Bab 26. Mengikuti

16.7K 487 3
                                    

Aku kembali melajukan mobil saat melihat mobil om Kenzo keluar dari apartemen. Aku membuntutinya dengan jarak yang tidak terlalu dekat, agar om Kenzo tidak melihat mobilku. Om Kenzo pasti akan mengenali mobilku jika dia melihatnya. Aku tidak mau om Kenzo kesal padaku karna sudah lancang mengikutinya.
Padahal aku sadar, om Kenzo sudah menikah atau belum, semua itu bukan urusanku. Tapi aku terlalu penasaran dengan kehidupan pribadi sugar daddy ku. Sugar daddy yang terlampau baik dan perhatian padaku hingga membuatku nyaman.

Aku terus menyeimbangkan om Kenzo yang semakin kencang melajukan mobilnya. Aku tidak boleh kehilangan jejak om Kenzo, agar aku bisa tau ada hubungan apa om Kenzo dengan wanita yang bernama Felicia itu. Rasa penasaranku tidak bisa dipendam terlalu lama. Aku ingin cepat - cepat mengetahui kehidupan pribadi om Kenzo. Ya, hanya sekedar ingin tau saja. Karna apa pun status om Kenzo, aku hanyalah sugar baby nya. Kedekatan kami akan berakhir dalam waktu kurang dari 11 bulan lagi.

Aku terpaksa mengerem mendadak karna tiba - tiba ada mobil yang menyalip hingga berada didepanku. Aku jadi tidak bisa melihat mobil om Kenzo.

"Ya ampun..!!" Keluhku kesal dengan kepalan tangan yang memukul stir. Aku kehilangan jejak om Kenzo.  Meski aku berusaha menyalip lagi mobil di depanku, tetap saja mobil om Kenzo sudah tidak terlihat lagi. Entah belok kemana mobil om Kenzo.

Aku menghela nafas berat. Merasa kesal karna tidak bisa membuntuti om Kenzo. Aku jadi tidak tau ada hubungan apa om Kenzo dengan wanita yang akan dia temui. Sulit sekali rasanya untuk tau tentang kehidupan om Kenzo. Apa aku harus bertanya pada mama atau papa.? Bukankah mereka rekan bisnis. Mama dan papa pasti tau tentang kehidupan pribadi om Kenzo.

Tidak. Mereka pasti akan curiga jika tiba - tiba aku bertanya pada mereka tentang rekan bisnisnya. Karna sejak dulu aku tidak pernah mau tau tentang dunia mereka, apa lagi dengan rekan bisnisnya. Yang ada mereka mungkin akan mencecarku dengan banyak pertanyaan yang sulit untuk aku jawab.

***

Aku dan kedua sahabat girangku pergi ke kantin saat jam istirahat. Celina sengaja menarikku dan Natasha, mengajak kami duduk di sudut kantin yang lumayan sepi. Aku tau tujuan Celina membawaku kemari. Sejak kemarin dia yang paling penasaran dengan kegiatanku bersama om Kenzo. Terlebih aku bilang padanya kalau aku menginap di apartemen om Kenzo.

Aku sengaja tidak menjawab pertanyaan Celina di grup chat. Untuk apa lagi kalau bukan untuk membuat mereka penasaran setengah mati. Biar mereka merasakan bagaimana tersiksanya orang yang penasaran.
Karna mereka juga selalu membuatku penasaran dengan menceritakan adegan ranjang yang panas dengan berbagai gaya. Sedangkan sampai saat ini aku belum pernah merasakannya.

Bahkan sejak keduanya melihatku di parkiran tadi pagi, mereka langsung mencecarku dengan banyak pertanyaan. Aku hanya tersenyum namun terus bungkam. Enggan menjawab pertanyaan mereka. Aku bisa merasakan keduanya tidak konsentrasi saat pelajaran tadi. Pasti karna mereka penasaran.
Padahal mereka yang lebih dulu merasakannya,kenapa harus penasaran padaku dan ingin aku menceritakan bagaimana rasanya.

"Please deh Je.! Jangan bikin kita kesel gara - gara penasaran. Buruan ceritain sama kita, kalian pasti udah ehem - ehem kan,,?" Cecar Celina, dia bahkan sampai mendekatkan wajahnya ke arahku.

"Kepo yah,,?" Aku menggoda mereka dengan seulas senyum yang ku tahan. Dengan santainya aku menyeruput jus alpukat didepanku. Tidak ku hiraukan mata keduanya yang hampir meloncat saat menatapku.

"Iissh..!! Sialan kamu Je.!" Celina menonyor pundakku. Bisa ku lihat dia semakin kesal saja.

"Tau nih, nggak asik banget kamu Je." Natasha tak kalah kesal padaku.

Aku harus bicara apa pada mereka.? Tidak mungkin aku jujur kalau om Kenzo dan aku belum melakukan pergulatan panas seperti yang mereka bayangkan. Mereka pasti akan semakin yakin kalau om Kenzo tidak normal. Bisa - bisa mereka akan meledekku, atau mungkin memaksaku untuk mencari sugar daddy yang lain.

"Lagian kalian ngapain sih penasaran banget. Kalian kan udah pernah ngerasain.! Kenapa malah minta diceritain sama aku. Tentu saja rasanya sama kayak yang pernah kalian rasakan pertama kali,,"
Sengaja aku bicara panjang lebar. Aku juga mengingatkan keduanya saat pertama kali melakukan hal itu dengan pacar mereka masing - masing. Aku berharap mereka tidak lagi mendesakku untuk menceritakan kegiatanku dan om Kenzo. Karna kami belum pernah melakukannya sampai detik ini.

"Yaelah Je,,, kita kan cuma pengan tau, menurut kamu rasanya gimana. Enak nggak goyangan si om,,," Ledek Natasha. Aku langsung melotot dan mencubit pahanya. Bisa - bisanya Natasha membahas goyangan om Kenzo. Otak kotorku jadi membayangkannya.

"Aawww,,, sakit Je.!" Keluhnya sembari mengusap paha berulang kali.

"Lagian punya mulut main ceplos aja. Kamu pikir om Kenzo lagi dengerin dangdut, pake goyang - goyang segala,,,!" Elak ku.

"Dangdut mah nggak ada apa - apanya Je. Kalo udah nancep, goyangannya ngalahin pas lagi dengerin dangdut." Celuk Celina dengan lantang.
Kini giliran Celina yang mendapat cubitan dariku. Mulut Celina memang lebih parah di antara kami bertiga. Dia dalang diatas dalang, penyebab Natasha jadi tidak punya filter dalam bicara.

"Kalian tuh kebanyakan di goyang.! Jadi geser otaknya,," Aku sedikit mencebikkan bibir setelah mengatakannya.

"Sekarang aja ngeledekin kita, nanti kalo udah ketagihan baru tau rasa,,,!" Ujar Natasha ketus, namun setelah itu dia terkekeh sendiri.
"Kayak kita,,, iya nggak Cel." Sambungnya lagi sambil melirik Celina.

"Jelas,,,,!" Sahut Celina cepat. Kemudian keduanya tertawa bersama. Sedangkan aku hanya diam dengan bayangan kotor yang terus menari - nari di kepalaku. Bayangan akan kegiatan panas yang biasa aku dan om Kenzo lakukan. Padahal kami bisa saja melakukannya sejak jauh - jauh hari. Tapi entah kenapa om Kenzo selalu menahannya, meski aku sudah terang - terangan mau untuk melakukan hubungan itu.

Lamunanku buyar saat ponsel di dalam saku bajuku bergetar. Aku segera mengambilnya dan membuka chat yang baru saja masuk.
Aku lupa habis mimpi apa tadi malam, sampai mendapat chat dari om Kenzo di hari senin seperti ini. Om Kenzo kembali meminta untuk bertemu denganku setelah aku pulang sekolah nanti. Padahal kami baru saja bertemu kemarin, menghabiskan malam bersama.

Hatiku seperti dipenuhi bunga - bunga yang bermekaran. Tanpa sadar aku terus mengembangkan senyum sambil membalas chat dari om Kenzo. Aku jadi gede rasa, bahkan terlalu percaya diri jika om Kenzo begitu menyukai ku. Tidak peduli suka dalam hal apa. Entah suka dalam bercumbu denganku, atau suka dengan masakanku dan celotehku yang tidak jelas, yang pasti aku sangat senang saat ini.

Aku sempat berfikir jika om Kenzo akan menghubungiku sabtu nanti, seperti yang biasa dia lakukan. Tapi ternyata dia memintaku untuk kembali bertemu secepat ini. Aku benar - benar tidak sabar bertemu dengan om Kenzo lagi.
Rasa nyaman dan tenang berada di dekat om Kenzo, membuatku ingin terus berada disisinya.

*

Langkah yang terasa ringan saat memasuki gedung apartemen om Kenzo, membuatku berjalan lebih cepat. Bayangan akan kebersamaanku dengan om Kenzo, seperti memberikan energi tersendiri untukku.

Senyum manis aku lemparkan pada om Kenzo yang baru saja membuka pintu. Om Kenzo masih memakai celana dan kemeja lengan panjang, dengan dasi yang masih terpasang.
Sepertinya om Kenzo baru saja sampai di apartemennya.

"Hai om,,,," Aku begitu ceria menyapanya.
Om Kenzo membalas senyumku, senyum yang terlihat dipaksakan dengan gurat kesedihan diwajahnya. Aku baru menyadari saat ini, om Kenzo terlihat sedang memiliki masalah.

"Masuk Je,,," Ujarnya sembari memberiku jalan untuk masuk.
Aku memperhatikan ruang tamu, jas milik om Kenzo tergeletak di sofa, sepatunya pun masih ada di ruang tamu.

"Om Ken mau minum,,,?" Tawarku pada om Kenzo yang baru saja duduk di sofa. Karna aku tidak melihat ada minuman di atas meja. Om Kenzo pasti belum minum sejak sampai di apartemen.

"Sini,,," Bukannya menjawab, om Kenzo malah memanggilku sambil menepuk pahanya.

****


Jangan bikin deg - deg ser kamu om😁

My SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang