11. Cium Lagi

39.6K 758 4
                                    

"Kamu pegang atm ini, sudah aku isi untuk pembayaran selama tiga bulan." Kata om Kenzo dengan menyodorkan kartu atm padaku.
Tanpa pikir panjang, aku langsung mengambilnya. meskipun aku tidak butuh uang lagi, namun aku ingin membuat om Kenzo yakin jika aku masih membutuhkan uang. Setidaknya aku masih punya alasan untuk menjadi sugar baby.

"Makasih om,,," Ucapku tulus. Om Kenzo hanya tersenyum sembari mengangguk.

Segera ku masukan kartu atm itu kedalam tas.
Aku hendak membuka pintu mobil, namun om Kenzo menahannya. Tiba - tiba saja jantungku bedetak kencang, aku membayangkan om Kenzo akan menciumku. Tapi ternyata dia tidak kunjung mendekat padaku.

"Mana nomor ponsel kamu.? Kalau nggak ada nomor kamu, gimana aku bisa hubungin kamu nanti,," Katanya.

Ya ampun,, aku sampai tidak memikirkan hal itu karna terlalu menikmati kebersamaanku dengan om Kenzo.

"Oh, iya ya. Sini ponsel om,," Aku mengulurkan tangan, meminta ponsel om Kenzo agar aku bisa memasukan nomor ponselku.
Aku langsung mengetik nomor ponselku begitu om Kenzo memberikan ponselnya. Aku menahan senyum saat mengetik nama.

"Sudah om,," Aku memberikan kembali ponsel milik om Kenzo.
Dia mengerutkan kening begitu melihat layar ponselnya.

"Apa ini,,,? jeje cantik.?" Kata om Kenzo, dia membaca nama yang tertera pada kontak nomorku.
"Jangan kepedan kamu. kamu itu jelek,," Katanya lagi.

Mataku melotot begitu om Kenzo mulai mengotak atik layar ponselnya. Tanganku reflek merebut ponsel itu. Om Kenzo berusaha untuk merebutnya lagi, namun aku terus menghindar.

"iihhh,,, kok diganti sih om.? Mana beneran di tulis jelek." Protesku sambil mengerucutkan bibir.

"Kamu itu memang jelek. Kenapa nggak terima dibilang jelek,,," Cibirnya.
Namun tidak aku pedulikan cibiran om Kenzo.

Aku menghapus kata jelek dan menggantinya lagi ke nama awal. Aku langsung memasukan ponsel om Kenzo kedalam saku jaketnya.
"Jangan diganti lagi ya om,,," Pintaku.
Aku mendekat dan mencium singkat pipi om Kenzo. Aku segera mbuka pintu mobil, baru akan menurunkan satu kaki, om Kenzo sudah menarik tanganku.
Dia mencondongkan badannya hingga wajah kami berhadapan. Tangan om Kenzo menutup pintu mobil yang baru aku buka tadi.

Aku mengedipkan mata beberapa kali, melihat om Kenzo yang terus menatapku. Aku menelan kasar salivaku saat om Kenzo mulai mendekat dan menc**m bibirku.
Aku tidak tinggal diam, ini yang aku inginkan sejak tadi. Ku tarik tengkuk om Kenzo dan membalasnya.

Suara dering ponsel milik om Kenzo, membuat c**man panas kami berakhir. Aku menatap kecewa pada om Kenzo. Dia mengambil ponselnya, menatap sekilas pada layar ponselnya dan beralih menatapku.

"Nomor pin nya nanti aku kirim ke ponselmu,,," Katanya.
Om Kenzo membukakan pintu mobil untukku, memintaku untuk segera keluar dari mobilnya. Sementara itu ponsel om Kenzo terus berdering. Namun om Kenzo tidak punya niatan untuk mengangkat panggilan telfonnya di depanku.

Aku mengangguk dua kali.
"Makasih om,, sampai jumpa,,," Aku tersenyum sambil melambaikan tangan, lalu keluar dari mobil om Kenzo. Aku hanya melihatnya tersenyum tipis sebelum aku keluar.

Aku berjalan pelan sembari menunggu mobil om Kenzo berlalu dari sana. Saat ini aku sudah berada didepan rumah yang aku tunjuk tadi. Namun mobil om Kenzo masih terparkir diseberang sana. Tak lama mobil om Kenzo berlalu. Aku tersenyum melihat kepergiannya.
Rasanya aku ingin terus menghabiskan waktu bersama om Kenzo. Entah kapan dia akan memintaku untuk bertemu lagi. Aku harap om Kenzo akan sering memintaku untuk bertemu dengannya.

Aku masuk kedalam rumah dengan senyum bahagia yang terus mengembang di bibirku. Aku menyapa semua semua penjaga dan pelayan yang aku temui dengan senyum ceria. Mereka bahkan terlihat bingung melihat sikapku yang berbeda dari biasanya. Karna setiap hari mereka akan melihatku dengan ekspresi wajah yang datar, tanpa senyum sedikitpun. Tidak ada kebahagiaan yang terpancar di wajahku.

Aku berendam air hangat dalam bathtub. Sambil memainkan busa, aku terus tersenyum memikirkan
Om Kenzo. Dia sudah membuatku sebahagia ini. Peduli apa pada peringatan om Kenzo yang memintaku untuk tidak menggunakan perasaan dalam hubungan di atas kertas ini. Kalaupun suatu saat aku punya perasaan padanya, itu tidak akan jadi masalah untukku.

*

Tidurku nyenyak sekali tadi malam. Bahkan bayangan wajah om Kenzo hadir dalam mimpi indahku. Aku sampai bangun sesiang ini, sudah hampir pukul 10 siang.
Aku mengambil ponselku yang bersering di atas nakas. Ada panggilan vidio dari Natasha, aku langsung mengangkatnya. Posisiku masih rebahan di atas kasur empukku.

"Ya ampun Je,,, kamu baru bangun.? Cape ya abis ngelayanin si papi.? Gimana enak nggak.? Kata Celina, papi kamu ganteng banget." Natasha menyerocos tanpa jeda, cerewat sekali dia.

"Berisik banget sih Nat,,!! Satu - satu kek nanyanya, jangan diborong semua,,!" Keluhku. Natasha hanya tertawa. Ku lihat Natasha sedang menyambungkan panggilan dengan Celina.

"Hayy,,,,," Seru Celina. Dia tertawa lebar diseberang sana. Bahagia sekali dia. Pasti semalam dapat jatah banyak dari si papi. Yang katanya memiliki itu yang besar. Ya ampun,,, ada apa dengan otakku.

"Yang semalem abis main beronde - ronde, girang banget sih,," Celetuk Natasha.
Ternyata aku dan Natasha memiliki pikiran yang sama. Aku kira ada yang salah dengan pikiranku.

"Haha,, nggak usah ngeledek kamu. Bukannya kamu juga abis main. Eh,, kamu juga kan Je,,?" Tiba - tiba Celina menatapku penuh selidik. Sama halnya dengan yang Natasha lakukan padaku tadi.

"Kepo deh,,,!!" Ketusku. Aku sengaja ingin membuat mereka semakin penasaran.

"Tau tuh si Jeje, dari tadi ditanya juga nggak jawab." Timpal Natasha sedikit kesal.

"Bikin penasaran aja kamu Je.! Buruan ceritain dong kamu sama si om ngapain aja semalem,,?" Ucap Celina tidak sabaran.
Bukannya menjawab, aku melah tertawa. Hal itu membuat mereka semakin kesal padaku.

"Kalau mau tau, datang ke mall jam sebelas nanti. Aku tunggu di restoran xxx." Ujarkku.
Sebenarnya itu hanya akal - akalanku saja yang ingin makan dan berkumpul bersama mereka.  Tapi ternyata Natasha dan Celina langsung menyetujui permintaanku. Itu artinya mereka sangat penasaran dengan apa yang aku lakukan dengan om Kenzo.

Aku memakai celana jens warna biru muda, dipadukan dengan kaos lengan pendek yang pas dengan tubuhku. Membuatku terlihat semakin tinggi. Rambut pajangku dibiarkan tergerai. Tak lupa aku memakai sepatu warna putih, juga jam tangan favoritku.
Aku menyambar tas kecil di atas nakas yang sudah aku siapkan tadi. Dengan mengendarai mobilku, aku pergi menuju mall.

Mataku berbinar kala melihat mobil yang aku kenali terparkir disana.
Aku segera masuk ke dalam mall dan menuju restoran yang sudah aku janjikan.
Kedua sahabatku sudah ada disana. Sepenasaran itu mereka, sampai rela datang lebih awal. Mereka langsung heboh begitu melihatku, memanggil dan melambaikan tangan ke arahku. Aku tersenyum, sengaja ku lambatkan langkah untuk membuat mereka semakin kesal. Benar saja, mereka langsung menghampiriku dan menarik tanganku.

"Lama banget sih Je,,!! kita udah nunggu dari tadi." Keluh Natasha. Kami baru saja duduk.

"Gimana Je, udah ehem - ehem kan,,? Enak kan,,? Pasti sakit ya,,?" Celina langsung to the point dengan mencecarku dengan semua pertanyaan itu. Keduanya bahkan menatapku dengan ekspresi wajah yang serius.

"Pesan makanan dulu kek,, aku belum makan nih dari pagi." Kataku santai.

"Ya iyalah, kamu aja bangunnya udah siang.!" Celetuk Natasha.

"Kamu bener - bener ya Je.! Kita udah penasaran setengah mati, kamu malah ngulur - ngulur waktu." Celina terlihat cemberut menatapku. Aku hanya terkekeh menanggapi ucapannya, tidak peduli dengan kekesalan mereka.

Dan pada akhirnya kami memesan makanan lebih dulu. Menyantap makanan yang sudah kami pesan sampai tak tersisa.

"Jadi gimana,,,?" Tanya mereka serempak. Aku meletakan gelas minum yang baru saja aku teguk. Lalu menatap mereka yang begitu serius. Aku mendekatkan wajah pada keduanya, lalu bicara sedikir berbisik.

"Aku sama om Kenzo nggak begituan, cuma,,,"

Aku membulatkan mata begitu melihat seseorang yang baru saja masuk kedalam restoran. Namun setelah itu aku tersenyum lebar.

*****


Selalu tinggalkan like ya😊.

My SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang