Bab 42

7.9K 208 5
                                    

Yang mau baca versi lengkapnya bisa ke apk noveltoon.
Nama akun : Clarissa icha
Judul : My Sugar

*****

Deburan ombak yang beraturan semakin membuat hati ini terasa jauh lebih tenang. Hembusan angin bertiup kencang, begitu sejuk untuk dirasakan.
Terlebih hadirnya seseorang yang kini ikut duduk di sampingku. Menambah keteduhan dan ketentraman dalam jiwa. Aku tersenyum padanya saat dia menyodorkan satu buah kelapa muda padaku. Tangan ini terasa ringan mengambilnya.

Seulas senyum di kembangkan dari wajah tampannya. Semakin hari, aku merasa laki - laki baik ini terlihat semakin tampan dan mempesona. Apa seperti ini rasanya jatuh cinta.? Kenapa dia terlihat begitu sempurna. Tidak ada celah sedikitpun untuk bisa melihat kekurangannya.
Fisiknya, sikapnya yang begitu perhatian dan lembut, membuat hati ini bertambah menggilainya.
Ya Tuhan,,, sanggupkah aku mengambil hatinya.
Atau sanggupkah aku jika kehilangannya.

Aku mengalihkan pandangan, tidak mampu rasanya berlama - lama menatap wajah tampan itu. Karna jantungku terus berdetak kencang dan hanya membuatku jadi gerogi.

"Om,,," Aku memanggilnya dengan suara lirih, mataku terus lurus menatap hamparan air laut yang terus menggulung.

"Kamu boleh tanya apapun,,"
Aku langsung menatap om Kenzo. Dia membuatku heran karna dia seperti bisa menebak apa yang ada di dalam pikiranku. Aku memang berniat untuk menanyakan sesuatu yang bersifat pribadi padanya. Namun aku ragu. Setelah mendengar ucapakan om Kenzo, keraguanku hilang begitu saja.

"Beneran om.? Aku boleh tanya apapun.?" Ujarku antusias. Om Kenzo mengangguk sembari tersenyum kecil. Aku semakin semangat saja untuk bertanya padanya.

"Cincin itu,,," Aku menunjuk cincin di jari manis om Kenzo. Aku lihat kedua matanya juga menatap ke jarinya.
"Om udah nikah atau baru tunangan.?"
Pertanyaanku membuat om Kenzo beralih menatap ku.

"Cincin ini nggak penting,," Ujarnya datar. Om Kenzo tidak lagi bicara.

Jawaban macam apa itu.? Yang aku tanyakan, dia sudah menikah atau tunangan. Kenapa hanya menjawab seperti itu.?
Kalau tidak penting, kenapa terus di pakai.!
Aku sedikit kesal, namun merasa senang juga karna om Kenzo menganggap cincin itu tidak penting. Apa artinya dia menganggap jika hubungannya dengan kak Fely tidak berarti?
Aku bersorak dalam hati. Semoga aku bisa secepatnya merebut om Kenzo.

"Bukan itu om pertanyaanku. Om udah nikah apa baru tunangan.?" Aku kembali bertanya untuk mendapatkan kejelasan. Karna jawaban om Kenzo belum sepenuhnya membuatku puas.

"Kamu boleh tanya apapun, tapi aku nggak harus menjawabnya,," Katanya dengan santai.

Aku langsung mencubit pinggang om Kenzo.
"Iihh,, ngeselin banget sih om.! Itu sih sama aja bohong. Percuma dong aku tanya kalau nggak dijawab." Keluhku dengan bibir yang mencebik seperti moncong bebek.

Om Kenzo tertawa melihat ekspresi wajahku yang mungkin sangat lucu di matanya.
"Tambah jelek kalo kaya gini,,," Om Kenzo menarik hidungku sambil terus terkekeh.

"Tambah jelek apa tambah gemesin om.?" Kataku lalu menyengir kuda.

"Mulai kepedean.!" Tangan om Kenzo mengacak bebas rambutku. Aku balas menggelitik pinggangnya tanpa henti. Badan om Kenzo bergerak ke kanan dan kiri sembari tertawa karna menahan geli.

"Awas kamu.!" Ujarnya sembari mengunci kedua tanganku. Aku mulai panik menatap nya.

"Ampun om, jangan gelitikin pleaseee. Nggak kuat aku, nanti kalo aku pipis gimana.?" Ucapku dengan wajah memelas.

"Tinggal ganti nanti,," Aku melotot menatapnya.

"Iihh jangan gitu om, aku serius. Nggak lucu kalo aku ngompol disini,,!" Rengekku sambil terus berusaha melepaskan tangan dari genggaman om Kenzo.
"Omm,,," Aku masih saja merengek.

My SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang