Bab 40

8.4K 237 13
                                    

Kami sudah sampai di salah stau resto yang cukup terkenal. Siang ini pengunjung cukup ramai.
Kami segera masuk ke dalam untuk mencari tempat duduk yang masih kosong.

"Iih,, rame banget Je,,," Keluh Natasha.. ABG girang yang satu ini memang tidak terlalu suka makan di resto yang ramai. Berbeda dengan Celina yang justru akan senang. Terlebih jika banyak pengunjung laki - laki yang bening dan tampan. Katanya untuk cuci mata sekaligus tebar pesona. Memang kecentilan itu bocah.

"Tapi aku pengen makan di sini Nat,," Sahutku sambil terus mengedarkan pandangan untuk mencari meja yang masih kosong.

"Tau nih, banyak protes kamu. Lihat tuh, disini banyak yang seger - seger Nat,," Ucap Celina setengah berbisik.

"Percuma seger tapi udah pada punya pasangan,," Sahutnya cepat.

"Kalo bisa direbut, kenapa engga." Ujar Celina dengan candaan.

"Gila kamu tuh,,"

"Udah - udah..! Ngeributin apaan sih kalian, nggak penting banget. Ayo kesana,,," Aku menunjuk meja yang terletak di pojok ruangan. Hanya ada dua meja disana. Satu meja sudah di isi oleh wanita yang duduk seorang diri.

Celina dan Natasha langsung mengikutiku. Keduanya langsung duduk begitu sampai. Berbeda denganku yang sedikit kaget karna ternyata wanita yang duduk seorang diri adalah kak Fely.

"Kak Fely,,? Sapaku. Dia langsung menoleh ke samping. Menatapku yang berdiri di sebelahnya.

" Je,, kamu disini,,,"
Tiba - tiba saja dadaku terasa sesak. Mataku bahkan terasa perih. Sesuatu yang tajam seperti menusuk ke hatiku. Bukan hanya satu, tapi ribuan benda tajam seakan terus menghujani hatiku. Sakit sekali rasanya.

Sebuah liontin yang bertengger di leher kak Fely, membuatku ingat pada sosok seseorang yang memberikan liontin serupa padaku.
Ternyata bukan hanya aku yang diberikan liontin berbentuk hati itu. Tapi kak Fely juga.
Kenapa sejak awal aku tidak pernah menduga kalau Felycia yang ada di kehidupan om Kenzo adalah kak Fely.?

Aku yakin ini bukan sebuah kebetulan kak Fely memiliki liontin yang serupa dengan ku. Karna saat aku datang ke apartemen kak Fely, dia belum memakai liontin itu.
Jadi ini yang sudah menyebabkan kak Fely meninggalkan kak Nicho.? Dia bertunangan dengan om Kenzo.? Kenapa dunia ini sempit sekali.!

"Je,,, kamu kenapa.?" Kak Fely berdiri sambil meraih tanganku. Namun aku langsung menariknya kembali. Aku segera menghapus air mata yang entah sejak kapan sudah membasahi pipi ku.

"Je,, kamu nggak papa.?" Celina dan Natasha juga ikut bingung melihatku. Aku tidak menghiraukan ucapan mereka. Mataku terus menatap tajam pada sosok wanita yang sudah membuat kak Nicho terluka. Dan sekarang aku juga terluka karnanya. Kenapa harus kak Fely yang menjadi tunangan om Kenzo.! Aku benci padanya.! Sangat membencinya.!

"Cel, Nat,, Ayo pindah ke resto lain.!" Ucapku dan segera meninggalkan tempat itu.

"Tunggu Je,,," Kak Fely berusaha mengejarku, tapi aku terus mempercepat langkah dan keluar dari sana.

Karna terburu - buru, aku jadi tidak memperhatikan apa yang ada di depanku.
"Awww,,,"
"Sorry, aku nggak sengaja, ," Aku langsung mendongak untuk menatap seseorang yang baru saja aku tabrak.

"Santai aja,," Sahutnya sambil tersenyum. Aku sangat hapal dengan pemilik suara ini. Dia laki - laki yang kemarin datang ke apartemen om Kenzo. Yang di sebut om Kenzo sebagai asistennya.

Kehadiran seseorang di belakang laki - laki itu membuatku menatap tak percaya. Jadi benar om Kenzo dan kak Fely menjalin hubungan. Dia datang ke resto ini pasti karna ada janji dengan kak Fely.
Pantas saja waktu aku dan kak Nicho pergi ke resto Jepang, disana ada kak Fely. Setelah itu datang juga om Kenzo.

"Makasih. Permisi,,," Aku segera berlalu menuju mobilku. Tidak peduli pada om Kenzo yang menatapku bingung.

"Je,,, itu si om ngikutin kita,,," Ujar Celina saat aku akan masuk kedalam mobil. Aku langsung menoleh, ternyata benar. Om Kenzo sedang berjalan ke arahku seorang diri.

Om Kenzo memberi isyarat pada Celina dan Natasha untuk meninggalkan kami berdua.
Mereka pun langsung menjauh tanpa sempat aku cegah.

"Buka pintunya Je,," Pinta om Kenzo padaku. Aku menurut.
Om Kenzo masuk kedalam mobilku, lalu menyuruhku untuk masuk juga. Aku terus diam, namun mengikuti kemauan om Kenzo.

"Kamu kenapa.? Kamu sakit,,?" Sepertinya om Kenzo sangat cemas padaku. Mungkin saat ini aku terlihat kacau, om Kenzo sampai mengira kalau aku sedang sakit.
Meskipun memang benar kalau aku ini sedang sakit. Aku sakit hati mendapati fakta menyakitkan ini. Entah kenapa aku tidak rela karna wanita yang memiliki hubungan dengan om Kenzo adalah kak Fely. Saat ini mereka bahkan akan makan siang bersama.

"Aku baik - baik aja om. Om Kenapa kesini.?"
Om Kenzo menatapku lekat.

"Kenapa dilepas liontinnya.? Kamu nggak suka.? Kenapa nggak bilang. Aku bisa ganti dengan model lain,," Bukannya menjawab pertanyaanku, om Kenzo malah mengomentari ku yang tidak memakai liontin pemberian darinya.
Sejujurnya aku kesal padanya. Karna ternyata bukan hanya aku yang diberikan liontin berbentuk hati itu.
Entah apa maksud om Kenzo memberikan aku dan dan kak Fely liontin yang sama.

"Nggak gitu om, aku suka kok. Cuma tadi pagi abis di lepas, lupa nggak di pake lagi,," Aku tidak peduli om Kenzo akan percaya pada alasanku aku atau tidak.

"Ya sudah. Aku pikir kamu nggak suka."
Om Kenzo mengusap pipiku sambil terus menatapku.
"Kamu baik - baik aja.?" Aku hanya mengangguk. Sejujurnya saat ini aku malas berbicara dengan om Kenzo. Dia sudah membuatku sakit hati dengan hubungannya bersama kak Fely.
Tapi kenapa dia harus bersikap seperti ini padaku. Perhatian dan kebaikan om Kenzo terlalu berlebihan.

"Suruh temen kamu aja yang nyetir, kayaknya kamu lagi nggak sehat. Aku ke dalam dulu,,"

"Om,,," Aku mencegah om Kenzo, mendekat ke arahnya dan langsung mencium bibirnya dengan rakus. Om Kenzo pasti bingung, karna dia hanya diam saja tanpa membalasnya.

"Kamu yakin nggak papa.?" Tanya om Kenzo setelah aku melepaskan ciumannya.

"I'am fine,,," Aku tersenyum lebar padanya. Untuk menunjukan kalau aku baik - baik saja saat ini. Meskipun sebenarnya sangat terluka.

Om Kenzo sudah pergi, tak berselang lama Celina dan Natasha masuk kedalam mobil.
"Hayoo habis ngapain kalian.?" Ujar Celina.

"Kok bentar doang Je.? Mana enak,," Celetuk Natasha dengan santainya.

"Jangan ngaco kamu Nat.! Gila aja begituan di dalem mobil.!" Ujarku kesal. Mereka langsung tertawa.
"Kamu aja yang nyetir Nat, aku lagi nggak konsen."
Natasha menurut, dia keluar dan pindah ke depan untuk mengemudi.

"Ada masalah apa sih Je.? Tadi yang di resto mantan pacarnya kak Nicho kan.? Kok kamu malah pergi,," Celina menengok ke belakang untuk menatapku yang saat ini sedang bersender dengan pandangan yang mulai kosong.

"Nanti aja ya aku jelasinnya,,"
Suasana hening. Mereka paham kalau aku sedang butuh waktu untuk menenangkan diri.

Ternyata seperti ini rasanya sakit hati. Sampai detik ini dadaku masih saja terasa sesak dan sakit.
Lagi - lagi aku masih belum percaya dengan kenyataan yang baru saja aku ketahui.
Kenapa kak Fely setega itu pada kak Nicho. Meninggalkan kak Nicho dan menjalin hubungan dengan om Kenzo. Hanya karna untuk biaya pengobatan ibu grace dan hidupnya sendiri.
Kedua tanganku mengepal kuat. Aku semakin benci pada kak Fely.

Aku tidak akan membiarkan hubungan mereka berlanjut. Aku akan merebut om Kenzo darinya, tidak akan aku biarkan om Kenzo menjadi milik kak Fely.! Anggap saja aku membalaskan sakit hati kak Nicho.
Bagaimanapun caranya, aku akan membuat om Kenzo mencintaiku. Aku ingin dia meninggalkan kak Fely secepatnya.!

Lagipula selama ini om Kenzo memperlakukan ku dengan sangat baik. Aku yakin akan mudah untuk mengambil hati om Kenzo. Sebelum hubungan mereka lebih jauh lagi dan aku akan benar - benar kehilangan cinta pertama ku seperti kak Nicho, aku harus bisa merebut om Kenzo dari kak Fely.!

Jahat memang, tapi aku tidak akan peduli.!
Selama ini om Kenzo juga menjalin hubungan dengan ku, yang artinya hubungan mereka mungkin tidak baik - baik saja. Aku akan memiliki lebih banyak peluang untuk mendapatkan om Kenzo.

My SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang