2. Sugar Baby

86K 1K 7
                                    

Mobil mercy CLA-Class yang aku kendarai sudah menjauh dari istana megah yang sunyi.
Setelah menempuh perjalanan 20 menit, aku sampai di internasional school. Senyum tipis mengembang di bibirku, setidaknya aku bisa tertawa dan tidak kesepian saat berada disini.

Aku keluar dari mobil setelah memarkirkannya. Sudah menjadi tradisi setiap pagi dan pulang sekolah, segerombolan siswa berkumpul di halaman parkir. Untuk apa lagi kalau bukan ingin melihat dan sekedar menyapa primadona disekolah ini.
Aku berjalan santai melewati segerombolan siswa itu.

"Pagi jeje,,, pagi jeje,, pagi jeje,,," Aku mendengar puluhan sapaan dari mereka. Tidak mau dibilang sombong dan angkuh, aku membalas sapaan mereka dengan senyum manisku. Ya ampun,, hanya dibalas seperti itu saja mereka sudah kegirangan.
Aku heran dengan mereka, padahal masih banyak siswi di sekolah ini yang menurutku juga lebih cantik dariku. Tapi mereka memuji dan memujaku bak putri raja yang cantik jelita.

Aku tersenyum melihat dua orang yang sejak tadi aku cari di parkiran. Aku mempercepat langkah untuk mengejar mereka.

"Cecel,,,!! Nanat,,,!!" Teriaku pada Celina dan Natasha. Sebenarnya mereka sempat kesal saat aku memanggilnya seperti itu. Tapi karna aku sahabat yang baik dan menggemaskan, mereka pasrah saja dan hanya protes sekali. Setelahnya mereka terbiasa dengan panggilan sayangku untuk mereka.

"Haii Je,,," Ucap mereka serempak setelah berbalik badan.

"Kalian kok udah duluan sih,,!" Protesku kesal. Padahap mereka selalu menungguku di parkiran dan akan pergi ke kelas bersama. Kami sudah seperti lem dan prangko, kemana selalu bertiga dan tak terpisahkan.

"Aku udah muak sama anak - anak itu. Dari tadi mereka nanyain kamu terus ke kita,,!" Keluh Celina. Dia terlihat kesal mengadukan tingkah para siswa yang berkumpul di parkiran tadi.

"Kapan ya parkiran di sekolah kita nggak kaya pasar lagi,,," Celuk Natasha dengan candaan.

"Haha,,, sory,, sory. Tau tuh, aku juga bosen liatnya. Ayo ke kelas,,," Ajakku.

Dikelas pun sama saja, teman - teman cowoku selalu berebut ingin duduk didekatku. Kadang mereka bertengkar hanya karna merebutkan tempat duduk. Aku yang sudah biasa melihat pemandangan itu, hanya diam dan menyaksikan perdebatan mereka. Sesekali aku memberikan semangat untuk mereka agar lebih giat lagi berantemnya.
Biarkan saja mereka ribut, lumayan buat hiburan. Aku akan tertawa geli kalau sudah seperti itu. Rasa sepiku jadi sedikit berkurang jika aku tertawa.

Pelajaran telah usai. Aku selalu mengikuti semua pelajaran dengan baik. Membuat nilaiku selalu bagus di antara anak - anak yang lain. Padahal aku jarang belajar di rumah, aku hanya serius dan fokus saat guru sedang menerangkan.

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Mungkin pepatah itu sangat tepat untukku, karna kedua orang tuaku sama - sama jenius saat sekolah. Terbukti papa dan mama bisa membangun bisnis dengan cepat dan pesat akibat kejeniusan mereka.
Mereka mungkin bangga dengan pencapaiannya saat ini, tapi aku tidak. Aku akan bangga jika mereka menganggap keberadaanku dan bisa sedikit meluangkan waktu untukku. Anakmu ini kesepian mah, pah,,,

"Hangout kemana nih kita.?" Tanyaku pada Celina dan Natasha. Kami sedang duduk di taman dekat parkiran.

"Aduh sorry Je,, aku harus nemenin papi nih,,"
Jawab Celina.

"Ah nggak asik kamu..!" Celetukku kesal.

"Hehe sorry. Lagian aku juga kangen sama dia. Udah lama nih nggak ehem - ehem."
Begitulah Celina, kalau bicara nggak pake filter.
Ehem - ehem yang di maksud Celina adalah berhubungan intim.

"Aku juga mau cek in sama papiku tercinta,,"
Belum hilang rasa kesalku pada penolakan Celina, Natasha juga ikut - ikutan menolak ajakanku karna akan cek in. Astaga,,, kasian sekali nasibku. Lalu aku harus pergi sama siapa.? Tidak mungkin jika langsung pulang, dirumah pun sepi, hanya ada pelayan disana.

"Enak banget sih jadi kalian.! Aku jadi pengen punya papi juga,," Keluhku. Aku lihat mereka berdua selalu happy setiap kali mereka selesai bertemu dengan sugar dady nya.

"Apa.?!!" Ucap mereka serempak. Mereka berdua kaget menatapku.
"Jangan bercanda Je,,," Celina mengira jika aku hanya bercanda.

"Aku serius Cel. Aku juga pengen bahagia kaya kalian berdua. Aku sudah bosan jadi anak baik yang tidak dipedulikan.!" Keluhku nelangsa. Aku benar - benar sangat kesepian.

Celina dan Natasha menjadi sugar baby 2 tahun belakangan ini. Pergaulan mereka bisa dibilang sangat bebas, dulu mereka hampir setiap malam minggu pergi ke club malam bersama pacar mereka. Hubungan intim pun sudah biasa mereka lakukan dengan pasangan masing - masing. Dan saat mereka mengakhiri hubungan dengan pacarnya, Celina dan Natasha memilih untuk menjadi sugar baby.

Aku menutup rapat - rapat status mereka. Karna aku sadar, menjadi sugar baby bukan hal yang wajar dan menjadi kontrofersi dikalangan masyarakat. Aku tidak mau kedua sahabatku di cap buruk oleh anak - anak disekolah.
Sugar baby sudah pasti simpanan om - om yang sudah beristri. Siapa yang tidak akan membenci wanita berstatus sugar baby.?
Wanita yang dengan senangnya menjalin hubungan dengan suami orang, dan tak jarang menghabiskan malam bersama hanya untuk kepuasan semata tanpa memperdulikan perasaan istri sang sugar daddynya itu.

Aku tau betul alasan mereka menjalankan profesi itu. Bukan karna kemewahan yang di janjikan oleh sugar dadynya, toh mereka berasal dari keluarga berada sepertiku, bisa membeli apapun yang mereka inginkan. Mereka hanya ingin mencari kesenangan dan kebahagiaan yang tidak diberikan oleh keluarganya, itu sebabnya mereka menjadi sugar baby.

Dengan memiliki sugar dady, mereka bisa bermanja, juga merasa di sayang dan dihargai olehnya.
Ya meskipun sugar daddy melakukan itu semata - mata karna membutuhkannya. Tapi paling tidak mereka bisa merasakan kebahagiaan, meski hanya sesaat. Dari pada tidak sama sekali. Itulah yang ada dipikiran mereka. Dan sepertinya aku juga mulai terbawa dengan cara pikir Celina dan Natasha.

"Jangan ngada - ngada deh Je,, kamu itu masih virgin. Sayang banget kalau diserahin sama om - om,," Natasha nampak tidak setuju dengan keinginanku. Aku tau maksud Natasha, mungkin dia ingin aku menyerahkan keperawananku pada orang yang aku cintai, seperti yang dia lakukan bersama mantan pacarnya dulu.

"Diserahin sama om - om ataupun sama orang yang kita cintai, sama saja Nat. Ujung - ujungnya bakal ditinggal juga kaya kalian,," Ledekku, aku tertawa renyah menertawakan nasib mereka yang sebenarnya tragis dan menyedihkan.

"Sialan kamu.!" Umpat mereka. Tapi akhirnya mereka juga ikut tertawa bersamaku. Aku tidak melihat penyesalan dalam diri mereka, karna mereka terlalu bahagia menjalani semua itu.

"Udah dulu ah, gue cabut ya. Udah nggak tahan nih,,," Aku menahan tangan Celina. Enak saja dia maen pergi tanpa memberiku solusi atas keinginanku.

"Ampun deh cel.! Gatel banget apa kamu.? Aku tuh belum selesai bicaranya,," Ketusku padanya.

"Maklum Je, papinya baru. Blasteran Jerman. Tongkatnya geudeeee katanya,,, hahaha,,,," Natasha terbahak - bahak. Tapi aku membisu mendengarnya.

Mereka sudah sering menceritakan kegiatan panas mereka diatas ranjang bersama sugar daddynya.Terkadang aku sampai penasaran, seperti apa rasanya melakukan hubungan intim yang mereka bilang surga dunia itu. Dari yang aku dengar dari Celina dan Natasha, mereka sangat menikmati dan ketagihan adegan panas itu. Terlebih jika milik sang papi berukuran jumbo. Membuat mereka ingin melakukannya berkali - kali.
Husss,,,! Aku membuang jauh - jauh pikiran kotorku itu. Yang membuatku semakin penasaran setengah mati.

*****


Dukung novel baru author dengan cara vote ya 😊.
Jangan lupa like dan komen juga,,

My SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang