Bab 43

8.2K 213 4
                                    

Di noveltoon sudah up sampai 200 bab lebih. Yang gak sabar pengen baca kelanjutannya, bisa mampir kesana (gratis juga).
Nama akun : Clarissa icha
Judul : My sugar

*****

Aku lebih banyak diam. Hanya bicara saat om Kenzo bertanya padaku.
Berusaha bersikap normal untuk saat ini nyatanya sangat sulit. Aku terus membayangkan hubungan om Kenzo dan kak Fely. Terlebih mereka akan pergi bersama ke Singapur besok. Dada ini terasa sesak membayangkan mereka pergi berdua.
Om Kenzo selalu bersikap manis padaku, bisa saja dia juga memperlakukan kak Fely sama sepertiku.

Apa aku salah jika tidak menyukai hubungan mereka.?
Bukan tanpa alasan aku tidak menyukai hubungan mereka. Karna aku memiliki perasaan pada om Kenzo. Dan hubungan keduanya membuatku cemburu.
Egois memang, tapi aku sudah terlanjur mencintai om Kenzo. Aku terlalu ambisius untuk memilikinya.
Selagi belum ada ikatan pernikahan di antara mereka, aku akan berusaha merebutnya.

Makanan ini terasa hambar di mulutku. Tidak ada selera untuk melahapnya dengan cepat. Aku hanya makan beberapa suap, lalu hanya mengaduk - aduk saja yang masih terisa di piring. Om Kenzo mungkin sejak tadi memperhatikan ku. Dia yang duduk tepat di depanku, pasti melihat semua yang aku lakukan.
Namun sampai saat ini om Kenzo belum memberikan komentar apapun. Dia masih fokus menghabiskan makanannya, meski aku tidak sepenuhnya melihat om Kenzo. Aku hanya melirik sesekali. Lebih banyak membuang pandangan ke arah lain.

"Jangan di mainin kalo nggak mau di makan,," Ucapnya datar.
Rupanya om Kenzo berniat menghabiskan makanannya lebih dulu sebelum menegurku.

Aku meliriknya sekilas, kemudian meletakan sendok dan garpu yang ada di tanganku. Jus alpukat di depan mata terasa menggoda. Ternyata melamun bisa membuat tenggorokan terasa kering. Aku meraihnya, meminum sedikit jus yang belum aku sentuh sejak tadi.

"Tunggu disini,," Om Kenzo berdiri dari duduknya.
Aku mengangguk patuh padanya. Sebelum pergi, dia sempat mengusap lembut kepalaku. Aku tersenyum, namun hanya dalam hati. Siapa yang tidak jatuh hati dengan laki - laki selembut om Kenzo. Sebagai wanita yang memang membutuhkan perhatian, tentu saja perlakuan om Kenzo mampu mengaduk - aduk perasaanku.

Om kenzo belum kembali sejak dia pergi 15 menit yang lalu. Tempat duduk kami berada di luar restoran, sedangkan om Kenzo masuk kedalam.
Aku merogoh tas dan mengambil ponsel. Bosan juga berdiam diri menunggu om Kenzo kembali. Memainkan ponsel bisa sedikit mengusir rasa bosan ku.

"Jeje,,?"
Aku langsung menoleh saat mendengar namaku di sebut. Selama beberapa detik aku menatapnya bingung.

"Kak Gerald,,?" Kataku dengan menunjukan jari ke arahnya.

Dia kak kelasku dulu, terpaut dua tahun di atasku.
Dulu kak Gerald tidak ada bosannya menungguku di parkiran hanya sekedar untuk mengantarku ke kelas. Dia memang terang - terangan mendekatiku, sama halnya dengan kakak kelas yang lain. Namun kak Gerald yang paling dekat denganku.
Obrolan kita yang nyambung, membuatku betah saja dekat dengannya. Tapi aku hanya menganggapnya sebatas kakak, tidak lebih dari itu.
Kak Gerald pun paham. Karna aku selalu mengatakan padanya berulang kali.

Dia tersenyum lalu duduk di depanku, duduk di kursi yang tadi di tempati oleh om Kenzo.
"Kirain udah lupa." Katanya.
"Gimana kabar kamu.? Lama nggak ketemu, kamu masih cantik aja kayak dulu. Nggak luntur - luntur cantiknya,,," Pujinya.
Aku terkekeh mendengarnya. Pujian kak Gerald memang selalu lucu di telingaku.

"Apaan sih kak. Baru juga ketemu, udah ngegombal aja. Emang kalo udah hobby ngegombal susah ya ilangnya,," Ledek ku.

"Itu kan dulu Je, sekarang udah nggak hobby ngegombal lagi. Udah nggak ada yang bisa di gombalin,," Aku mengangguk saja mendengarnya.
"Kamu sama siapa kesini.?"

My SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang