Bab 41

8.1K 230 7
                                    

Setelah mengetahui jika ada hubungan antara om Kenzo dan kak Fely, keinginanku untuk memiliki om Kenzo justru semakin kuat. Mulai saat ini aku akan jadi orang yang egois demi merebut om Kenzo dari kak Fely. Jika bukan kak Fely yang menjalin hubungan dengan om Kenzo, mungkin aku tidak akan merebutnya.

Rasa cemburu dan sakit hatiku pada kak Fely, yang akhirnya membuatku berfikir untuk mengambil om Kenzo.
Ya,,, jujur saja aku sangat cemburu karna kak Fely yang menjadi wanita spesial di hidup om Kenzo. Aku juga sakit hati padanya karna dia sudah membuat kak Nicho hancur.

Aku menunggu om Kenzo di seberang rumahku seperti biasa. Sore ini kami akan ke pantai. Tidak sabar rasanya menghabiskan waktu berlibur bersama om Kenzo walaupun hanya 1 malam.
Namun aku takut, takut jika om Kenzo meminta haknya.

Entah kenapa setelah mengetahui om Kenzo memiliki hubungan dengan kak Fely, aku jadi berfikir ulang untuk menyerahkan kesucian ku pada om Kenzo. Bagaimana jika nanti akhirnya aku tidak bisa merebut om Kenzo.? Aku akan kehilangan kesucian dan om Kenzo yang selamanya akan bersama kak Fely. Aku tidak mau kalau sampai itu terjadi.
Padahal sejak awal aku sudah ingin melakukannya, aku tidak pernah mengira bahwa kak Fely yang menjadi wanita om Kenzo.

Aku berusaha untuk bersikap seperti biasa. Aku tersenyum tulus saat om Kenzo membukakan pintu mobilnya untukku.
"Sore om,,,," Sapaku ramah. Meskipun aku sempat kesal pada om Kenzo, namun hanya dengan melihat matanya yang berbinar itu, aku lupa begitu saja pada kekesalanku padanya.

"Udah ijin sama orang tua kamu,,?"
Sembari bertanya, om Kenzo masih sempat mengusap kepalaku. Kegiatan itu yang kadang membuatku terbawa suasana. Mungkin sepele hanya mengusap rambut atau kepala, namun aku jadi merasa kalau om Kenzo sayang padaku.
Karna kak Nicho juga begitu, dia selalu mengusap kepalaku sebagai bentuk sayang seorang kakak pada adiknya. Bukan tidak mungkin jika om Kenzo juga menaruh sayang padaku. Terlebih tatapan matanya yang berbinar, seakan banyak cinta di dalamnya.

"Udah dong om. Mereka nggak pernah ngelarang aku pergi, bahkan mau menginap seminggu pun mereka nggak pernah mempermasalahkan itu."
Jawabku jujur. Om Kenzo hanya mengulas senyum tipis, lalu mulai melajukan mobilnya.

"Tapi kamu hebat,," Dia memuji dengan tangan yang kembali mengusap kepalaku dengan setengah mengacaknya.

Aku menatap bingung pada om Kenzo.
"Hebat kenapa om,?"

"Kamu bisa menjaga diri walaupun orang tua kamu membebaskan pergaulan kamu. Memang sudah seharusnya seperti itu. Toh apa yang kamu jaga, untuk kebaikan kamu sendiri,,,"
Om Kenzo kembali fokus menyetir setelah sempat melirikku sekilas.

"Tapi saat ini aku sudah salah om. Aku sudah jadi sugar baby nya om Ken. Dan sekarang om pasti akan meminta itu kan,,,?" Aku sengaja memancing om Kenzo, karna aku juga penasaran apa yang membuat om Kenzo sampai mengajakku berlibur. Jika bukan karna ingin meminta haknya, lalu apa.?
Sedangkan dia pernah bilang padaku "nanti ada waktunya" melakukan hubungan terlarang itu, apa mungkin sekarang waktunya.?

Tawa kecil yang keluar dari mulut om Kenzo, membuatku semakin bingung menatapnya.
"Kata siapa kita pergi buat begituan.? Makanya punya pikiran jangan mesum terus,," Ledek om Kenzo, dia menjentikan jarinya ke pelipis ku.

"Awww,, sakit om.!" Keluhku sembari memanyunkan bibir padanya.

"Jangan lebay, pelan begitu mana sakit. Sakit itu kalau di jebol nanti,," Selorohnya lalu terkekeh.
Aku semakin melotot padanya. Bisa melucu juga dia.

Aku melirik om Kenzo yang saat ini diam dan fokus menyetir. Sebenarnya banyak yang ingin aku tanyakan padanya perihal hubungannya dengan kak Fely. Aku rasa om Kenzo tidak tau jika kak Fely adalah mantan pacar kak Nicho. Orang yang beberapa kali aku ceritakan padanya. Bagaimana jika om Kenzo tau akan hal ini.?
Tapi sepertinya akan muncul masalah baru jika menceritakan hubungan rumit ini dengan om Kenzo.
Mungkin sebaiknya aku juga pura - pura tidak tau tentang hal ini.

My SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang