➵➵➵➵➵➵➵❂➵➵➵➵➵➵➵
WHITE ITU LAKI-LAKI YANG MUDAH CEMBURU. Tentu saja dia sadar akan hal itu! Contohnya sekarang, dia melihat [Name] yang terlihat nyaman sekali berbicara dengan Aguero. Memang sih, mereka berdua sama-sama berposisi sebagai Light Bearer, jadi secara garis besar, mereka berbicara tentang strategi yang hendak digunakan untuk membantu Bam menghadapi Kallavan.
Tapi tetap saja White merasa tidak suka.
Dan... cemburu.
Dia besar di sebuah lingkungan yang bisa dibilang tidak baik-baik saja. Sejak kecil, White selalu mendambakan pengakuan dari ayahnya. Tapi sayangnya, sekeras apapun dia berusaha, sang ayah hanya memberikan tatapan dingin padanya.
Dia masih ingat kata-kata beliau puluhan dasawarsa yang lalu.
"Di sini, di Lantai 100. Lantaiku, keluargaku, mereka membuat bangunan dan memujaku. Di antara 10 Keluarga, hanya Ha dan Khun yang bisa menyaingi kehebatan pedang Keluarga Arie. Jadi Nak, tak peduli seberapa keras kau berusaha, mustahil bagimu melampaui Ayahmu ini. Dari semua pelayan, istri dan anak-anak dari Keluarga Arie yang tak terhitung jumlahnya. Daging, tulang, dan darah mereka telah dikumpulkan untuk menciptakan satu-satunya pedang hebat Arie. Dan di atas semua itu, aku, Ayahmu adalah seorang Penguasa Menara."
White mengepalkan tangannya ketika kenangan itu kembali menyeruak ke dalam ingatannya.
Dia memejamkan matanya dan menghela napas.
"Nak, kalau kau berharap ingin menjadi bagian dari pedang itu, maka tumbuh dan korbankan lah dirimu di tanganku. Tapi kalau kau benar-benar ingin melampauiku, pergilah dari sini. Pergi dan kembalilah sebagai iblis."
Kata-kata tajam itu tidak hanya mengguncang perasaannya, tapi juga menghancurkan seluruh impian yang telah dibangun olehnya sejak lama.
Inferiority Complex.
Walau tidak ditujukan secara gamblang, tapi ada beberapa saat dia merasa lebih rendah dari orang lain.
Konsep pokok atau konstruksi utama perasaan yang lemah dan tidak berdaya timbul dan berkembang karena pengalaman hidupnya, terutama sikap dingin dan kasar yang selalu ditujukan sang ayah padanya.
Yah... ada beberapa saat dia dikuasai oleh perasaan banyak kekurangan dan tidak sempurna.
Pertama saat berhadapan dengan Irregular bersurai cokelat, Bam ke-25. Dia selalu bertanya-tanya, kenapa tatapan itu tidak pernah berubah? Sorot mata penuh tekad dan harapan yang dulu pernah ada dalam dirinya tapi telah hilang seiring berjalannya waktu. Kenapa Bam masih memiliki semua itu bahkan setelah melewati banyak peristiwa yang menghancurkannya berulang kali? Kenapa White tidak bisa?
Kenapa...
Kenapa dia tidak bisa?
Dan sekarang perasaan itu kembali lagi. Perasaan rendah diri yang begitu kontras ketika melihat bagaimana caranya bersikap.
[Name] dan Aguero...
Mereka terlihat cocok, pasti [Name] menyukainya. Aguero tahu cara bersikap lembut dan memberi dukungan verbal.
Tidak sepertinya dirinya.
Tidak seperti dirinya...
Bagaimana kalau [Name] menyukai Aguero?
White membuka kelopak matanya dan menyaksikan saat Aguero menepuk pelan kepala [Name]. White menatap tajam Aguero, dia kesal, White tidak suka miliknya disentuh orang lain. Apalagi [Name] juga terlihat nyaman-nyaman saja ketika Aguero melakukannya.
Apa-apaan sih si Bocah Biru itu? Membuat kesal saja.
White ingin sekali bilang pada [Name] kalau dia cemburu. Tapi tentu saja dia tidak akan mau melakukannya. Harga dirinya akan terluka. White lebih baik mati dari pada bilang hal memalukan seperti itu.
"Kallavan terlalu kuat, dan Pasukan Pertahanan Tembok tidak berpihak pada kita. Pertarungan ini... akan sulit." Bam tiba-tiba berbicara yang membuat perhatian terfokus padanya.
"Yah, bukannya sudah diperkirakan sejak awal? Jangan terlalu dipikirkan." Aguero yang merasa dirinya ditatap tajam oleh seseorang menjatuhkan pandangannya ke White. Aguero menaikkan sebelah alisnya. Dia kenapa sih? Dari tadi natap ke sini terus.
Aguero mengerjapkan matanya. Menyadari sesuatu, dia diam-diam menampilkan senyum licik. Laki-laki bersurai biru itu mengikis jarak di antara mereka dan mengalungkan lengannya di bahu [Name].
White membelalakkan matanya ketika melihat pemandangan tersebut. Tanpa sadar laki-laki berdarah Arie itu mengeluarkan aura membunuh.
[Name] yang sadar akan hal itu berdecak dan melepaskan rangkulannya dari Aguero dan berjalan ke arah White.
"Kau kenapa?" [Name] bertanya setelah dia memposisikan dirinya duduk di samping si laki-laki putih.
White membuang muka, tidak menjawab pertanyaan gadis di sampingnya.
[Name] mendengkus ketika melihat tingkah kekanakannya. "Kau cemburu?"
"Hah? Kenapa coba aku cemburu?!"
"Lalu kenapa wajahmu seperti itu?"
"Wajahku memang seperti ini!"
Mereka mulai melempar kata-kata kasar satu sama lain. Hatz dan Rak mengabaikan situasi saat ini, sedangkan Aguero yang mendengar itu langsung menutup telinga Bam.
"Kau jelas-jelas cemburu! Jangan bohong, kue beras putih!"
Mata White membulat mendengar nama panggilan yang diberikan oleh si Guide yang-entah-siapa-namanya dan sekarang keluar dari mulut gadis yang dia sukai.
"Jangan memanggilku dengan nama pangggilan bodoh itu! Lagi pula aku tidak cemburu walaupun si Bocah Biru itu selalu menempel padamu!"
Gotcha!
[Name] tersenyum penuh kemenangan.
White cepat-cepat menutup mulut setelah menyadari dia secara tidak sengaja menumpahkan isi hatinya.
"Terserah!" White berdiri dari tempat duduknya dan mendekati Hatz. [Name] menyaksikan bagaimana White memamerkan kemampuan berpedangnya kepada laki-laki bersurai hitam.
"Dasar Putih Sialan!"
_____________________________________
__________________________
________________
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗻𝗲𝗼𝗻 𝗺𝗼𝗼𝗻 • ᥫ᭡ 𝗍𝗈𝗀 𝗈𝗇𝖾-𝗌𝗁𝗈𝗍𝗌
Fanfiction❝𝗜𝗙 𝗬𝗢𝗨 𝗟𝗢𝗦𝗘 𝗬𝗢𝗨𝗥 𝗢𝗡𝗘 𝗔𝗡𝗗 𝗢𝗡𝗟𝗬, 𝗧𝗛𝗘𝗥𝗘'𝗦 𝗔𝗟𝗪𝗔𝗬𝗦 𝗥𝗢𝗢𝗠 𝗛𝗘𝗥𝗘 𝗙𝗢𝗥 𝗧𝗛𝗘 𝗟𝗢𝗡𝗘𝗟𝗬.❞ 𝐒𝐔𝐌𝐌𝐀𝐑𝐘 ༄ ╰┈➤ a bunch of ToG one-shots filled with fluff, angst, etc. status; 𝗼𝗻 𝗵𝗼𝗹𝗱 ::::: :𝕋�...