Bab 44

14.1K 262 12
                                    

Sudah tamat di aplikasi noveltoon (200 bab) .
Nama akun : Clarissa icha
Judul : My Sugar

*****

"Bangun Je,,,"

Aku menggeliat, tapi mataku masih rapat terpejam. Sejak tadi memang samar - samar aku mendengar suara yang terus mencoba untuk membangunkanku. Namun karna masih sangat mengantuk, suara mama bagaikan angin lewat saja bagiku. Setelah itu aku akan kembali terlelap. Masuk ke alam mimpin yang seakan menjadi zona ternyamanku.

"Jeje masih ngantuk mah,,," Gumamku. Dengan mata yang masih terpejam, tanganku mencoba meraba guling dan mendekapnya erat. Memang paling enak kalau tidur sambil memeluk guling. Apalagi kalau gulingnya sangat wangi seperti ini. Tidur ku akan semakin nyenyak saja.

Merasa guling dalam dekapan ku bergerak, aku langsung memberingsut untuk menjauh. Dengan jantung yang berdetak kencang karna kaget sekaligus takut, aku menatap guling itu dengan samar. Pandangan mataku masih terasa berkabut karna baru saja bangun.

"Ya ampun om.! Kenapa om tidur di kamarku.?" Tanyaku panik. Om Kenzo terlihat santai berbaring dengan posisi menyamping, menghadap ke arahku. Dia seperti menahan tawa melihatku yang sedang panik.

"Pelupa kayak gini pengen cepet nikah.? Nanti baru sehari nikah, bisa - bisa kamu nggak inget kalau udah nikah."
Aku diam mencerna ucapan om Kenzo.

"Ayo bangun, kita harus pulang satu jam lagi,," Om Kenzo akan beranjak, aku segera menahan tangannya. Aku baru ingat sekarang, kalau saat ini aku dan om Kenzo sedang berlibur dan kami tidur satu ranjang. Bahkan tadi malam aku memeluknya dengan sangat erat sebelum akhirnya terlelap.

"Nggak bisa di tunda jadi dua jam lagi om.?" Tawarku dengan nada memohon.
Kami baru saja datang kemarin sore, dan pagi - pagi begini sudah harus pulang. Tentu saja aku tidak rela. Rasanya baru sebentar menghabiskan waktu bersama om Kenzo, tapi sudah harus berakhir saja.
Waktu terasa berlalu sangat cepat jika berada di sampingnya.

Om Kenzo tersenyum tipis, dia membelai lembut pipiku dengan sebelah tangannya lagi. Aku sempat memejamkan mata saat tangan om Kenzo menyentuh kulitku, nyaman sekali rasanya. Juga menghantarkan gelayar yang terasa hangat hingga kedalam hatiku.

"Nanti kita liburan lagi selesai kamu wisuda. Aku harus berangkat ke Singapur jam sepuluh Je." Ucapnya dengan suara yang amat lembut. Saking lembut nya, aku sampai meleleh hingga terus menatap om Kenzo tanpa berkedip.
"Ayo bangun, kita mandi dulu,," Katanya lagi.

Dasar otakku.! Hanya karna mendengar kata 'kita mandi dulu'', pikiranku jadi melayang kemana - mana. Jantungku pun berdetak kencang, entah kenapa aku jadi semangat sekali.

"Ma,,mandi bareng, om,,?" Tanyaku lirih.
Om Kenzo tidak bisa menyembunyikan tawanya. Dia terbahak - bahak namun masih tetap terlihat cool dan tampan. Entah apa yang membuat om Kenzo menertawakanku begitu renyah. Apa ada yang salah dengan ucapanku.? Atau mungkin ekspresi wajahku sangat lucu.?

"Kok ketawa sih om.? Ada yang lucu.?" Sambil bertanya, aku terus menatapnya yang masih saja tertawa. Aku sangat senang setiap kali melihatnya tertawa tanpa beban seperti itu.

"Kenapa ada bayi semesum ini,,?" Ujarnya sambil menarik gemas hidungku. Kemudian langsung turun dari ranjang. Aku reflek mengikuti om Kenzo.

"Mau ngapain kamu.? Ada kamar mandi lagi di kamar sebelah dan bawah,," Katanya setelah berbalik badan. Aku menyengir kuda padanya.

"Mau bareng sama om aja,," Entah setan apa yang mendorongku sampai berani meminta untuk mandi bersama om Kenzo. Lagipula kami sudah pernah mandi bersama waktu itu. Apa salahnya kalau sekarang kami juga mandi bersama. Toh om Kenzo tidak akan melakukan sesuatu yang melampaui batas padaku.

My SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang