia idamkan.

"Mas tunggu kamu, bidadari syurga Mas"

Jennie terbangun. Nafasnya memburu, dia melihat ketempat disampingnya, Chae tidak ada disana. Oh ya, bingkai foto! Masih ditempatnya.

Jadi semua itu hanya mimpi? Tapi bukannya itu terlalu jelas untuk sebuah mimpi?

Jennie duduk lalu memegang kepalanya gusar, "astagfirullahaladzim"

Ikatan ChaentaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang