Maafin Joo untuk author yang bersangkutan, fotonya tak ambil.
Jangan salahkan aku yang kembali mengedit karyamu.
Tapi salahkan karya mu yang sangat menggoda untuk kuedit kembali:)
Pernikahan.
Tamu undangan tak hentinya memberikan pernyataan selamat untuk pasangan pengantin yang baru saja menikah.
"Selamat Chae, akhirnya menikah juga"
Orang yang disebut Chae itu hanya tersenyum tipis. Dia mengangguk seraya berterima kasih telah mendatangi pernikahannya.
"Terima kasih sudah datang"
Chae menatap gadis cantik yang kini sudah sah menjadi pasangan hidupnya, Jennie Anjanie, sebut saja begitu. Wajah cantik itu nampak muram dengan tatapan dingin pada wajahnya. Ada rasa sesak dalam hati Chae saat melihat ekspresi itu dari istrinya.
"Jennie, Wifey"
Jennie tersadar dari lamunannya lalu menatap Chae dengan senyum palsunya. "Iya?"
"Kamu capek? Kita pulang ya?"
"Loh? Terus acara nya?"
Chae menggeleng lalu tersenyum lembut. "Kamu liat, udah sepi. Acaranya udah selesai"
Tersadar akan lamunannya, ternyata dari tadi Jennie banyak menghabiskan waktu dengan terdiam dengan lamunan yang kosong.
"Ayo" Chae merangkul istrinya dengan lembut, bagaimanapun juga... Kini Jennie sudah menjadi istrinya, tanggung jawabnya. Dia harus bersikap lembut semarah apapun dia padanya.
"Aku bisa sendiri Mas" Jennie sedikit menepis tangan Chae.
Chae menghela nafasnya lalu mengangguk. Melepaskan rangkulannya pada istri cantiknya. "Hati-hati, gaunnya panjang, nanti jatoh"
Chae menatap istrinya yang semakin menjauh. Dia terdiam merasakan sakit bahkan dihari pernikahan yang harusnya menjadi hari bahagia untuknya. Chae tidak menuntut banyak, dia juga sadar jika pernikahannya memang hanya sebuah perjodohan.
Chae ingat betul bagaimana hari itu terjadi. Hari dimana dia dan Jennie pertama kali bertemu.
>>>>>
Seorang Lelaki tengah terdiam disebuah ruang keluarga. Dia menunduk merasakan debaran jantungnya yang semakin berpacu dengan keras. Disampingnya ada orang tuanya dan dihadapannya ada seorang gadis yang sedang terdiam dengan wajah bosannya.
"Gimana Jen? Mau gak?"
Jennie memutar bola matanya malas. "Udah Jennie bilang Mih, Jennie belum siap. Lagian Jennie juga gak kenal dia, kenapa Mamih maksa banget sih?"
"Jennie, Chae itu lelaki baik, Chae bisa jadi kepala rumah tangga yang baik buat kamu nanti." ucap Kimberly yang tak lain adalah ibu dari Jennie.
"Tapi Jennie bisa cari sendiri Mih, gak perlu pake acara jodoh-jodohin segala"
"Yakin kamu mau cari sendiri? Kamu inget kamu selalu dapetin pacar yang..."
"Tapi Mih..."
"Jalanin aja dulu Jen. Liat Chae, dia polos gitu gak mungkin nyakitin kamu." potong Kim.
Jennie menatap Chae, memang benar adanya, Chae sepolos itu, tidak mungkin menyakitinya.
"Baiknya kalian ngobrol dulu deh"
Akhirnya Chae mengajak Jennie keluar. Diperjalanan Chae hanya fokus menyetir. Dia bingung harus mulai bagaimana, dia gugup.
"M-Mau es krim?" tanya Chae.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikatan Chaenta
General Fiction⛔Warning⛔ Cerita ini mengandung butiran debu yang membuat sesak, bawang yang membuat mata perih, dan zat adiktif bercandu. "Senyata apapun perasaan cinta aku ke kamu... Kamu gak berhak atas cinta aku. Semua cinta aku cuma berhak dimiliki suami aku...