"Mas..."
Lim datang ke tempat itu melihat Jennie tengah terduduk dilantai. Hatinya merasa tidak tega melihat Jennie begini, kenapa Chae tidak memberinya kesempatan kedua?
Lim berjanji pada hatinya jika Chae benar-benar pergi... Dia akan memukulnya karena sudah membuat Jennie menangis.
Meski itu juga ada campur tangannya.
Tak apa lah, bertumbuk lah kita.
Kereta api mulai berjalan. Jennie tersadar lalu bangkit dan hendak mengejar kereta yang berjalan dengan cepat.
"Enggak! Mas Chae gak boleh pergi!"
Jennie berlari namun dengan sigap Lim menahannya "jangan dikejar Jen"
"Aku mau ngejar Mas Chae! Aku mau sama Mas Chae!" Jennie meronta hingga kereta api itu kini sudah pergi meninggalkan debu dan asap distasiun.
Jennie bersimpuh dan kembali menangis. Tiba-tiba semua kenangan indah berputar di dalam kepalanya seperti sebuah film.
Istri cantik Mas
Wifey...
Kamu dulu baru Mas
Kamu cantik
Susah cari istri kayak kamu taugak?
Kita kan seumuran. Manggilnya Hubby aja gitu biar sweet.
Jennie menangkup wajahnya tangisnya pecah lagi, mungkin cici benar, penyesalan datang terakhiran. Karena Cindy bilang kalo di awal namanya pendaftaran.
Lim menghela nafasnya. Chae benar-benar pergi? Kenapa Chae pergi disaat Jennie mencintainya? Kenapa tidak saat Jennie belum mencintainya saja? Chae Bodoh umpatnya dalam hati.
Kini debu dan asap sudah menghilang, Lim melihat ke seberang rel, tiba-tiba tubuhnya kaku, terpaku pada satu tempat.
"J-Jen"
"Apa?" tanya Jennie sambil mengusap ingusnya.
"I-Itu"
Jennie memalingkan wajahnya lalu membulatkan matanya. Sontak dia berdiri melihat suaminya sedang menatapnya dari seberang rel.
Hari sudah mulai gelap dan lampu-lampu mulai bersinar. Chae berjalan menuju istrinya yang sedang didampingi Lim.
Chae menatap Lim tajam. "jangan deket-deket istri gue!" Chae menjauhkan Lim dari sana lalu merangkul pinggang Jennie.
Seperti mimpi rasanya. Lantas siapa yang masuk kereta tadi?
"Mas?"
Chae menatap Jennie. "katanya mau manggil Hubby?"
Jennie tersenyum "Hubby gak pergi?"
Chae menghela nafasnya "gimana mau pergi kalo cinta aku gak ada di sisi aku?"
Jennie kembali menangis haru, rasanya bahagia bercampur sesal, kenapa dulu dia menyia-nyiakan Chae?
Chae mengusap kepala Jennie "maafin aku, udah mau ninggalin kamu"
Jennie menggeleng. "Aku yang salah, maafin aku"
Chae mengangguk lalu membawa Jennie kedalam dekapannya "semoga yang kamu katakan bukan cuma hiburan"
Lim tersenyum, ya... Setidaknya Jennie bersama orang yang tepat.
"Kita pulang ya Mas" ajak Jennie.
Chae mengangguk "kita pulang ke rumah kita. Yuk"
Tangan mereka bertautan sepanjang jalan. Bagai orang yang baru menjadi sepasang kekasih, mereka tersipu saat pandangan mereka bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikatan Chaenta
General Fiction⛔Warning⛔ Cerita ini mengandung butiran debu yang membuat sesak, bawang yang membuat mata perih, dan zat adiktif bercandu. "Senyata apapun perasaan cinta aku ke kamu... Kamu gak berhak atas cinta aku. Semua cinta aku cuma berhak dimiliki suami aku...